Misi Budaya, Bhayangkari Harumkan Indonesia di Festival Frankfrut
A
A
A
JAKARTA - Bhayangkari, organisasi istri anggota Polri mengharumkan nama Indonesia dalam Misi Budaya di Frankfurt, Jerman, pada 24-26 Agustus 2019 lalu. Delegasi budaya yang ikut berasal dari Papua, NTT, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. Mereka menampilkan tari-tarian nusantara, makanan, kerajinan perak, batik dan informasi pariwisata.
Salah satu delegasi yang menarik perhatian publik adalah hadirnya delegasi Bhayangkari Papua ketika tengah panasnya pemberitaan tentang Papua beberapa waktu lalu. Sebanyak 10 orang anggota Bhayangkari Papua yang merupakan anggota gabungan dari Jayapura, Merauke, Biak, Asmat dan Mamberamo Tengah ini sukses menghibur ribuan pengunjung festival dengan sejumlah tarian dan lagu daerah Papua.
Masyarakat Indonesia yang hadir di festival itu ikut larut dalam lagu "Aku Papua” yang menyulut semangat persatuan di antara keberagaman penonton yang hadir. Selain menggelar tarian dan lagu-lagu daerah, Bhayangkari Papua itu juga unjuk kebolehan menoken di Weltkultur Museum.
“Saya bersama rekan Sensi Yelipele mempertontonkan cara membuat kerajinan tangan noken yang telah menjadi pelajaran muatan lokal Papua ke hadapan pengunjung pameran selama dua hari,” kata Maria Waknakap, salah seorang anggota Bhayangkari Papua dalam rilis yang diterima SINDOnews, Selasa (3/9/2019).
Menurutnya, budaya noken wajib dipelajari semua perempuan di Papua, tak terkecuali anggota Bhayangkari seperti dirinya. “Kami harus bisa buat tas noken. Kami diajarkan cara buatnya dari kecil oleh ibu kami, juga diajarkan di sekolah,” ujarnya.
Beberapa pengunjung asal Jerman yang hadir menyatakan kekagumannya terhadap kekuatan tas yang dibuat dari kulit kayu ini. Demo pembuatan noken sendiri merupakan kerja sama KJRI Frankfurt dengan Museum der Weltkulturen di Frankfurt. Demo ini bertujuan untuk mengenalkan cara pembuatan tas tradisional Indonesia dan keunikannya kepada masyarakat di Frankfurt.
Museum ini memamerkan berbagai kerajinan dan benda-benda seni dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Museum yang terletak di pinggir sungai Main tersebut memamerkan berbagai barang seni asal Indonesia dari berbagai suku dan budaya. Koleksi Museum der Weltkulturen meliputi lebih dari 65.000 benda seni yang berasal dari Oseania, Australia, Asia Tenggara, Amerika, Afrika, dan Eropa.
Salah satu delegasi yang menarik perhatian publik adalah hadirnya delegasi Bhayangkari Papua ketika tengah panasnya pemberitaan tentang Papua beberapa waktu lalu. Sebanyak 10 orang anggota Bhayangkari Papua yang merupakan anggota gabungan dari Jayapura, Merauke, Biak, Asmat dan Mamberamo Tengah ini sukses menghibur ribuan pengunjung festival dengan sejumlah tarian dan lagu daerah Papua.
Masyarakat Indonesia yang hadir di festival itu ikut larut dalam lagu "Aku Papua” yang menyulut semangat persatuan di antara keberagaman penonton yang hadir. Selain menggelar tarian dan lagu-lagu daerah, Bhayangkari Papua itu juga unjuk kebolehan menoken di Weltkultur Museum.
“Saya bersama rekan Sensi Yelipele mempertontonkan cara membuat kerajinan tangan noken yang telah menjadi pelajaran muatan lokal Papua ke hadapan pengunjung pameran selama dua hari,” kata Maria Waknakap, salah seorang anggota Bhayangkari Papua dalam rilis yang diterima SINDOnews, Selasa (3/9/2019).
Menurutnya, budaya noken wajib dipelajari semua perempuan di Papua, tak terkecuali anggota Bhayangkari seperti dirinya. “Kami harus bisa buat tas noken. Kami diajarkan cara buatnya dari kecil oleh ibu kami, juga diajarkan di sekolah,” ujarnya.
Beberapa pengunjung asal Jerman yang hadir menyatakan kekagumannya terhadap kekuatan tas yang dibuat dari kulit kayu ini. Demo pembuatan noken sendiri merupakan kerja sama KJRI Frankfurt dengan Museum der Weltkulturen di Frankfurt. Demo ini bertujuan untuk mengenalkan cara pembuatan tas tradisional Indonesia dan keunikannya kepada masyarakat di Frankfurt.
Museum ini memamerkan berbagai kerajinan dan benda-benda seni dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Museum yang terletak di pinggir sungai Main tersebut memamerkan berbagai barang seni asal Indonesia dari berbagai suku dan budaya. Koleksi Museum der Weltkulturen meliputi lebih dari 65.000 benda seni yang berasal dari Oseania, Australia, Asia Tenggara, Amerika, Afrika, dan Eropa.
(poe)