Umat Islam Harus Terus Jaga Persaudaraan dan Persatuan
A
A
A
Kelemahan umat Islam disebabkan oleh krisis ukhuwah atau rasa persaudaraan dan persatuan di antara sesama muslim. Padahal, ajaran Islam mengajak pemeluknya untuk bersaudara, bersatu, dan tidak terpecah belah. Akademisi Studi Islam Aqdi Rofiq Asnawi mengingatkan betapa pentingnya ukhuwah melalui penelusuran ayat-ayat Alquran dan Hadis.
”Sejak 14 abad silam, Alquran juga berisi ajakan untuk menguatkan tali persaudaraan (ukhuwah) sesama muslim. Mayoritas ajakan tersebut terkandung dalam larangan untuk bercerai berai, berselisih, merendahkan kaum lain, dan hal-hal lain yang merusak ukhuwah. Karena memang cara yang paling ampuh untuk mengukuhkan ukhuwah adalah mencegah segala hal yang meruntuhkannya," ucap Aqdi saat dihubungi kemarin.
Contohnya saja dalam surah Al Anfal ayat 46. Allah SWT berfirman: “Dan taatilah Allah dan rosul-Nya, dan janganlah kalian berselisih yang menyebabkan kalian menjadi gentar dan kekuatan kalian hilang”.
Alumni Pascasarjana Studi Quran Kontemporer, Hamad bin Khalifa University (HBKU) Qatar, mengatakan, ayat di atas mengingatkan pada konsekuensi dari perpecahan, perselisihan, atau perseteruan. Hal semacam ini akan hanya menghilangkan kekuatan dan mendatangkan kelemahan.
"Oleh karena itu, ukhuwah sesama muslim harus terus dijaga. Ajakan untuk menguatkan ukhuwah dalam Alquran juga berupa penyataan atau statement," tegasnya. Seperti pada surah Al Hujurat ayat 10: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara”.
Dari pernyataan ini muncullah perintah untuk menciptakan perdamaian dan mewujudkan ketakwaan. Semua rangkaian ini dimaksudkan untuk mendapatkan curahan rahmat dan kasih sayang, sehingga ukhuwah tidak hanya memberi kekuatan, namun juga mendatangkan rahmat.
Ukhuwah antara umat Islam dijelaskan melalui hadis-hadis Nabi lebih dalam lagi. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, sambung Aqdi, hubungan sesama orang yang beriman diumpamakan sebagai bangunan yang saling menguatkan. Sementara dalam hadis lainnya yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, hubungan itu diumpamakan seperti anggota tubuh yang ikut merasakan kesakitan anggota tubuh yang lain.
Keduanya menunjukkan rasa empati dan saling menguatkan yang semestinya dimiliki oleh seorang muslim terhadap muslim lainnya. "Hubungan antarumat Islam dan umat lainnya hendaknya juga didasarkan pada rasa empati dan saling menguatkan untuk kebaikan. Sehingga tercipta suasana yang damai dan melahirkan kekuatan bersama," jelas alumni Studi Hadits Universitas Islam Madinah.
Ketua Komisi VIII DPR Ali Taher Parasong menyatakan, Rasulullah SAW pernah membuat gambaran indah tentang persaudaraan antarpemeluk agama Islam. Beliau melukiskan bahwa persaudaraan dalam ikatan keislaman itu seperti satu tubuh.
“Perumpamaan orang-orang yang beriman, dalam saling mencintai, saling menyantuni sesama mereka, adalah laksana kesatuan tubuh. Apabila satu bagian dari tubuh itu menderita sakit, maka seluruh badan turut merasakannya,” tegasnya.
”Sejak 14 abad silam, Alquran juga berisi ajakan untuk menguatkan tali persaudaraan (ukhuwah) sesama muslim. Mayoritas ajakan tersebut terkandung dalam larangan untuk bercerai berai, berselisih, merendahkan kaum lain, dan hal-hal lain yang merusak ukhuwah. Karena memang cara yang paling ampuh untuk mengukuhkan ukhuwah adalah mencegah segala hal yang meruntuhkannya," ucap Aqdi saat dihubungi kemarin.
Contohnya saja dalam surah Al Anfal ayat 46. Allah SWT berfirman: “Dan taatilah Allah dan rosul-Nya, dan janganlah kalian berselisih yang menyebabkan kalian menjadi gentar dan kekuatan kalian hilang”.
Alumni Pascasarjana Studi Quran Kontemporer, Hamad bin Khalifa University (HBKU) Qatar, mengatakan, ayat di atas mengingatkan pada konsekuensi dari perpecahan, perselisihan, atau perseteruan. Hal semacam ini akan hanya menghilangkan kekuatan dan mendatangkan kelemahan.
"Oleh karena itu, ukhuwah sesama muslim harus terus dijaga. Ajakan untuk menguatkan ukhuwah dalam Alquran juga berupa penyataan atau statement," tegasnya. Seperti pada surah Al Hujurat ayat 10: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara”.
Dari pernyataan ini muncullah perintah untuk menciptakan perdamaian dan mewujudkan ketakwaan. Semua rangkaian ini dimaksudkan untuk mendapatkan curahan rahmat dan kasih sayang, sehingga ukhuwah tidak hanya memberi kekuatan, namun juga mendatangkan rahmat.
Ukhuwah antara umat Islam dijelaskan melalui hadis-hadis Nabi lebih dalam lagi. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, sambung Aqdi, hubungan sesama orang yang beriman diumpamakan sebagai bangunan yang saling menguatkan. Sementara dalam hadis lainnya yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, hubungan itu diumpamakan seperti anggota tubuh yang ikut merasakan kesakitan anggota tubuh yang lain.
Keduanya menunjukkan rasa empati dan saling menguatkan yang semestinya dimiliki oleh seorang muslim terhadap muslim lainnya. "Hubungan antarumat Islam dan umat lainnya hendaknya juga didasarkan pada rasa empati dan saling menguatkan untuk kebaikan. Sehingga tercipta suasana yang damai dan melahirkan kekuatan bersama," jelas alumni Studi Hadits Universitas Islam Madinah.
Ketua Komisi VIII DPR Ali Taher Parasong menyatakan, Rasulullah SAW pernah membuat gambaran indah tentang persaudaraan antarpemeluk agama Islam. Beliau melukiskan bahwa persaudaraan dalam ikatan keislaman itu seperti satu tubuh.
“Perumpamaan orang-orang yang beriman, dalam saling mencintai, saling menyantuni sesama mereka, adalah laksana kesatuan tubuh. Apabila satu bagian dari tubuh itu menderita sakit, maka seluruh badan turut merasakannya,” tegasnya.
(don)