Peringati Harlah ke-96, PBNU Gelar Istighotsah Kubro dan Tahlil Serentak

Jum'at, 15 Maret 2019 - 08:10 WIB
Peringati Harlah ke-96,...
Peringati Harlah ke-96, PBNU Gelar Istighotsah Kubro dan Tahlil Serentak
A A A
JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menginstruksikan seluruh warga NU untuk memperingati Hari Lahir (Harlah) NU ke-96 versi tahun Hijriah dengan melaksanakan istighotsah kubro, tahlil, dan pembacaan shalawat asyghil, secara serentak di daerah masing-masing pada 16 Rajab 1440 H atau 23 Maret 2019 pukul 06.00 waktu setempat.

Ketua PBNU Robikin Emhas mengatakan, instruksi ini berlaku untuk seluruh pengurus NU dari anak ranting hingga pusat serta pengurus 14 lembaga dan 18 badan otonom NU dari cabang hingga pusat, 36 pengurus NU di luar negeri (PCINU) serta pesantren dan majelis ta’lim, serta warga NU pada umumnya.

“Tujuan kegiatan ini adalah memohon pertolongan kepada Allah agar keluarga masyarakat dan bangsa kita senantiasa menjadi keluarga, mayarakat, dan bangsa yang aman damai, makmur, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mendoakan para ulama, pejuang, para syuhada shalihin yang merupakan perintis kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya di Gedung PBNU, Jakarta, Kamis, 14 MAret 2019.

Kegiatan bernama Istighotsah Kubra dan Tahlil Serentak Nasional ini bisa dipusatkan di masjid, mushala, pesantren, atau di tempat terbuka di lingkup cabang atau wilayah masing-masing.

Kegiatan ini akan diikuti 10.985.100 orang dengan rincian sebanyak 8.980.350 orang yang dikoordinasi PWNU dan PCNU di seluruh Indonesia, sebanyak 2.000.000 orang yang dikoordinasi kalangan pesantren dan majelis taklim, serta 4.750 orang yang dikoordinasi PCINU di 36 negara.

Rais 'Aam PBNU KH Miftachul Akhyar sebelumnya sempat mewacanakan peringatan harlah NU pada Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar NU di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, akhir bulan lalu.

“Ternyata sambutan pengurus wilayah dan cabang, serta warga NU sangat luar biasa. Berdasarkan laporan yang masuk ke PBNU, jumlah yang ingin hadir, melebihi yang diperkirakan. Kita punya rincian detail jumlah orang dari tiap daerah,” katanya.

Oleh karena itu, kata dia, PBNU mempertimbangkan pelaksanaan tersebut dari berbagai aspek, terutama keamanan dan ketertiban, juga ketersediaan tempat.

“Kita berpegang kepada kaidah fiqih, dar’ul mafasid muqadamun ala jalbil mashalih, mencegah dampak yang tak diharapkan lebih penting daripada kemeriahan seremonial. Juga kaidah riayah mashalihil ‘ammah; kemashalahatan untuk kepentingan umum harus didahulukan daripada kepentingan golongan,” pungkasnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0676 seconds (0.1#10.140)