Humanity Water Tank ACT Bantu Kekeringan Ribuan Warga Palestina

Rabu, 04 September 2019 - 17:19 WIB
Humanity Water Tank...
Humanity Water Tank ACT Bantu Kekeringan Ribuan Warga Palestina
A A A
JAKARTA - Berdasarkan World Resources Institute (WRI), 400 wilayah di dunia hidup dalam kondisi kekurangan air yang ekstrem. Negara-negara yang berada di kawasan kering di Timur Tengah merupakan yang paling tinggi tekanan ketersediaan airnya, termasuk di wilayah Gaza yang tengah mengalami konflik kemanusiaan.

Untuk itu, Humanity Water Tank dari Aksi Cepat Tanggap mengunjungi Gaza Utara dan Kota Gaza. Siklus pendistribusian air dua minggu Humanity Water Tank dimulai dari wilayah Gaza Utara.

Lalu, dilanjutkan ke wilayah Alnazla dan Kota Jabalia, Beit Hanoon dan Beit Lahia, Kota Gaza, dan berakhir di Kota Alshaikh Ejleen. Sedangkan, siklus di wilayah Gaza Tengah, Khanyounis, dan Rafah berakhir di wilayah Tal Alsultan.

(Baca juga: ACT Distribusikan 15.000 Liter Air Bersih ke Warga Banyuwangi yang Kekeringan)
Humanity Water Tank ACT Bantu Kekeringan Ribuan Warga Palestina

Tim Global Humanity Response (GHR) ACT, Andi Noor Faradiba mengatakan, Humanity Water Tank ACT di Palestina, memiliki siklus kerja dua minggu. Truk tangki air ini berkeliling di kota Gaza untuk memenuhi kebutuhan air warga setiap enam hari dalam sepekan.

"Humanity Water Tank libur antara hari Jumat, Sabtu, atau Minggu. Setelah dua minggu siklus, distribusi kembali dari awal dan seterusnya. Ada sekitar 19.400 penerima manfaat dalam seminggu, atau sama dengan per orang mendapat sekitar 20 liter air per hari," lanjut Faradiba.

Selain ke sekolah-sekolah, air bersih didistribusikan ke pemukiman masyarakat prasejahtera, masjid, klinik, dan sarana umum lainnya di Wilayah Gaza. "Persediaan air bersih untuk sekolah tidak selalu ada. Maka, sekolah-sekolah menjadi target pendistribusian air bersih Humanity Water Tank," ucapnya.

Pakar hidrologi di Departemen Otoritas Air Palestina, Umar Ziad mengatakan, kekeringan yang melanda Palestina sejatinya disebabkan oleh dua faktor. Pertama faktor alami karena kurangnya curah hujan dan meningkatnya suhu panas. Faktor lainnya disebabkan sebagian besar sumber air Palestina dikuasai oleh Israel, hanya 15% saja yang bisa dinikmati warga Palestina.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8987 seconds (0.1#10.140)