Gus Yaqut Yakin Masa Depan Indonesia Akan Jaya
A
A
A
SERANG - Indonesia merupakan cuilan surga yang dititipkan Tuhan warga yang menghuninya. Maka, sudah menjadi kewajiban semua warga bangsa, termasuk kader-kader Gerakan Pemuda Ansor untuk menjaga surga ini.
Demikian ditegaskan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas saat menutup Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) VII Ansor, yang digelar di Pondok Pesantren Al-Nawawi Al-Bantani, Tanara, Serang, Banten, Minggu (8/9/2019) dini hari.
"Apa yang akan terjadi pada negara cuilan surga ini juga akan ditentukan pada kita semua, kader Gerakan Pemuda Ansor," tandasnya.
Sebab itu, Gus Yaqut optimistis Indonesia akan tetap tegak berdiri. Indonesia, lanjut dia, adalah cuilan surga yang harus dijaga keindahannya dari segala bentuk tindakan merusak keragaman agama, etnis, adat istiadat, budaya, dan kekayaan alamnya.
Menurut Yaqut, tak hanya Indonesia saja yang akan jaya tegak berdiri, namun juga masa depan GP Ansor dan Nahdlatul Ulama (NU) juga akan bersinar cerah. Hal ini, ujarnya, terlihat dari keseriusan 107 peserta yang merupakan kader-kader terbaik GP Ansor dari seluruh Indonesia mengikuti pelatihan selama lima hari tanpa jeda hingga tuntas.
"Dalam penilaian saya ini adalah terbaik selama 7 kali PKN GP Ansor diadakan. Tidak ada satu pun peserta yang bergeser mulai hari pertama sampai penutupan ini," kata Gus Yaqut.
Melihat kenyataan ini, ujar Gus Yaqut, bukan hanya masa depan GP Ansor dan Jami'yah Nahdlatul Ulama (NU) yang akan gemerlap, namun juga masa depan Indonesia juga akan jaya. "Indonesia akan tegak berdiri, selama tetap ada kader-kader GP Ansor seperti kita semua," tandasnya.
Dijelaskannya, PKN merupakan jenjang kaderisasi tertinggi dalam GP Ansor. Peserta PKN, katanya, ke depan memiliki tanggungjawab yang semakin berat.
"Saya berharap besar, sepulang ke daerah masing-masing, tularkan ilmu yang sahabat-sahabat peroleh di sini. Sampaikan pada sahabat-sahabat kita yang belum diberi kesempatan mengikuti PKN, sampaikan semangat dengan bahan bakar baru pada sahabat kita di daerah," ungkap Gus Yaqut.
Gus Yaqut menjelaskan, peserta PKN merupakan masa depan NU dan NU masa depan. "Jami'yah NU ada di tangan generasi sekarang. Bentuk NU masa depan tergantung pada generasi muda Ansor yang merawat dan menjaganya. Jaga ini, tunjukkan bahwa kita mampu mengemban amanah dan tanggung jawab yang tidak ringan ini," pungkas Gus Yaqut.
Adapun, PKN VII ini diikuti 107 peserta yang telah lolos proses seleksi secara ketat oleh Pimpinan Pusat GP Ansor. Mereka merupakan utusan dari tiap daerah di Indonesia, baik tingkat cabang maupun pimpinan wilayah.
Selanjutnya, mereka akan dinyatakan lulus jika sudah merealisasikan proposal proyek sosial yang sebelumnya diajukan. PKN VII sebelumnya dibuka pada Selasa (3/8) oleh Wakil Presiden terpilih KH Ma'ruf Amin.
Pembukaan dihadiri Rais Aam PBNU KH Miftachul Ahyar, Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang juga Anggota Wantimpres RI, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, Sekjen PBNU H Helmy Faisal, Mustasyar PBNU Abuya Muhtadi bin Abuya Dimyati Al-Bantani, KH Mustofa Bisri (Gus Mus), dan TGH Turmudzi.
Demikian ditegaskan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas saat menutup Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) VII Ansor, yang digelar di Pondok Pesantren Al-Nawawi Al-Bantani, Tanara, Serang, Banten, Minggu (8/9/2019) dini hari.
"Apa yang akan terjadi pada negara cuilan surga ini juga akan ditentukan pada kita semua, kader Gerakan Pemuda Ansor," tandasnya.
Sebab itu, Gus Yaqut optimistis Indonesia akan tetap tegak berdiri. Indonesia, lanjut dia, adalah cuilan surga yang harus dijaga keindahannya dari segala bentuk tindakan merusak keragaman agama, etnis, adat istiadat, budaya, dan kekayaan alamnya.
Menurut Yaqut, tak hanya Indonesia saja yang akan jaya tegak berdiri, namun juga masa depan GP Ansor dan Nahdlatul Ulama (NU) juga akan bersinar cerah. Hal ini, ujarnya, terlihat dari keseriusan 107 peserta yang merupakan kader-kader terbaik GP Ansor dari seluruh Indonesia mengikuti pelatihan selama lima hari tanpa jeda hingga tuntas.
"Dalam penilaian saya ini adalah terbaik selama 7 kali PKN GP Ansor diadakan. Tidak ada satu pun peserta yang bergeser mulai hari pertama sampai penutupan ini," kata Gus Yaqut.
Melihat kenyataan ini, ujar Gus Yaqut, bukan hanya masa depan GP Ansor dan Jami'yah Nahdlatul Ulama (NU) yang akan gemerlap, namun juga masa depan Indonesia juga akan jaya. "Indonesia akan tegak berdiri, selama tetap ada kader-kader GP Ansor seperti kita semua," tandasnya.
Dijelaskannya, PKN merupakan jenjang kaderisasi tertinggi dalam GP Ansor. Peserta PKN, katanya, ke depan memiliki tanggungjawab yang semakin berat.
"Saya berharap besar, sepulang ke daerah masing-masing, tularkan ilmu yang sahabat-sahabat peroleh di sini. Sampaikan pada sahabat-sahabat kita yang belum diberi kesempatan mengikuti PKN, sampaikan semangat dengan bahan bakar baru pada sahabat kita di daerah," ungkap Gus Yaqut.
Gus Yaqut menjelaskan, peserta PKN merupakan masa depan NU dan NU masa depan. "Jami'yah NU ada di tangan generasi sekarang. Bentuk NU masa depan tergantung pada generasi muda Ansor yang merawat dan menjaganya. Jaga ini, tunjukkan bahwa kita mampu mengemban amanah dan tanggung jawab yang tidak ringan ini," pungkas Gus Yaqut.
Adapun, PKN VII ini diikuti 107 peserta yang telah lolos proses seleksi secara ketat oleh Pimpinan Pusat GP Ansor. Mereka merupakan utusan dari tiap daerah di Indonesia, baik tingkat cabang maupun pimpinan wilayah.
Selanjutnya, mereka akan dinyatakan lulus jika sudah merealisasikan proposal proyek sosial yang sebelumnya diajukan. PKN VII sebelumnya dibuka pada Selasa (3/8) oleh Wakil Presiden terpilih KH Ma'ruf Amin.
Pembukaan dihadiri Rais Aam PBNU KH Miftachul Ahyar, Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang juga Anggota Wantimpres RI, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, Sekjen PBNU H Helmy Faisal, Mustasyar PBNU Abuya Muhtadi bin Abuya Dimyati Al-Bantani, KH Mustofa Bisri (Gus Mus), dan TGH Turmudzi.
(maf)