Gebyar Budaya Banyuwangi dan Halalbihalal Ikawangi Bandung
A
A
A
BANDUNG - Masyarakat Banyuwangi yang tergabung dalam Ikatatan Warga Banyuwangi (Ikawangi) Kota Bandung menggelar Gebyar Budaya Banyuwangi dan Halalbihalal Ikawangi Bandung 1440H/2019, di Pendopo Kota Bandung, Minggu (7/7/2019).
Gebyar budaya diisi Gebyar Seni Banyuwangi, sekitar 500 warga asal Banyuwangi terbalut dalam suasana meriah dan penuh kekeluargaan. Berbagai pertunjukan ditampilkan, mulai dari tari gandrung, jaran goyang, sorote lintang hingga lagu-lagu kuntulan khas Banyuwangi sukses menghibur.
Selain itu, kuliner yang disajikan pun merupakan menu Banyuwangi. Batik berwarna merah dengan motif Banyuwangi juga mendominasi ruangan sebagai seragam panitia.
Menteri Pariwisata Arief Yahya bersama Walikota Kota Bandung Oded M Danial beserta istri, Siti Muntamah tampak hadir. Siti merupakan orang Banyuwangi dan baru saja terpilih menjadi Anggota DPRD Provinsi Jabar.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, hubungan antar-warga itu jauh lebih kuat dan dahsyat dibandingkan hubungan bisnis. Walaupun berada jauh dari Banyuwangi, tetap bisa memberikan sumbangsih dalam memajukan kota kelahiran.
"Masio ning kadohan, isun tetep lare osing, yang yang artinya walaupun jauh dari tanah kelahiran, saya tetap orang Osing (Banyuwangi)," ujar Menpar Arief Yahya.
Menpar Arief Yahya menilai Banyuwangi kini sudah sangat berkembang. Namun masih perlu sumbangan pemikiran bagi masyarakat Banyuwangi. Khususnya masyarakat Banyuwangi yang juga ada di luar daerah atau pun yang saat ini tinggal di luar negeri.
"Saya gembira dengan perkembangan yang ada. Tentu masih ada kekurangan, itu pasti. Nah itu ayo diperbaiki dan dibantu bersama-sama," ujar Menpar Arief Yahya yang lahir dan menghabiskan masa kecil hingga remaja di Banyuwangi.
Menpar Arief Yahya mengaku tidak khawatir dengan Atraksi Banyuwangi. Karena Budaya dan Alam Banyuwangi merupakan kelas dunia. Banyuwangi sudah ditetapkan Menpar sebagai Kota Festival Terbaik di Indonesia dengan jumlah festival yang sangat banyak.
Banyuwangi juga memiliki Destinasi Kelas Dunia. Seperti Blue Fire Kawah Ijen (hanya ada dua di dunia), Savannah di Baluran dan Sadengan, serta surfing di Plengkung dan Red Island.
Untuk Aksesibilitas, pembangunan Bandara Banyuwangi masih terus dilakukan.
Pelebaran Runway dari 30 meter menjadi 45 meter, progress 70%, target selesai Juli 2019.
Perpanjangan Runway dari 2250 meter menjadi 2500 meter, target selesai Desember 2019. Sehingga Bandara Banyuwangi bisa beroperasi secara penuh sebagai bandara international.
Untuk Amenitas, Menpar akan datang pada Ground breaking Hotel Bandara Internasional Banyuwangi dan Ground breaking Food Court Warung Ijen ketika pelaksanaan Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) pada 27 Juli 2019 mendatang.
"Sudah banyak yang sudah dicapai oleh Banyuwangi, di antaranya kabupaten dengan event terbanyak nasional, mengalahkan Solo dan Yogyakarta. Amenitasnya, selama Saya jadi Menteri, Banyuwangi telah membangun 3 hotel bintang 4. Aksesnya, sudah banyak direct flight dari banyak maskapai ke Banyuwangi," papar Menpar Arief Yahya.
Untuk Pariwisata Kota Bandung, Menpar mendorong dikembangkannya Atraksi Wisata Halal.
Pemkot Bandung telah menerima penghargaan Destinasi Wisata Halal Unggulan dari Kemenpar pada Wonderful Indonesia Halal Tourism Meeting and Conference (9 April 2019).
"MoU antara Pemkot Bandung-Kemenpar tentang Bandung Kota Tujuan Wisata HaIaI UngguIan di Indonesia juga telah ditandatangani pada April 2019," ungkapnya.
Menpar juga menginstruksikan STP Bandung yang memiliki Enhai Halal Tourism Center (EHTC) untuk fokus membantu pengembangan Wisata Halal di Kota Bandung.
Menpar juga menyampaikan Critical Success Factor Pariwisata Kota Bandung adalah Aksesibilitas Udara. Karena Bandara Husein Sastranegara yang sudah penuh, maka harus menggunakan Bandara Kertajati. Ada 56 penerbangan pindah ke Bandara Kertajati per 1 Juli 2019.
"Masalahnya saat ini adalah akses ke Kertajati yang agak sulit. Jarak dari Bandung 155 km/ 2 Jam 30 Menit via Tol Cipularang-Tol Cipali," ujarnya.
Menpar berharap Pemkot Bandung mendukung upaya untuk mempermudah akses ke bandara Kertajati. Menpar mencontohkan, Angkasa Pura II yang membantu dengan memberikan tarif gratis Bus Damri selama bulan Juli, tinggal menunjukkan boarding pass atau tiket pesawat. Operator lain memberikan diskon.
"Jika Tol Cisumdawu sudah selesai, maka akses ke Kertajati akan lebih mudah. Tidak masalah jika bandara bukan di satu kota, karena tujuan orang datang ke Kertajati Jabar adalah ke Bandung. Contohnya Jakarta bandaranya di Tangerang, Surabaya di Sidoarjo," pungkasnya.
Walikota Bandung Oded N Danial mengatakan, keluarga IKAWANGI yang ada di Bandung sudah menjadi keluarga warga Bandung. Dia berharap IKAWANGI Bandung harus menjadi bagian dari Bandung dalam meraih prestasi-prestasi di masa depan.
"Saya berharap keluarga IKAWANGI Bandung bisa berkolaborasi mengikuti segala kebijakan dan regulasi pemerintah Bandung. Kedepan IKAWANGI Bandung pasti memberikan sesuatu yang berarti bagi Bandung," ujar Oded.
Sebagai orang nomer satu di Kota Kembang ini, Oded mengakui prestasi yang berhasil diraih Banyuwangi membuatnya lebih bersemangat dalam ikut memajukan pariwisata di Bandung.
"Istri Saya orang Karangrejo, Banyuwangi. Saya dikasih sarapan pecel tiap pagi. Minggu kemarin Saya dan keluarga ke Banyuwangi, kami menyaksikan sendiri pembangunannya yang luar biasa. Kami pun sempat berwisata di Pulau Hijau yang indah," ungkap Oded.
Gebyar budaya diisi Gebyar Seni Banyuwangi, sekitar 500 warga asal Banyuwangi terbalut dalam suasana meriah dan penuh kekeluargaan. Berbagai pertunjukan ditampilkan, mulai dari tari gandrung, jaran goyang, sorote lintang hingga lagu-lagu kuntulan khas Banyuwangi sukses menghibur.
Selain itu, kuliner yang disajikan pun merupakan menu Banyuwangi. Batik berwarna merah dengan motif Banyuwangi juga mendominasi ruangan sebagai seragam panitia.
Menteri Pariwisata Arief Yahya bersama Walikota Kota Bandung Oded M Danial beserta istri, Siti Muntamah tampak hadir. Siti merupakan orang Banyuwangi dan baru saja terpilih menjadi Anggota DPRD Provinsi Jabar.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, hubungan antar-warga itu jauh lebih kuat dan dahsyat dibandingkan hubungan bisnis. Walaupun berada jauh dari Banyuwangi, tetap bisa memberikan sumbangsih dalam memajukan kota kelahiran.
"Masio ning kadohan, isun tetep lare osing, yang yang artinya walaupun jauh dari tanah kelahiran, saya tetap orang Osing (Banyuwangi)," ujar Menpar Arief Yahya.
Menpar Arief Yahya menilai Banyuwangi kini sudah sangat berkembang. Namun masih perlu sumbangan pemikiran bagi masyarakat Banyuwangi. Khususnya masyarakat Banyuwangi yang juga ada di luar daerah atau pun yang saat ini tinggal di luar negeri.
"Saya gembira dengan perkembangan yang ada. Tentu masih ada kekurangan, itu pasti. Nah itu ayo diperbaiki dan dibantu bersama-sama," ujar Menpar Arief Yahya yang lahir dan menghabiskan masa kecil hingga remaja di Banyuwangi.
Menpar Arief Yahya mengaku tidak khawatir dengan Atraksi Banyuwangi. Karena Budaya dan Alam Banyuwangi merupakan kelas dunia. Banyuwangi sudah ditetapkan Menpar sebagai Kota Festival Terbaik di Indonesia dengan jumlah festival yang sangat banyak.
Banyuwangi juga memiliki Destinasi Kelas Dunia. Seperti Blue Fire Kawah Ijen (hanya ada dua di dunia), Savannah di Baluran dan Sadengan, serta surfing di Plengkung dan Red Island.
Untuk Aksesibilitas, pembangunan Bandara Banyuwangi masih terus dilakukan.
Pelebaran Runway dari 30 meter menjadi 45 meter, progress 70%, target selesai Juli 2019.
Perpanjangan Runway dari 2250 meter menjadi 2500 meter, target selesai Desember 2019. Sehingga Bandara Banyuwangi bisa beroperasi secara penuh sebagai bandara international.
Untuk Amenitas, Menpar akan datang pada Ground breaking Hotel Bandara Internasional Banyuwangi dan Ground breaking Food Court Warung Ijen ketika pelaksanaan Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) pada 27 Juli 2019 mendatang.
"Sudah banyak yang sudah dicapai oleh Banyuwangi, di antaranya kabupaten dengan event terbanyak nasional, mengalahkan Solo dan Yogyakarta. Amenitasnya, selama Saya jadi Menteri, Banyuwangi telah membangun 3 hotel bintang 4. Aksesnya, sudah banyak direct flight dari banyak maskapai ke Banyuwangi," papar Menpar Arief Yahya.
Untuk Pariwisata Kota Bandung, Menpar mendorong dikembangkannya Atraksi Wisata Halal.
Pemkot Bandung telah menerima penghargaan Destinasi Wisata Halal Unggulan dari Kemenpar pada Wonderful Indonesia Halal Tourism Meeting and Conference (9 April 2019).
"MoU antara Pemkot Bandung-Kemenpar tentang Bandung Kota Tujuan Wisata HaIaI UngguIan di Indonesia juga telah ditandatangani pada April 2019," ungkapnya.
Menpar juga menginstruksikan STP Bandung yang memiliki Enhai Halal Tourism Center (EHTC) untuk fokus membantu pengembangan Wisata Halal di Kota Bandung.
Menpar juga menyampaikan Critical Success Factor Pariwisata Kota Bandung adalah Aksesibilitas Udara. Karena Bandara Husein Sastranegara yang sudah penuh, maka harus menggunakan Bandara Kertajati. Ada 56 penerbangan pindah ke Bandara Kertajati per 1 Juli 2019.
"Masalahnya saat ini adalah akses ke Kertajati yang agak sulit. Jarak dari Bandung 155 km/ 2 Jam 30 Menit via Tol Cipularang-Tol Cipali," ujarnya.
Menpar berharap Pemkot Bandung mendukung upaya untuk mempermudah akses ke bandara Kertajati. Menpar mencontohkan, Angkasa Pura II yang membantu dengan memberikan tarif gratis Bus Damri selama bulan Juli, tinggal menunjukkan boarding pass atau tiket pesawat. Operator lain memberikan diskon.
"Jika Tol Cisumdawu sudah selesai, maka akses ke Kertajati akan lebih mudah. Tidak masalah jika bandara bukan di satu kota, karena tujuan orang datang ke Kertajati Jabar adalah ke Bandung. Contohnya Jakarta bandaranya di Tangerang, Surabaya di Sidoarjo," pungkasnya.
Walikota Bandung Oded N Danial mengatakan, keluarga IKAWANGI yang ada di Bandung sudah menjadi keluarga warga Bandung. Dia berharap IKAWANGI Bandung harus menjadi bagian dari Bandung dalam meraih prestasi-prestasi di masa depan.
"Saya berharap keluarga IKAWANGI Bandung bisa berkolaborasi mengikuti segala kebijakan dan regulasi pemerintah Bandung. Kedepan IKAWANGI Bandung pasti memberikan sesuatu yang berarti bagi Bandung," ujar Oded.
Sebagai orang nomer satu di Kota Kembang ini, Oded mengakui prestasi yang berhasil diraih Banyuwangi membuatnya lebih bersemangat dalam ikut memajukan pariwisata di Bandung.
"Istri Saya orang Karangrejo, Banyuwangi. Saya dikasih sarapan pecel tiap pagi. Minggu kemarin Saya dan keluarga ke Banyuwangi, kami menyaksikan sendiri pembangunannya yang luar biasa. Kami pun sempat berwisata di Pulau Hijau yang indah," ungkap Oded.
(akn)