Anies Baswedan: Pers Indonesia Berutang Budi pada Pak Habibie

Rabu, 11 September 2019 - 21:53 WIB
Anies Baswedan: Pers Indonesia Berutang Budi pada Pak Habibie
Anies Baswedan: Pers Indonesia Berutang Budi pada Pak Habibie
A A A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Presiden ke-3 RI Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, pada Rabu (11/9/2019) pukul 18.03 di usia 83 tahun.

“Indonesia berduka. Kita semua berduka. Kami berduka. Insya Allah kami percaya pak Habibie dimuliakan di sisi Allah dan amal jariah luar biasa panjang. Betapa banyak anak-anak yang dididik oleh Pak Habibie, ribuan anak-anak yang disekolahkan oleh Pak Habibie untuk pendidikan yang luar biasa tinggi dan peran yang amat berjasa. Kita semua kehilangan,” ujar Anies di RSPAD Gatot Subroto, Rabu (11/9/2019).

Anies pun mengenang pertemuan pertama dengan almarhum BJ Habibie ketika masih duduk di kelas 3 SMA. Saat itu, Anies berangkat dari Yogyakarta menuju Jakarta untuk mewawancarai BJ Habibie yang menjabat sebagai Menristek. Anies menyebut momentum tersebut sebagai pengalaman yang tak terlupakan. Silaturahmi keduanya pun terus bersambung sampai Anies bertugas di Balai Kota.

Anies lalu mengingatkan bahwa jasa BJ Habibie cukup besar dalam perkembangan kebebasan pers di Indonesia. Dalam masa kepemimpinannyalah kebebasan pers didapat melalui UU Nomor 44/1999 tentang Pers. (Baca juga: 7 Warisan Penting BJ Habibie saat Menjabat Presiden)

“Media massa, jurnalistik berhutang budi pada Pak Habibie. Beliau yang membuka dan membuat kita semua merasakan adanya kebebasan jurnalistik seperti yang kita rasakan hari ini. Bukan saja bapak demokrasi, tetapi juga beliau orang yang paling berjasa dalam membuat dunia pers menjadi bebas seperti sekarang ini. Jadi kita berhutang budi,” tegas Anies.

Mantan Mendikbud itu juga menyebut BJ Habibie telah memberikan contoh baik dari seseorang yang sudah bekerja di Jerman dengan posisi cukup penting, tetapi memilih pulang ke Tanah Air. Bahkan kembalinya BJ Habibie ke Indonesia awal tahun 70-an justru pada saat Indonesia baru merangkak.

"Kembalinya Pak Habibie sebagai sosok suri teladan bagi masyarakat agar ilmu pengetahuan yang didapat harus bisa diwariskan kembali bagi bangsa kita dan ditinggalkan melalui kebermanfaatan di berbagai sektor," pungkasnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5951 seconds (0.1#10.140)