Perjuangan dan Ketegaran Ani Yudhoyono Melawan Kanker Darah

Sabtu, 01 Juni 2019 - 13:56 WIB
Perjuangan dan Ketegaran Ani Yudhoyono Melawan Kanker Darah
Perjuangan dan Ketegaran Ani Yudhoyono Melawan Kanker Darah
A A A
JAKARTA - Mantan Ibu Negara Kristiani Herawati yang akrab disapa Ani Yudhoyono meninggal dunia di usia 67 tahun setelah berjuang melawan sakit kanker darah yang dideritanya di Singapura, Sabtu (1/6/2019). Terhitung kurang lebih empat bulan lamanya Ani Yudhoyono menjalani perawatan intensif di National University Hospital (NUH) Singapura.

Almarhumah menjalani perawatan di Singapura sejak 2 Februari 2019 lalu atas rekomendasi tim dokter kepresidenan Indonesia. Dia divonis mengidap blood cancer atau kanker darah. Informasi itu dibagikan sendiri oleh Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Dengan rasa prihatin, saya sampaikan kepada para sahabat di Tanah Air, Ibu Ani mengalami blood cancer atau kanker darah. Karenanya harus menjalani pengobatan dan perawatan yang intensif di National Universtiy Hospital Singapura," kata SBY dari Singapura dalam rekaman video, Rabu (13/2/2019).

Selama pengobatan, Ani Yudhoyono harus menjalani perawatan di ruang karantina khusus untuk menghindari terjadinya infeksi virus dan bakteri yang berpotensi mengganggu proses pengobatan yang sedang dilakukan. Dalam upaya penyembuhannya, Ani Yudhoyono juga mendapatkan donor sumsum tulang belakang yang dibutuhkan untuk mengobati penyakitnya.

Adapun pendonornya tidak lain adalah sang adik, Jenderal TNI Purnawirawan Pramono Edhi Wibowo. Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) itu dinyatakan memenuhi syarat menjadi pendonor Ani Yudhoyono. "Ini persiapan saja kalau memang benar akan terjadi transplan sumsum nantinya," kata Politikus Demokrat Jansen Sitindaon.

Setelah tiga bulan menjalani pengobatan di ruang perawatan di National University Hospital Singapura, Ani Yudhoyono sempat diperkenankan keluar ruangan. Kondisinya yang tampak membaik seolah memberi angin Ketika itu dia pun mengucapkan syukur karena bisa menghirup udara segar.

"Alhamdulillah setelah 3 bulan tidak menghirup udara segar, hari ini saya diperkenan dokter keluar ruangan untuk melihat hijaunya daun, birunya langit dan segarnya udara walau hanya 1-2 jam. Terima kasih Ya Allah.... Semoga kesehatanku semakin pulih. Mohon doa teman-teman semua," kata Ani Yudhoyono melalui akun Instagramnya, @aniyudhoyono, Kamis (16/5/2019).

Dalam foto-foto yang diunggah di akun Instagramnya, terlihat Ani Yudhiyono duduk di kursi roda berada di luar gedung rumah sakit. Dia ditemani sang suami dan menantunya, Anissa Pohan.

Meski tengah menjalani proses perawatan di rumah sakit di Singapura, Ani Yudhoyono tetap berusaha menunaikan hak pilihnya pada Pemilu 2019 lalu. Melalui akun Instagram @aniyudhoyono, wanita kelahiran 6 Juli 1952 itu mempublikasikan saat dirinya tengah melakukan proses pencoblosan, Minggu (14/4/2019).

"Hari ini tanggal 14 April 2019, saya menggunakan hak pilih di Singapura. Meskipun sedang menjalani perawatan di rumah sakit, saya berpartisipasi dalam Pemilu ini untuk masa depan Indonesia yang lebih baik," kata Ani Yudhoyono.

Selama proses pengobatan, SBY dengan setia mendampingi sang istri tercinta. Tak seharipun SBY meninggalkan Ani Yudhoyono selama menjalani proses penyembuhan di Singapura.

SBY mengambarkan sang istri merupakan sosok yang kuat, tabah, dan tegar dalam menghadapi tantangan kehidupan. "Termasuk ketika kami bersatu dalam suka dan duka selama 10 tahun saya mengemban tugas memimpin Indonesia dulu," tutur SBY.

Dukungan untuk kesembuhan Ani Yudoyono juga datang dari kedua putra, menantu dan cucu-cicinya. Sang menantu Annisa Pohan mengunggah foto Ani Yudhoyono sedang berbaring ditemani putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono, menantunya Anisa dan Siti Ruby Aliya Rajasa, serta empat cucunya.

Anissa juga menuliskan doa untuk ibu mertuanya yang biasa disapanya Memo itu. "Memo adalah perempuan kuat yang luar biasa, panutan saya dan tentu kesayangan dalam keluarga," tulis Annisa.

Istri dari AHY itu juga mengungkapkan dirinya bersama anggota keluarga lainnya akan selalu memberikan dukungan kepada Ani Yudhoyono. "Karena itu Kami anak cucu akan selalu mendukung memo untuk menjadi bahan bakar agar memo selalu dapat berpijar menjadi pelita yang tidak akan meredup, karena memo adalah pelita kami, pelita keluarga," tulisnya.

Namun, kondisi kesehatan Ani Yudhoyono kembali menurun pada Rabu (29/05/2019) lalu. Hal itu diungkapkan Agus Harimurti Yudhoyono mewakili pihak keluarga. Ibu Ani harus dirawat secara intensif di ruang Intensive Care Unit (ICU), di NUH Singapura.

Tindakan itu diambil sebagai respons cepat terhadap kondisi penurunan kesehatan Ibu Ani yang masih belum stabil. Ibu Ani memerlukan penanganan ekstra.

Dua hari berselang, Jumat (31/5/2019), Ibu Ani dikabarkan sempat tidak sadarkan diri. "Iya pagi tadi jam 08.00 WIB drop lagi dan jam 09.00 WIB tidak sadarkan diri," kata Ketua Divisi Hukum dan Advokasi Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean kepada wartawan, Jumat (31/5/2019).

Setelah menjalani perawatan selama empat bulan terakhir, akhirnya Ani Yudhoyono menghembuskan nafas terakhir dalam perjuangan melawan penyakit kanker darah yang dideritanya. Selamat jalan Ibu Ani Yudhoyono.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6988 seconds (0.1#10.140)