Sebagai Mahakarya Bangsa, Mendikbud Minta Milenial Lestarikan Batik

Kamis, 03 Oktober 2019 - 06:09 WIB
Sebagai Mahakarya Bangsa,...
Sebagai Mahakarya Bangsa, Mendikbud Minta Milenial Lestarikan Batik
A A A
JAKARTA - Dalam momentum Hari Batik Nasional, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, batik juga merupakan bentuk akulturasi budaya, karena bisa menemukan unsur budaya India, Arab, Eropa, Cina dalam motif-motif batik.

Hal ini dikatakan Mendikbud Muhadjir dalam memperingati Hari Batik Nasional dengan acara bertema "Dasawarsa Batik sebagai Warisan Budaya Tak Benda Unesco" yang digelar di halaman Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Rabu (2/9/2019) malam.

"Mencanting selalu diawali dengan menitik, goresan canting selalu bergerak maju, dialog ini merupakan simbol bahwa batik selalu dapat bergerak seiring perkembangan zaman," kata
Muhadjir.

Karenanya menurut Muhadjir, batik membutuhkan perhatian dan kehadiran serta dukungan dari semua pihak khususnya bagi regenerasi pengrajin batik itu sendiri.

"Batik telah menjadi tamu kehormatan di negara lain, sudah sepantasnya Indonesia menjadi tuan rumah bagi batik itu sendiri. Bersama kita jaga dan lestarikan sebagai mahakarya bangsa Indonesia," ungkapnya.

Sementara dalam acara malam itu, diisi dengan semarak tari kolosal dari berbagai daerah di Indonesia, mengalun indah bersama alur cerita drama musikal dengan judul Malam dan Tjanting yang diambil dari kisah pembatik yang dikemas menarik agar mudah dipahami oleh masyarakat umum khususnya kaum milenial.

Drama musikal ini menceritakan perjuangan malam dan tjanting dalam menghadapi Tuan Print yang dimainkan dengan apik oleh Sanggar Aditya yang diiringi musik Dwiki Dharmawan.

Acara ini merupakan inisiatif dari komunitas pecinta batik Aruna Tjakra Kinarya, Penida wastra persada, Yayasan Tjanting Batik Nusantara yang difasilitasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan didukung oleh Kementerian Luar Negeri, PT BNI persero dan komunitas batik lainnya.

Dihadiri pula oleh seorang pelestari pembuat canting, Bapak Chuzazi dari Pekalongan. Canting memiliki peranan penting dalam pembuatan canting. Bersama kedua anaknya, Bapak Chuzazi turut melestarikan canting, melestarikan batik dari hulunya.

Batik bukan hanya selembar kain untuk busana, batik adalah budaya, identitas dan, jati diri bangsa Indonesia. Perayaan hari Batik tahun 2019 mengangkat tema Batik Khazanah Peradaban, tema ini diambil sebagai pengingat bahwa kita akan menemukan motif batik yang khas dalam momen-momen perjalanan bangsa Indonesia.

Dihadiri oleh 22 Duta Besar/mewakili, perwakilan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koordinator bidang Pembangunan dan Kemanusiaan serta komunitas pecinta batik.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1101 seconds (0.1#10.140)