Lewat Yayasan Ini, Kartika Soekarno Bantu Anak-anak di Daerah Terpencil
A
A
A
JAKARTA - Sejak berdiri pada 1998, Yayasan Kartika Soekarno Foundation (KSF) telah membantu 55 ribu anak dan merevitalisasi lebih dari 290 posyandu, 230 pendidikan anak usia dini (PAUD), serta melatih 1.240 kader posyandu di seluruh wilayah Tanah Air.
Yayasan KSF dirikan oleh Kartika Soekarno, putri Presiden Pertama Indonesia Soekarno dan Dewi Soekarno. Misinya meningkatkan kesehatan dan pendidikan bagi ibu dan anak-anak di daerah perdesaan dan terpencil di Indonesia.
"Kegiatan KSF didasarkan atas semangat gotong royong, adat istiadat, swadaya masyarakat dan kesukarelaan yang diadopsi secara luas oleh masyarakat desa di Indonesia," kata Kartika Soekarno dalam siaran persnya kepada SINDOnews, Jumat (15/11/2019).
Hampir satu per empat dari anak-anak Indonesia mengalami kekurangan gizi dengan 34% di antaranya yang terhambat pertumbuhannya. KSF memfokuskan perhatian pada 1.000 hari pertama kehidupan anak karena di usia ini merupakan waktu penting untuk perkembangan otak dan pembentukan sikap anak.
Menurut Kartika, penting sekali untuk memperhatikan “masa keemasan” ini karena secara ilmiah telah terbukti bahwa hal tersebut memiliki dampak langsung pada masa dewasa.
Dia mengatakan, mustahil untuk memulihkan kembali potensi pertumbuhan dan perkembangan anak yang hilang di kemudian hari.
"Awal yang baik adalah melalui program pengembangan pendidikan anak usia dini (PAUD) yang penting sekali untuk produktivitas generasi masa depan. KSF membantu menyediakan pelatihan guru-kader, peralatan penunjang posyandu, alat permainan edukatif (APE), dan buku kesehatan ibu/anak (buku KIA)," tuturnya.
Setelah pelatihan selesai, kata dia, para kader diberikan seragam KSF untuk membantu meningkatkan dedikasi, kebanggaan, dan integritas, selaras dengan prinsip gotong royong masyarakat.
Selama ini KSF telah bekerja dengan Kedutaan Besar Norwegia, Selandia Baru, Jepang, dan Australia, serta telah menerima dana hibah dari Selandia Baru dan Jepang beberapa kali.
KSF telah bekerja di 11 kota di Solok, Jakarta-Pusat, Kebumen, Blitar, Trenggalek, Gresik, Surabaya, Banyuwangi, Gianyar, Sumba Barat dan Sumbawa. KSF mencari kabupaten yang jujur dan pekerja keras, membentuk kerja sama strategis dengan politikus seperti Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Bupati Gianyar I Made Agus Mahayastra, dan dengan Bapak Djarot Saiful.
KSF telah bekerja sama dengan Djarot saat menjabat Wali Kota Blitar dan Wakil Gubernur Jakarta. Pendekatan KSF dalam bekerja sama berdampingan dengan pemerintah daerah semakin memperkuat strategi bottom-up KSF.
"Visi KSF adalah bekerja sama dengan lebih banyak kabupaten dan memperluas kemitraannya. Di tahun 2020, beberapa acara akan berlangsung di antaranya pameran kegiatan KSF, gala dinner KSF bersama Auguste Soesastro dan Warwick Purser’, serta upacara serah terima hibah Jepang di Sumbawa, Nusa Tenggara Timur," tuturnya.
Yayasan KSF dirikan oleh Kartika Soekarno, putri Presiden Pertama Indonesia Soekarno dan Dewi Soekarno. Misinya meningkatkan kesehatan dan pendidikan bagi ibu dan anak-anak di daerah perdesaan dan terpencil di Indonesia.
"Kegiatan KSF didasarkan atas semangat gotong royong, adat istiadat, swadaya masyarakat dan kesukarelaan yang diadopsi secara luas oleh masyarakat desa di Indonesia," kata Kartika Soekarno dalam siaran persnya kepada SINDOnews, Jumat (15/11/2019).
Hampir satu per empat dari anak-anak Indonesia mengalami kekurangan gizi dengan 34% di antaranya yang terhambat pertumbuhannya. KSF memfokuskan perhatian pada 1.000 hari pertama kehidupan anak karena di usia ini merupakan waktu penting untuk perkembangan otak dan pembentukan sikap anak.
Menurut Kartika, penting sekali untuk memperhatikan “masa keemasan” ini karena secara ilmiah telah terbukti bahwa hal tersebut memiliki dampak langsung pada masa dewasa.
Dia mengatakan, mustahil untuk memulihkan kembali potensi pertumbuhan dan perkembangan anak yang hilang di kemudian hari.
"Awal yang baik adalah melalui program pengembangan pendidikan anak usia dini (PAUD) yang penting sekali untuk produktivitas generasi masa depan. KSF membantu menyediakan pelatihan guru-kader, peralatan penunjang posyandu, alat permainan edukatif (APE), dan buku kesehatan ibu/anak (buku KIA)," tuturnya.
Setelah pelatihan selesai, kata dia, para kader diberikan seragam KSF untuk membantu meningkatkan dedikasi, kebanggaan, dan integritas, selaras dengan prinsip gotong royong masyarakat.
Selama ini KSF telah bekerja dengan Kedutaan Besar Norwegia, Selandia Baru, Jepang, dan Australia, serta telah menerima dana hibah dari Selandia Baru dan Jepang beberapa kali.
KSF telah bekerja di 11 kota di Solok, Jakarta-Pusat, Kebumen, Blitar, Trenggalek, Gresik, Surabaya, Banyuwangi, Gianyar, Sumba Barat dan Sumbawa. KSF mencari kabupaten yang jujur dan pekerja keras, membentuk kerja sama strategis dengan politikus seperti Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Bupati Gianyar I Made Agus Mahayastra, dan dengan Bapak Djarot Saiful.
KSF telah bekerja sama dengan Djarot saat menjabat Wali Kota Blitar dan Wakil Gubernur Jakarta. Pendekatan KSF dalam bekerja sama berdampingan dengan pemerintah daerah semakin memperkuat strategi bottom-up KSF.
"Visi KSF adalah bekerja sama dengan lebih banyak kabupaten dan memperluas kemitraannya. Di tahun 2020, beberapa acara akan berlangsung di antaranya pameran kegiatan KSF, gala dinner KSF bersama Auguste Soesastro dan Warwick Purser’, serta upacara serah terima hibah Jepang di Sumbawa, Nusa Tenggara Timur," tuturnya.
(dam)