Beri Kuliah Umum, Kepala BNPT Ajak Mahasiswa UNG Perkuat Nasionalisme

Sabtu, 07 September 2019 - 02:10 WIB
Beri Kuliah Umum, Kepala BNPT Ajak Mahasiswa UNG Perkuat Nasionalisme
Beri Kuliah Umum, Kepala BNPT Ajak Mahasiswa UNG Perkuat Nasionalisme
A A A
JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius memberikan kuliah umum di hadapan 4.000 mahasiswa baru Universitas Negeri Gorontalo (UNG) di Aula UNG, Gorontalo, Jumat (6/9/2019).

Dalam kuliah umumnya, Suhardi memaparkan tentang pencegahan dan penanggulangan intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

Acara tersebut diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin lima mahasiswa baru asal Papua. Acara juga dihadiri Kapolda Gorontalo Irjen Pol Rahmat Fudail.

“Saya memberikan harapan besar kepada mereka (mahasiswa-red). Mereka generasi muda, generasi penerus yang harus kita selamatkan dari paham-paham tidak benar. Saya jelaskan bagaimana merawat NKRI juga saya hadirkan anak-anak dari Papua untuk maju ke depan agar tercipta kerekatan antar anak bangsa. Bahkan di akhir kuliah umum, saya minta mereka menyanyikan lagu bersama-sama yang intinya ‘dari Aceh sampai Tanah Papua, kita satu bangsa," tutur Suhardi.

Kepala BNPT memaparkan tentang cara mengidentifikasi paham-paham radikal dan tahapannya. Dengan paparan itu, dia berharap mahasiswa baru mengetahui secara tepat bagaimana mengidentifikasi dan bagaimana radikalisme bisa menyebar.

Dia juga berharap, setelah mendapat paparan ini, para mahasiswa menjadi tidak takut bila melihat adanya gejala penyebaran paham-paham tidak baik di lingkungan kampus.

Suhardi mengajak mahasiswa berani melapor ke dosen atau rektor, bahkan ke kepolisian. “Tugas kalian jihad sekolah, belajar yang baik, tepat waktu sekolah. Orang tua kalian berdoa saat berangkat dari Papua, supaya cepat selesai sekolahnya, tercapai cita-citanya sehingga jangan bias kemana-mana. Jangan malah cita-cita enggak dapat, malah disintegrasi,” tutur Suhardi.

Dia juga mengajak para mahasiswa untuk belajar dari peristiwa yang terjadi di Papua beberapa waktu lalu. Menurut dia, apa yang terjadi di Papua akibat lemahnya kemampuan literasi, verifikasi, dan filterisasi masyarakat sehingga begitu mendapat berita dari media sosial langsung disebar. Padahal isi berita itu adalah berita bohong (hoaks) yang merusak disintegrasi bangsa.

“Makanya kaum terdidik ini tabayyun-lah, bertanyalah. Kita bersaudara kok, tadi saya katakan tidak ada Indonesia tanpa Papua, tidak Indonesia tanpa Aceh, semua 34 provinsi jadi satu. Dicubit satu kita merasa sakit semua. Ini kita tanamkan bagaimana nasionalisme dan NKRI itu harus kita pertahankan dengan baik,” tegas Suhardi.

Adapun lima mahasiswa baru UNG asal Papua yang mengikuti kuliah umum Kepala BNPT, yakni Suzeth Hatting Fakdawer dari Fakfak (Fakultas Ilmu Pendidikan Bimbingan dan Konseling), Emilia Jaharudin Tanggahma dari Fakfak (Fakultas Bahasa Jurusan Sastra Inggris), Arincu Suhun dari Kabupaten Sarmi (Fakultas Kesehatan Masyarakat), Oktovina Womsiwor dari Fakfak (Fakultas Ekonomi), dan Florentinus B. Kapi dari Asmat (Fakultas MIPA jurusan biologi).

Mewakili rekan-rekannya, Suzeth Hatting Fakdawer mengaku bangga sebagai orang Papua dan sebagai bangsa Indonesia.

Menurut dia, materi wawasan kebangsaan yang diberikan Kepala BNPT sangat membangun motivasi anak-anak Papua, terutama dia dan rekan-rekannya yang menuntut ilmu di UNG.

“Kami hidup di Papua dengan posisi seperti itu. Setelah mendengar paparan tadi, kami mahasiswa Papua di Gorontalo merasa tenang. Kami bisa belajar dengan baik. Kami berharap nanti setelah lulus, kami bisa pulang membangun Papua dan Indonesia,” ujar Suzeth.

Dia mengakui sejauh ini generasi muda Papua masih sangat kurang mendapatkan wawasan kebangsaan seperti yang diberikan Kepala BNPT tadi. Untuk itu, dia meminta agar pemberian wawasan kebangsaan di Papua perlu diperhatikan pemerintah agar lebih masif.

“Biar apa pun yang terjadi, kami tetap satu, Indonesia. Selama ini, sering dikatakan Papua itu tertinggal, makanya kami ingin mengubah pemikiran itu dengan prestasi,” tandas Suzeth.

Hal senada diungkapkan Florentinus. Dia merasakan ketenangan dan kenyamanan setelah mendapat paparan wawasan kebangsaan. “Kami merasa tenang dan nyaman melanjutkan studi sampai nanti selesai,” kata Florentinus.

Plh Rektor UNG Mahludin H Baruadi menilai sangat banyak manfaat dari kuliah umum yang berikan Kepala BNPT. Menurutnya, apa yang diberikan Kepala BNPT sangat substantif, filosofis, dan bagaimana bukti nyata ancaman radikalisme, terorisme, dan anti NKRI.

“Mudah-mudahan para mahasiswa memiliki referensi yang betul-betul nyata agar mereka terhindar dari paham radikalisme, terorisme, dan anti-NKRI,” katanya.

Dia mengatakan, UNG akan memberikan semacam kuliah dan pelatihan yang komprehensif dalam rangka menangkal radikalisme di kampus. Itu sesuai visi UNG, membantu dan menjaga mahasiswa agar terhindar paham-paham negatif, baik melalui kurikulum maupun ekstra kurikuler.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5978 seconds (0.1#10.140)