Adu Kuat Persepsi Jelang Munas Golkar
A
A
A
JAKARTA - Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar akan digelar pada Desember mendatang. Hingga saat ini ada dua sosok yang dipastikan maju mencalonkan diri menjadi ketua umum Partai Golkar periode mendatang.
Adapun dua sosok itu, yakni Ketua Umum Partai Golkar saat ini Airlangga Hartarto dan Ketua DPR Bambang Soesatyo.
Pengamat politik Hendri Satrio mengatakan menjelang munas selalu ada tarik menarik di antara dua kelompok pendukung. Biasanya juga ada label khusus untuk memunculkan persepsi tertentu menjelang Munas, misalnya Golkar Putih dan Golkar hitam.
"Representasi itu ada pada kandidat caketum yang akan maju pada Munas. Tinggal adu kuat apakah yang hitam atau putih yang menang. Atau memang tidak ada yang hitam dan keduanya saat ini sama-sama putih?" kata Hendri, Minggu 22 September 2019.
Politikus Golkar Putri Aneta Komarudin menegaskan Partai Golkar saat ini menjadi sangat terbuka dan demokratis termasuk bagi kelompok milenial. "Golkar adalah partai yang open terhadap milenial, buktinya saya yang bisa terpilih ke DPR di umur 26 tahun. Juga bukti bahwa kaderisasi yang berhasil di partai kami," kata Putri.
Dia berharap kontestasi Calon Ketua Umum Golkar akan berlangsung demokratis tanpa gesekan yang merugikan partai. "Kami yang muda berharap agar tokoh senior partai mampu mengelola dinamika ini dengan baik dan elegan sehingga Golkar, meski ada dinamika tetapi tetap solid," tukas Putri.
Sementara itu, Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadziliy menegaskan Golkar yang masih bisa bertahan dengan capaian pada Pileg 2019 sebagai pemenang kursi kedua di DPR adalah prestasi Ketua Umum Airlangga Hartarto yang harus diapresiasi.
"Bukan hanya itu, tetapi juga capaian Pak Airlangga bersama Golkar bisa memenangkan Pak Jokowi dan Pak Maruf Amin itu suatu capaian yang sangat positif. Karena itu, wajar jika dukungan dari bawah bagi Pak Airlangga untuk melanjutkan lagi kepemimpinan lima tahun ke depan," ungkap dia.
Adapun dua sosok itu, yakni Ketua Umum Partai Golkar saat ini Airlangga Hartarto dan Ketua DPR Bambang Soesatyo.
Pengamat politik Hendri Satrio mengatakan menjelang munas selalu ada tarik menarik di antara dua kelompok pendukung. Biasanya juga ada label khusus untuk memunculkan persepsi tertentu menjelang Munas, misalnya Golkar Putih dan Golkar hitam.
"Representasi itu ada pada kandidat caketum yang akan maju pada Munas. Tinggal adu kuat apakah yang hitam atau putih yang menang. Atau memang tidak ada yang hitam dan keduanya saat ini sama-sama putih?" kata Hendri, Minggu 22 September 2019.
Politikus Golkar Putri Aneta Komarudin menegaskan Partai Golkar saat ini menjadi sangat terbuka dan demokratis termasuk bagi kelompok milenial. "Golkar adalah partai yang open terhadap milenial, buktinya saya yang bisa terpilih ke DPR di umur 26 tahun. Juga bukti bahwa kaderisasi yang berhasil di partai kami," kata Putri.
Dia berharap kontestasi Calon Ketua Umum Golkar akan berlangsung demokratis tanpa gesekan yang merugikan partai. "Kami yang muda berharap agar tokoh senior partai mampu mengelola dinamika ini dengan baik dan elegan sehingga Golkar, meski ada dinamika tetapi tetap solid," tukas Putri.
Sementara itu, Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadziliy menegaskan Golkar yang masih bisa bertahan dengan capaian pada Pileg 2019 sebagai pemenang kursi kedua di DPR adalah prestasi Ketua Umum Airlangga Hartarto yang harus diapresiasi.
"Bukan hanya itu, tetapi juga capaian Pak Airlangga bersama Golkar bisa memenangkan Pak Jokowi dan Pak Maruf Amin itu suatu capaian yang sangat positif. Karena itu, wajar jika dukungan dari bawah bagi Pak Airlangga untuk melanjutkan lagi kepemimpinan lima tahun ke depan," ungkap dia.
(dam)