Istri Kakorlantas Berbagi Pengalaman Soal Kesehatan
A
A
A
JAKARTA - Kesehatan adalah elemen penting bagi kita demi menjalani kehidupan sehari-hari. Menjaga kesehatan merupakan hal penting sebagai salah satu cara untuk bisa beraktivitas dengan baik setiap saat.
Begitu juga yang dilakukan istri Kakorlantas Polri, Dewi Refdi Andri. Ha itu disampaikan Dewi saat Bhayangkari Korlantas Polri menggelar seminar dengan tema Kesehatan Organ Vital Wanita Dalam Menunjang Keberlangsungan Hidup.
Seminar diisi para dokter ahli kesehatan yakni Muhammad Saian Mukti, Inge Satyo Arianto, dan Bagus Setiawan. Selain itu, Ibu-ibu Bhayangkari Korlantas, Polwan Korlantas, Polwan Polda Metro Jaya dan ASN Korlantas menjadi peserta dalam seminar ini.
Ketua Bhayangkari cabang Korlantas Polri ini menceritakan saat ia mengalami masa-masa terkena penyakit batu empedu. Saat itu, ia harus melakukan operasi pengangkatan batu empedu.
"Ya betul (kesehatan penting sekali), saya merasakan sendiri. Ini pengalaman pribadi. Saya ingin menularkan pada ibu-ibu ya, banyak ibu-ibu sakit udah parah, tapi menunggu suami untuk ditemani. Kalau saya prinsipnya begini, saya yang merasakan sakit, berarti saya yang harus bertanggung jawab pada kesehatan saya sendiri," kata Dewi saat bercerita dengan media di gedung NTMC Polri, Jakarta, Selasa (10/9/2019).
Saat operasi batu empedu itu, Dewi memutuskan berangkat sendiri karena ia tahu suaminya adalah seorang polisi yang cukup sibuk. Sesampainya di ruang meja operasi, Dewi sempat menghubungi suaminya, Kakorlantas Polri Irjen Refdi Andri.
Saat itu ia operasi batu empedu pukul 14.00 WIB. Pukul 13.30 WIB, Irjen Refdi belum datang karena masih di Karo Provos. “Ternyata pas dibuka batu empedu ada 36, tapi difoto ada 9 batunya. Kalau itu jatuh, racun dong. Akhirnya empedu saya yang dibuang," jelasnya.
Pengalaman Dewi ini ingin ditularkan kepada ibu-ibu Bhayangkari di Korlantas Polri agar tak terpaku dengan orang lain terkait kesehatan. Apalagi istri seorang polisi harus tahu kesibukan suaminya mengabdi negara.
"Memang suami bertanggung jawab pada istrinya. Tapi apa harus saya paksakan ketika saya harus kontrol? Kita kan tahu kesibukan seorang polisi seperti apa," tuturnya.
Begitu juga yang dilakukan istri Kakorlantas Polri, Dewi Refdi Andri. Ha itu disampaikan Dewi saat Bhayangkari Korlantas Polri menggelar seminar dengan tema Kesehatan Organ Vital Wanita Dalam Menunjang Keberlangsungan Hidup.
Seminar diisi para dokter ahli kesehatan yakni Muhammad Saian Mukti, Inge Satyo Arianto, dan Bagus Setiawan. Selain itu, Ibu-ibu Bhayangkari Korlantas, Polwan Korlantas, Polwan Polda Metro Jaya dan ASN Korlantas menjadi peserta dalam seminar ini.
Ketua Bhayangkari cabang Korlantas Polri ini menceritakan saat ia mengalami masa-masa terkena penyakit batu empedu. Saat itu, ia harus melakukan operasi pengangkatan batu empedu.
"Ya betul (kesehatan penting sekali), saya merasakan sendiri. Ini pengalaman pribadi. Saya ingin menularkan pada ibu-ibu ya, banyak ibu-ibu sakit udah parah, tapi menunggu suami untuk ditemani. Kalau saya prinsipnya begini, saya yang merasakan sakit, berarti saya yang harus bertanggung jawab pada kesehatan saya sendiri," kata Dewi saat bercerita dengan media di gedung NTMC Polri, Jakarta, Selasa (10/9/2019).
Saat operasi batu empedu itu, Dewi memutuskan berangkat sendiri karena ia tahu suaminya adalah seorang polisi yang cukup sibuk. Sesampainya di ruang meja operasi, Dewi sempat menghubungi suaminya, Kakorlantas Polri Irjen Refdi Andri.
Saat itu ia operasi batu empedu pukul 14.00 WIB. Pukul 13.30 WIB, Irjen Refdi belum datang karena masih di Karo Provos. “Ternyata pas dibuka batu empedu ada 36, tapi difoto ada 9 batunya. Kalau itu jatuh, racun dong. Akhirnya empedu saya yang dibuang," jelasnya.
Pengalaman Dewi ini ingin ditularkan kepada ibu-ibu Bhayangkari di Korlantas Polri agar tak terpaku dengan orang lain terkait kesehatan. Apalagi istri seorang polisi harus tahu kesibukan suaminya mengabdi negara.
"Memang suami bertanggung jawab pada istrinya. Tapi apa harus saya paksakan ketika saya harus kontrol? Kita kan tahu kesibukan seorang polisi seperti apa," tuturnya.
(poe)