DMI Minta ISYEF Kembangkan Wisata Religi Berbasis Masjid
A
A
A
JAKARTA - Dewan Masjid Indonesia (DMI) meminta Indonesia Islamic Youth Economi Forum (ISYEF) mendukung program wisata religi berbasis masjid. Apalagi Indonesia memiliki banyak sekali masjid bernilai sejarah tinggi.
Hal itu ditegaskan Wakil Ketua DMI Syafruddin usai melakukan pertemuan dengan Ketua ISYEF, Muhammad Atras Mafazi, Rabu (10/4/2019).
Pada Ramadan mendatang, ISYEF akan mengadakan ISYEF 2.0. Rangkaian kegiatan ISYEF 2.0 di antaranya Khatam Fest yang akan digelar di 16 masjid yang berada di Ibukota Provinsi di seluruh Indonesia.
"Saya selalu akan mendukung kegiatan yang menjadi inisiatif dari ISYEF, tentu dengan yang dilandasi oleh niat baik. Sekecil apa pun pikiran dan kontribusi yang ada akan berdampak sangat luas dan menjadi inspirasi banyak orang. Saya akan hadir di beberapa daerah nanti," tutur Syafruddin, di Jakarta, Rabu (10/4/2019).
Kegiatan itu, lanjut dia, bisa digelar di masjid-masjid bersejarah sehingga dapat mempromosikan wisata religi berbasis masjid.
"Kita banyak memiliki masjid bagus dan bersejarah seperti Al Markaz di Sulawesi Selatan, Masjid Imam Lapeo di Sulawesi Barat, masjid di Cirebon, dan masih banyak lagi," kata mantan Wakapolri itu.
Wisata religi berbasis masjid merupakan salah satu program unggulan DMI. Banyak negara yang telah menjadikan wisata religi berbasis masjid sebagai andalan utama pariwisata. Tidak sedikit pendapatan untuk negara yang dihasilkan dari wisata religi ini.
Syafruddin mencontohkan kesuksesan Grand Mosque di Uni Emirat Arab yang dikunjungi sepuluh ribu wisatawan setiap harinya.
"Bayangkan berbagai masyarakat dunia dari berbagai agama mendatangi Grand Mosque untuk mengangumi keindahan masjid dan artefak yang ada disana. Indahnya lagi, para wisatawan itu mau mengenakan busana Islami seperti kerudung dan melepas alas kaki. Kalian harus juga bisa untuk mengelola dan mengembangkan wisata masjid ini," jelas Syafruddin.
Syafruddin meminta agar pengurus ISYEF melibatkan organisasi pemuda Islam dan remaja masjid saat melaksanakan kegiatan tersebut.
"Kemarin DMI telah berhasil menyatukan berbagai organisasi kepemudaan dan remaja Islam untuk mengembangkan ekonomi ummat. Kegiatan ini juga dapat melibatkan elemen Pemuda Islam yang ada," ucapnya.
Hal itu ditegaskan Wakil Ketua DMI Syafruddin usai melakukan pertemuan dengan Ketua ISYEF, Muhammad Atras Mafazi, Rabu (10/4/2019).
Pada Ramadan mendatang, ISYEF akan mengadakan ISYEF 2.0. Rangkaian kegiatan ISYEF 2.0 di antaranya Khatam Fest yang akan digelar di 16 masjid yang berada di Ibukota Provinsi di seluruh Indonesia.
"Saya selalu akan mendukung kegiatan yang menjadi inisiatif dari ISYEF, tentu dengan yang dilandasi oleh niat baik. Sekecil apa pun pikiran dan kontribusi yang ada akan berdampak sangat luas dan menjadi inspirasi banyak orang. Saya akan hadir di beberapa daerah nanti," tutur Syafruddin, di Jakarta, Rabu (10/4/2019).
Kegiatan itu, lanjut dia, bisa digelar di masjid-masjid bersejarah sehingga dapat mempromosikan wisata religi berbasis masjid.
"Kita banyak memiliki masjid bagus dan bersejarah seperti Al Markaz di Sulawesi Selatan, Masjid Imam Lapeo di Sulawesi Barat, masjid di Cirebon, dan masih banyak lagi," kata mantan Wakapolri itu.
Wisata religi berbasis masjid merupakan salah satu program unggulan DMI. Banyak negara yang telah menjadikan wisata religi berbasis masjid sebagai andalan utama pariwisata. Tidak sedikit pendapatan untuk negara yang dihasilkan dari wisata religi ini.
Syafruddin mencontohkan kesuksesan Grand Mosque di Uni Emirat Arab yang dikunjungi sepuluh ribu wisatawan setiap harinya.
"Bayangkan berbagai masyarakat dunia dari berbagai agama mendatangi Grand Mosque untuk mengangumi keindahan masjid dan artefak yang ada disana. Indahnya lagi, para wisatawan itu mau mengenakan busana Islami seperti kerudung dan melepas alas kaki. Kalian harus juga bisa untuk mengelola dan mengembangkan wisata masjid ini," jelas Syafruddin.
Syafruddin meminta agar pengurus ISYEF melibatkan organisasi pemuda Islam dan remaja masjid saat melaksanakan kegiatan tersebut.
"Kemarin DMI telah berhasil menyatukan berbagai organisasi kepemudaan dan remaja Islam untuk mengembangkan ekonomi ummat. Kegiatan ini juga dapat melibatkan elemen Pemuda Islam yang ada," ucapnya.
(dam)