Urgensi Kelompok Milenial Harus Didorong Masuk Jajaran Kabinet Jokowi-Ma'ruf
A
A
A
JAKARTA - Arus Survei Indonesia telah merilis puluhan nama dari kalangan Milenial yang dianggap pantas mengisi Kursi Kabinet Pemerintahan Jokowi-KH Ma'ruf Amin untuk periode kedua. Puluhan nama tersebut berasal dari kekuatan partai politik dan unsur profesional.
Peneliti Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lili Romli menilai, ketika Presiden Jokowi mengajak, maka kelompok milenial harus didorong agar tak hanya menjadi wacana. "Yang harus disambut dengan antusias, jangan kemudian mencibir karena milenial sudah membuktikan," kata Lili di Jakarta, Senin (22/7/2019).
Menurut Lili, ada beberapa aspek yang menjadi urgensi kenapa kalangan Milenial berhak duduk dalam jajaran Menteri Kabinet Jokowi-Ma'ruf. Pertama, banyak kelompok anak muda atau milenial yang memiliki pengalaman dan skill yang dianggap tak kalah dari seniornya dan berhasil.
Untuk itu, kata Lili, mereka jangan dibiarkan begitu saja tanpa memberikan manfaat terhadap keahlian yang mereka miliki, sehingga mereka diambil oleh negara lain. "Memang zamannya. Sekarang saatnya anak muda ke depan," tuturnya.
Kedua, lanjut Lili, dengan mengajak kelompok milenial masuk ke kabinet bagian dari kesempatan politik kepada anak muda yang dianggap susah ditebak. Ketiga, dengan memberikan kesempatan kepada milenial, maka pemerintah dianggap telah memberikan regenerasi kepemimpinan negara.
"Kalau tak seperti itu akan stuck. Sudah banyak kritik ke parpol, organisasi kalau nggak ada regenerasi akan stagnan. Organisasi itu dengan anak muda masuk kabinet, list 2024 bertambah lagi," ujarnya.
Peneliti Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lili Romli menilai, ketika Presiden Jokowi mengajak, maka kelompok milenial harus didorong agar tak hanya menjadi wacana. "Yang harus disambut dengan antusias, jangan kemudian mencibir karena milenial sudah membuktikan," kata Lili di Jakarta, Senin (22/7/2019).
Menurut Lili, ada beberapa aspek yang menjadi urgensi kenapa kalangan Milenial berhak duduk dalam jajaran Menteri Kabinet Jokowi-Ma'ruf. Pertama, banyak kelompok anak muda atau milenial yang memiliki pengalaman dan skill yang dianggap tak kalah dari seniornya dan berhasil.
Untuk itu, kata Lili, mereka jangan dibiarkan begitu saja tanpa memberikan manfaat terhadap keahlian yang mereka miliki, sehingga mereka diambil oleh negara lain. "Memang zamannya. Sekarang saatnya anak muda ke depan," tuturnya.
Kedua, lanjut Lili, dengan mengajak kelompok milenial masuk ke kabinet bagian dari kesempatan politik kepada anak muda yang dianggap susah ditebak. Ketiga, dengan memberikan kesempatan kepada milenial, maka pemerintah dianggap telah memberikan regenerasi kepemimpinan negara.
"Kalau tak seperti itu akan stuck. Sudah banyak kritik ke parpol, organisasi kalau nggak ada regenerasi akan stagnan. Organisasi itu dengan anak muda masuk kabinet, list 2024 bertambah lagi," ujarnya.
(wib)