Heli MI24 Jatuh, Kontingen Garuda Lakukan Penghancuran Bahan Peledak
A
A
A
JAKARTA - Tim Explosive Ordnance Disposal (EOD) Satgas Kompi Zeni Kontingen Garuda XXXVII-F / Minusca CAR (Multidimensional Stabilizational Mission in Central Africa Republic) melakukan deteksi dan disposal (penghancuran) sisa bahan peledak di lokasi jatuhnya heli jenis MI 24 milik negara Senegal di Bouar Aerodrome, Republik Afrika Tengah.
Hal tersebut disampaikan Dansatgas Kizi Kongan XXXVII-F Mayor Czi Irsad Wilyanto dalam keterangan tertulisnya di Afrika Tengah, Minggu, 29 September 2019.
Dikatakannya, heli jenis MI 24 Heli jenis MI 24 berangkat dari daerah Bouar untuk misi SOF/CAR dalam rangka mendukung kegiatan BANSF LOW OP ANVIL, pada saat ingin kembali ke camp heli tidak bisa mendarat di bandara Bouar karena kabut asap sangat tebal.
“Ditambah lagi hilang kontak antara pilot dengan tower navigasi udara, akhirnya pilot memutuskan mendarat darurat di dekat bandara Bouar Aerodrome sehingga terjadi kecelakaan”, ungkapnya.
Setelah menerima emergency call dari Head Quarters dalam hal ini bagian UN Engineer, Komandan Satgas Kompi Zeni TNI XXXVII-F Minusca Letkol Czi Irsad Wilyarto segera mengirimkan satu tim EOD Zeni yang berjumlah lima orang dipimpin Kapten Czi Yonart Pragolo untuk diterbangkan ke tempat kejadian dengan menggunakan pesawat United Nations jenis RA 74044.
“Kami kirimkan tim melalui Bandara M'poko Bangui guna memastikan keamanan bagi tim evakuasi medis di tempat kejadian maupun warga setempat, “ ujarnya.
Ditambahkannya, setelah sampai dilokasi pada pukul 12.40 waktu setempat, team EOD melakukan deteksi UXO atau bahan peledak aktif. Hasilnya ditemukan, tiga hulu ledak, lima roket, satu peluncur roket dan 138 butir peluru kaliber 12 mm.
“Tim terkendala tidak adanya detonator maka proses disposal tidak bisa dilakukan, sesuai prosedur penanganan EOD maka UXO harus ditimbun agar tidak membahayan. Selama proses penanganan yang dilakukan oleh tim tidak ada kendala dan hambatan di lapangan,“ katanya.
Hal tersebut disampaikan Dansatgas Kizi Kongan XXXVII-F Mayor Czi Irsad Wilyanto dalam keterangan tertulisnya di Afrika Tengah, Minggu, 29 September 2019.
Dikatakannya, heli jenis MI 24 Heli jenis MI 24 berangkat dari daerah Bouar untuk misi SOF/CAR dalam rangka mendukung kegiatan BANSF LOW OP ANVIL, pada saat ingin kembali ke camp heli tidak bisa mendarat di bandara Bouar karena kabut asap sangat tebal.
“Ditambah lagi hilang kontak antara pilot dengan tower navigasi udara, akhirnya pilot memutuskan mendarat darurat di dekat bandara Bouar Aerodrome sehingga terjadi kecelakaan”, ungkapnya.
Setelah menerima emergency call dari Head Quarters dalam hal ini bagian UN Engineer, Komandan Satgas Kompi Zeni TNI XXXVII-F Minusca Letkol Czi Irsad Wilyarto segera mengirimkan satu tim EOD Zeni yang berjumlah lima orang dipimpin Kapten Czi Yonart Pragolo untuk diterbangkan ke tempat kejadian dengan menggunakan pesawat United Nations jenis RA 74044.
“Kami kirimkan tim melalui Bandara M'poko Bangui guna memastikan keamanan bagi tim evakuasi medis di tempat kejadian maupun warga setempat, “ ujarnya.
Ditambahkannya, setelah sampai dilokasi pada pukul 12.40 waktu setempat, team EOD melakukan deteksi UXO atau bahan peledak aktif. Hasilnya ditemukan, tiga hulu ledak, lima roket, satu peluncur roket dan 138 butir peluru kaliber 12 mm.
“Tim terkendala tidak adanya detonator maka proses disposal tidak bisa dilakukan, sesuai prosedur penanganan EOD maka UXO harus ditimbun agar tidak membahayan. Selama proses penanganan yang dilakukan oleh tim tidak ada kendala dan hambatan di lapangan,“ katanya.
(cip)