Koalisi Seni Edukasi Masyakat Agar Mencinta Budayanya
A
A
A
Seni dan budaya merupakan hal penting yang harus dimiliki sebuah bangsa agar masyarakatnya bisa maju dan berkembang secara pola pikir guna mengikuti perkembangan zaman. Seni dalam kehidupan masyarakat pada saat sekarang ini sangat jelas tampak dan sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian pembicaraan hangat yang mencuat dalam diskusi bersama Philantrophy Learning Forum bertajuk Dampak Seni dalam Masyarakat yang diinisiasi Koalisi Seni. Pengurus Koalisi Seni Linda Hoemar Abidin menuturkan, acara diskusi ini diselenggarakan untuk menyinergiskan pemahaman dan kepedulian terhadap seni dan budaya Indonesia.
Seni sendiri sangat erat hubungannya dalam kehidupan sehari-hari dan dapat disimpulkan bahwa seni itu adalah bagian dari kehidupan manusia sejak zaman nenek moyang kita dulu. Bahkan seni juga menjadi bagian dari religi atau upacara keagamaan.
"Abainya masyarakat terhadap seni dan budaya bisa jadi disebabkan oleh terbatasnya pemahaman publik terhadap dampak positif dari seni," ujarnyadi One Pasific Place, Jakarta, Selasa (30/4).
Linda mengungkapkan bahwa seni berkembang di setiap daerah dan tersebar di seluruh Nusantara. Ragam seni tersebut lahir dari ekspresi gagasan atau perasaan manusia yang memiliki nilai-nilai budaya. Nilai itu terekspresi melalui pola kelakuan hingga menghasilkan seni yang estetis dan bermakna serta bermanfaat bagi masyarakat.
Namun, pada saat sekarang ini seni sudah mulai memudar dalam keseharian masyarakat, dikarenakan pengaruh kebudayaan luar yang masuk ke Indonesia hingga mengakibatkan seni yang ada di Indonesia kurang berkembang. Bahkan sebaliknya, seni yang dibawa dari luar menguasai perindustrian Indonesia sehingga masyarakat kurang meminati seni tradisi yang lahir di daerah-daerah di Indonesia.
Untuk itulah Linda berharap dari diskusi ini akan lahir banyak pemahaman baru akan seni dan budaya. Dalam diskusi itu Koalisi Seni juga mengeluarkan buku Dampak Seni di Masyarakat yang mengajak masyarakat untuk mengubah pemahaman akan seni dan budaya. Pemahaman tersebut berupa ajakan positif untuk memberdayakan seni dan budaya.
“Hal ini penting karena budaya merupakan bagian dari masyarakat yang tidak dapat dihilangkan dan harus serius diperhatikan,” ujar Linda. Selain Linda, dalam diskusi tersebut hadir beberapa narasumber yang menuturkan pengalaman dalam pengembangan seni di masyarakat.
Seperti Reza Adhitama dari Roemah Martha Tilaar. Bersama Martha Tilaar, Reza membangun komunitas di masyarakat Kabupaten Gombong, Jawa Tengah, dan memfasilitasi ruang untuk berkesenian. "Sekarang mereka menemukan identitasnya dan bangga akan hal itu," ujar Reza.
Pendekatan lain dilakukan oleh Sanggar Anak Akar, yang melakukan pemberdayaan terhadap anak-anak jalanan. Selama 24 tahun sanggar ini telah mengedukasi 1.500 anak dengan pendekatan seni. "Seni memiliki kekuatan untuk mengubah perilaku anak menjadi lebih baik. Kesenian adalah aspek humanis yang melekat di anak-anak, maka kami menyentuh mereka lewat seni," ujar Penanggung Jawab Harian Sanggar Anak Akar, Hairun Nisa.
Demikian pembicaraan hangat yang mencuat dalam diskusi bersama Philantrophy Learning Forum bertajuk Dampak Seni dalam Masyarakat yang diinisiasi Koalisi Seni. Pengurus Koalisi Seni Linda Hoemar Abidin menuturkan, acara diskusi ini diselenggarakan untuk menyinergiskan pemahaman dan kepedulian terhadap seni dan budaya Indonesia.
Seni sendiri sangat erat hubungannya dalam kehidupan sehari-hari dan dapat disimpulkan bahwa seni itu adalah bagian dari kehidupan manusia sejak zaman nenek moyang kita dulu. Bahkan seni juga menjadi bagian dari religi atau upacara keagamaan.
"Abainya masyarakat terhadap seni dan budaya bisa jadi disebabkan oleh terbatasnya pemahaman publik terhadap dampak positif dari seni," ujarnyadi One Pasific Place, Jakarta, Selasa (30/4).
Linda mengungkapkan bahwa seni berkembang di setiap daerah dan tersebar di seluruh Nusantara. Ragam seni tersebut lahir dari ekspresi gagasan atau perasaan manusia yang memiliki nilai-nilai budaya. Nilai itu terekspresi melalui pola kelakuan hingga menghasilkan seni yang estetis dan bermakna serta bermanfaat bagi masyarakat.
Namun, pada saat sekarang ini seni sudah mulai memudar dalam keseharian masyarakat, dikarenakan pengaruh kebudayaan luar yang masuk ke Indonesia hingga mengakibatkan seni yang ada di Indonesia kurang berkembang. Bahkan sebaliknya, seni yang dibawa dari luar menguasai perindustrian Indonesia sehingga masyarakat kurang meminati seni tradisi yang lahir di daerah-daerah di Indonesia.
Untuk itulah Linda berharap dari diskusi ini akan lahir banyak pemahaman baru akan seni dan budaya. Dalam diskusi itu Koalisi Seni juga mengeluarkan buku Dampak Seni di Masyarakat yang mengajak masyarakat untuk mengubah pemahaman akan seni dan budaya. Pemahaman tersebut berupa ajakan positif untuk memberdayakan seni dan budaya.
“Hal ini penting karena budaya merupakan bagian dari masyarakat yang tidak dapat dihilangkan dan harus serius diperhatikan,” ujar Linda. Selain Linda, dalam diskusi tersebut hadir beberapa narasumber yang menuturkan pengalaman dalam pengembangan seni di masyarakat.
Seperti Reza Adhitama dari Roemah Martha Tilaar. Bersama Martha Tilaar, Reza membangun komunitas di masyarakat Kabupaten Gombong, Jawa Tengah, dan memfasilitasi ruang untuk berkesenian. "Sekarang mereka menemukan identitasnya dan bangga akan hal itu," ujar Reza.
Pendekatan lain dilakukan oleh Sanggar Anak Akar, yang melakukan pemberdayaan terhadap anak-anak jalanan. Selama 24 tahun sanggar ini telah mengedukasi 1.500 anak dengan pendekatan seni. "Seni memiliki kekuatan untuk mengubah perilaku anak menjadi lebih baik. Kesenian adalah aspek humanis yang melekat di anak-anak, maka kami menyentuh mereka lewat seni," ujar Penanggung Jawab Harian Sanggar Anak Akar, Hairun Nisa.
(don)