Ratusan Petugas KPPS Wafat Pernah Terjadi di Pemilu Sebelumnya
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggareni mengatakan, bahwa merenggutnya nyawa petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) karena kelelahan sudah terjadi semenjak Pemilu 2004 lalu.
Hal ini dikatakan Titi dalam diskusi akhir pekan Polemik MNC Trijaya Network dengan tajuk 'Silent Killer Pemilu Serentak', yang digelar di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta, Sabtu (27/4/2019).
"Soal korban dalam penyelenggaraan hari H, itu dari 2004 juga jadi isu. Tapi memang ada situasi yang berbeda, media sosialnya tak semasif sekarang. Waktu itu gegap gempita pemilu apalagi selesai pileg langsung melanjutkan dengan pilpres langsung pertama," kata Titi.
Titi mengungkapkan, pada Pemilu tahun 2009 yang lalu juga banyak korban akibat kelelahan. Sebab, saat itu pengitungan melampaui jam 12 malam juga terjadi.
Sedangkan, untuk Pemilu 2014 yang lalu, berdasarkan data internalnya, Titi mengungkapkan, sebanyak 157 korban jiwa yang menjadi korban dalam penyelenggaraan pileg pilpres 2014.
"Sebenarnya dari sana itu sudah jadi warning bahwa pemilu kita ini sebenernya un-managable, sesuatu yang sulit untuk dimanajemeni dengan betul-betul menerapkan prosedur yang ada 100 persen sempurna," pungkasnya.
Hal ini dikatakan Titi dalam diskusi akhir pekan Polemik MNC Trijaya Network dengan tajuk 'Silent Killer Pemilu Serentak', yang digelar di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta, Sabtu (27/4/2019).
"Soal korban dalam penyelenggaraan hari H, itu dari 2004 juga jadi isu. Tapi memang ada situasi yang berbeda, media sosialnya tak semasif sekarang. Waktu itu gegap gempita pemilu apalagi selesai pileg langsung melanjutkan dengan pilpres langsung pertama," kata Titi.
Titi mengungkapkan, pada Pemilu tahun 2009 yang lalu juga banyak korban akibat kelelahan. Sebab, saat itu pengitungan melampaui jam 12 malam juga terjadi.
Sedangkan, untuk Pemilu 2014 yang lalu, berdasarkan data internalnya, Titi mengungkapkan, sebanyak 157 korban jiwa yang menjadi korban dalam penyelenggaraan pileg pilpres 2014.
"Sebenarnya dari sana itu sudah jadi warning bahwa pemilu kita ini sebenernya un-managable, sesuatu yang sulit untuk dimanajemeni dengan betul-betul menerapkan prosedur yang ada 100 persen sempurna," pungkasnya.
(maf)