Ganjar Siap Luncurkan Bank Khusus UMKM dan Petani
A
A
A
SEMARANG - Pemprov Jateng sedang menyiapkan lahirnya bank baru hasil merger 29 Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Kredit Kecamatan (BPR BKK). Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan bank tersebut nantinya dikhususkan untuk pelaku Usaha Kecil dan Mikro serta Petani.
Ganjar mengatakan bank yang ditargetkan bisa beroperasi di awal tahun 2020 tersebut secara khusus ditujukan kepada para pelaku Usaha Kecil dan Mikro. Bank tersebut lahir dari marger 29 Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Kredit Kecamatan (BPR BKK).
"Mudah-mudahan masyarakat bisa menggunakan fungsi intermediasi perbankan ini dengan baik. Nanti mereka (bank baru) saya minta khusus untuk mengurusi UKM dan didalami dengan kekuatan modal yang ada," kata Ganjar, Senin (4/10/2019).
Saat ini proses merger telah sampai di Otoritas Jasa Keuangan. Selain itu keberadaan bank baru tersebut juga telah diperkuat dengan Perda. Layaknya Bank Jateng, program dari bank baru yang bakal diluncurkan itupun untuk memperkuat permodalan pelaku UKM.
"Hari ini ada program mirip Mitra Jateng 25. Namun jika MJ 25 menerapkan bunga 7 persen, ini 8 persen suku bunganya. Sudah jalan mungkin belum populer. Maka dengan merger ini kita harapkan bisa lebih dikonsolidasikan dengan baik," katanya.
Ganjar berharap proses persiapan pembentukan bank itu akan selesai akhir tahun ini sehingga tahun depan bisa jalan. Di tahap awal, melalui merger akan terkumpul aset sebesar Rp2,3 triliun dan akan berkembang secara bertahap sesuai dengan kemampuan Pemprov maupun pemegang saham lainnya, yakni kabupaten/kota.
"Saya minta Bank Pembina yaitu Bank Jateng membantu agar mergernya lebih bisa menggunakan sistem dan manajemen yang modern. Jadi kalau ada kesalahan bisa langsung terdeteksi. Teknologi informasi disiapkan," katanya.
Ganjar pun memiliki tiga harapan besar terhadap bank baru tersebut. Yakni konsolidasi permodalan, manajemen yang modern. Selain itu juga Pelayanan lebih baik untuk menangani UKM. "Kita berharap menjadi merger BPR BKK yang mengonsolidasikan seluruh kekuatan perbankan kita, sehingga dari sisi permodalan lebih kuat jejaring juga lebih terkonsolidasi," katanya.
Ganjar mengatakan bank yang ditargetkan bisa beroperasi di awal tahun 2020 tersebut secara khusus ditujukan kepada para pelaku Usaha Kecil dan Mikro. Bank tersebut lahir dari marger 29 Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Kredit Kecamatan (BPR BKK).
"Mudah-mudahan masyarakat bisa menggunakan fungsi intermediasi perbankan ini dengan baik. Nanti mereka (bank baru) saya minta khusus untuk mengurusi UKM dan didalami dengan kekuatan modal yang ada," kata Ganjar, Senin (4/10/2019).
Saat ini proses merger telah sampai di Otoritas Jasa Keuangan. Selain itu keberadaan bank baru tersebut juga telah diperkuat dengan Perda. Layaknya Bank Jateng, program dari bank baru yang bakal diluncurkan itupun untuk memperkuat permodalan pelaku UKM.
"Hari ini ada program mirip Mitra Jateng 25. Namun jika MJ 25 menerapkan bunga 7 persen, ini 8 persen suku bunganya. Sudah jalan mungkin belum populer. Maka dengan merger ini kita harapkan bisa lebih dikonsolidasikan dengan baik," katanya.
Ganjar berharap proses persiapan pembentukan bank itu akan selesai akhir tahun ini sehingga tahun depan bisa jalan. Di tahap awal, melalui merger akan terkumpul aset sebesar Rp2,3 triliun dan akan berkembang secara bertahap sesuai dengan kemampuan Pemprov maupun pemegang saham lainnya, yakni kabupaten/kota.
"Saya minta Bank Pembina yaitu Bank Jateng membantu agar mergernya lebih bisa menggunakan sistem dan manajemen yang modern. Jadi kalau ada kesalahan bisa langsung terdeteksi. Teknologi informasi disiapkan," katanya.
Ganjar pun memiliki tiga harapan besar terhadap bank baru tersebut. Yakni konsolidasi permodalan, manajemen yang modern. Selain itu juga Pelayanan lebih baik untuk menangani UKM. "Kita berharap menjadi merger BPR BKK yang mengonsolidasikan seluruh kekuatan perbankan kita, sehingga dari sisi permodalan lebih kuat jejaring juga lebih terkonsolidasi," katanya.
(alf)