Jamaah Haji Tak Pegang Paspor selama di Arab Saudi, Ini Alur Penyimpanannya
A
A
A
MADINAH - Proses penanganan paspor untuk pemulangan jamaah haji Indonesia oleh Muassasah Adilla hampir rampung seluruhnya. Saat ini tinggal menunggu pengecekan oleh petugas kloter yang akan kembali ke Tanah Air pada 14 dan 15 September 2019.
Menurut pelaksana Pelayanan Kedatangan dan Kepulangan (Yanpul) Daker Madinah, PPIH 2019, Ibrahim Basyir, pengecekan paspor jamaah haji oleh petugas kloter dilakukan maksimal empat hari sebelum kepulangan. Sebab pihaknya butuh spare waktu apabila saat pengecekan ditemukan kendala.
"Misalnya ada paspor yang tidak lengkap, jamaah tanazul karena sakit dan masih dirawat di rumah sakit, lansia yang tidak layak terbang," katanya.
Ibrahim menjelaskan, hampir 99% jamaah haji tidak memegang paspor saat berada di Arab Saudi tapi diganti dengan gelang identitas. Paspornya disimpan oleh Muassasah Adilla demi keamanan dokumen tersebut.
Pada saat kedatangan gelombang pertama Muassasah Adilla di Madinah memproses paspor 150 kloter jamaah haji, adapun pada pemulangan gelombang kedua sebanyak 300 kloter.
Alur saat kedatangan, Muassasah menerima paspor jamaah dari Wukala. Paspor itu lalu masuk ke ruang entri data. Setelah data dimasukkan, paspor masuk ke ruang pengarsipan. Petugas kloter lalu mengecek untuk memastikan seluruh paspor anggotanya telah berada di kantor Muassasah. Setelah dinyatakan lengkap, paspor kemudian masuk ke ruang terakhir.
"Ketika jamaah haji bergeser ke Mekkah, paspor tadi diserahkan ke Muassasah Mekkah, mereka yang akan memegang paspor itu hingga kepulangan jamaah haji lewat Jeddah," katanya.
Saat pemulangan pun alurnya sama. Paspor jamaah haji gelombang II diterima dari Muassasah Adilla Mekkah. Kemudian masuk ke ruang entri data, lalu ke ruang arsip, ruang pengecekan, dan ruang final. Muassasah hanya memiliki waktu sekitar 10 hari baik saat kedatangan maupun pemulangan.
"Saat kedatangan kami harus menuntaskan penanganan paspor untuk 15 kloter per hari dan 30 kloter sehari pada masa kepulangan," katanya.
Pada saat jadwal pemulangan jamaah haji, Muassasah berkoordinasi dengan Wukala. Paspor lalu diikutkan bus saat pendorongan jamaah haji ke bandara. Paspor baru dibagikan kepada jamaah saat tiba di bandara. "Artinya jika ada paspor yang hilang atau ketlingsut, kemungkinan besar di bandara atau di Wukala," katanya.
Menurut pelaksana Pelayanan Kedatangan dan Kepulangan (Yanpul) Daker Madinah, PPIH 2019, Ibrahim Basyir, pengecekan paspor jamaah haji oleh petugas kloter dilakukan maksimal empat hari sebelum kepulangan. Sebab pihaknya butuh spare waktu apabila saat pengecekan ditemukan kendala.
"Misalnya ada paspor yang tidak lengkap, jamaah tanazul karena sakit dan masih dirawat di rumah sakit, lansia yang tidak layak terbang," katanya.
Ibrahim menjelaskan, hampir 99% jamaah haji tidak memegang paspor saat berada di Arab Saudi tapi diganti dengan gelang identitas. Paspornya disimpan oleh Muassasah Adilla demi keamanan dokumen tersebut.
Pada saat kedatangan gelombang pertama Muassasah Adilla di Madinah memproses paspor 150 kloter jamaah haji, adapun pada pemulangan gelombang kedua sebanyak 300 kloter.
Alur saat kedatangan, Muassasah menerima paspor jamaah dari Wukala. Paspor itu lalu masuk ke ruang entri data. Setelah data dimasukkan, paspor masuk ke ruang pengarsipan. Petugas kloter lalu mengecek untuk memastikan seluruh paspor anggotanya telah berada di kantor Muassasah. Setelah dinyatakan lengkap, paspor kemudian masuk ke ruang terakhir.
"Ketika jamaah haji bergeser ke Mekkah, paspor tadi diserahkan ke Muassasah Mekkah, mereka yang akan memegang paspor itu hingga kepulangan jamaah haji lewat Jeddah," katanya.
Saat pemulangan pun alurnya sama. Paspor jamaah haji gelombang II diterima dari Muassasah Adilla Mekkah. Kemudian masuk ke ruang entri data, lalu ke ruang arsip, ruang pengecekan, dan ruang final. Muassasah hanya memiliki waktu sekitar 10 hari baik saat kedatangan maupun pemulangan.
"Saat kedatangan kami harus menuntaskan penanganan paspor untuk 15 kloter per hari dan 30 kloter sehari pada masa kepulangan," katanya.
Pada saat jadwal pemulangan jamaah haji, Muassasah berkoordinasi dengan Wukala. Paspor lalu diikutkan bus saat pendorongan jamaah haji ke bandara. Paspor baru dibagikan kepada jamaah saat tiba di bandara. "Artinya jika ada paspor yang hilang atau ketlingsut, kemungkinan besar di bandara atau di Wukala," katanya.
(cip)