Alasan Politikus Gunakan Narkoba karena Coba-coba
A
A
A
JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat, Andi Arief merupakan satu contoh politikus pengguna narkoba. Mantan Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu ditangkap aparat Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri di Hotel Menara Peninsula, Jakarta Barat, Minggu 3 Maret 2019 malam.
Terkait hal itu, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Heru Winarko membeberkan alasan umumnya para politikus mengkonsumsi narkoba. "Pertama-tama, mereka ingin coba-coba, makanya sering saya sampaikan bahwa dari penyalahgunaan narkoba lebih kurang 4 juta lebih 57% nya itu ingin mencoba pakai," ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (5/3/2019).
Dia pun mengaku bahwa pihaknya ingin mengetahui apakah ada jaringan narkoba di lingkaran para politikus. Sebab, lanjut dia, BNN fokus kepada jaringan. (Baca juga: Keluarga Andi Arief Ajukan Proses Rehabilitasi)
"Sehingga saya sering sampaikan kita perlu memperkuat assessment, bukan hanya ke tempat rehabilitasi," paparnya.
Maka itu, kata dia, pihaknya berupaya mencari tahu mengapa rasa ingin tahu menggunakan narkoba itu cukup besar, sementara kampanye bahaya narkoba selama ini sudah cukup. "Karena rasa ingin tahu masyarakat itu yang harus kita tekan, sehingga kita sudah masuk ke ulama-ulama, masuk ke tokoh-tokoh agama, juga ke kampus, ini yang kita lakukan," tegasnya.
Terkait hal itu, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Heru Winarko membeberkan alasan umumnya para politikus mengkonsumsi narkoba. "Pertama-tama, mereka ingin coba-coba, makanya sering saya sampaikan bahwa dari penyalahgunaan narkoba lebih kurang 4 juta lebih 57% nya itu ingin mencoba pakai," ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (5/3/2019).
Dia pun mengaku bahwa pihaknya ingin mengetahui apakah ada jaringan narkoba di lingkaran para politikus. Sebab, lanjut dia, BNN fokus kepada jaringan. (Baca juga: Keluarga Andi Arief Ajukan Proses Rehabilitasi)
"Sehingga saya sering sampaikan kita perlu memperkuat assessment, bukan hanya ke tempat rehabilitasi," paparnya.
Maka itu, kata dia, pihaknya berupaya mencari tahu mengapa rasa ingin tahu menggunakan narkoba itu cukup besar, sementara kampanye bahaya narkoba selama ini sudah cukup. "Karena rasa ingin tahu masyarakat itu yang harus kita tekan, sehingga kita sudah masuk ke ulama-ulama, masuk ke tokoh-tokoh agama, juga ke kampus, ini yang kita lakukan," tegasnya.
(kri)