Seperti Apa Perjuangan Alya Mengharumkan Indonesia
A
A
A
MESKI lelah, aura bahagia tampak terlihat di wajah Miss Indonesia 2018 Alya Nurshabrina saat tiba di Tanah Air, Senin (10/12) malam.
Meski hanya meraih posisi 30 besar, gadis berdarah Sunda ini sudah berjuang memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Wanita yang akrab disapa Alya ini sampai di Tanah Air pada pukul 22.00 WIB dengan maskapai penerbangan China Southern Airlines dengan nomor pesawat CZ 387.
Meski baru menempuh perjalanan panjang dari Sanya, China, Alya yang mengenakan balutan busana gaun blue velvet ini pun masih terlihat bersemangat dan menghadirkan rona wajah dengan senyuman dari wajah cantiknya kepada rekan media yang hadir.
Meski hanya berhasil masuk posisi 30 besar dan menyabet penghargaan 1st runner up fast track beauty with a purpose di ajang kecantikan tingkat dunia itu, Alya mengaku senang. Bahkan, dia tak menyangka bisa sampai di posisi tersebut.
“Saya selalu ungkapkan rasa syukur bisa masuk 30 besar saja saya wow. Tapi pas tidak masuk 12 besar, saya tetap terus bersyukur dengan apa yang dicapai yang membuat saya begitu terharu,” papar Alya kepada KORAN SINDO di Terminal 3 kedatangan Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Senin (19/12) malam.
Perjuangan dara berusia 22 tahun ini otomatis membuat nama Indonesia makin dikenal di kancah internasional. Selama menjalani karantina Miss World, Alya pun mengaku banyak pelajaran yang dia dapat. Salah satunya perilaku keragaman budaya dari berbagai kontestan tiap negara.
“Saya belajar banyak budaya berbeda di sana dan buat saya kemenangan itu buat semuanya. Di sana pelajaran terpenting itu, yang di sana sudah menjadi Miss World,” kata dia.
Meski tak berhasil membawa pulang mahkota Miss World 2018, Alya Nurshabrina bisa menempati posisi 30 besar. Dara cantik asal Bandung ini berhasil meraih 1 st Runner up Beauty With A Purpose (BWAP ) Project.
Meski begitu, masyarakat Indonesia patut berbangga dengan perjuangan yang dilakukan Alya di ajang Miss World 2018. Ina Nuraini, ibunda Alya yang mendampingi Alya berjuang di ajang Miss World 2018 pun mengaku selalu men-support perjuangan anaknya yang total untuk mewakili Indonesia di ajang beauty pigeon tertua di dunia ini.
“Saya coba menguatkan Alya karena hal menang-kalah itu hal biasa. Jadi, easy going saja meski ada sedikit kekecewaan belum bisa memberikan yang terbaik buat Indonesia, tapi dia mendapat respek luar biasa dari kontestan lain, dan saya bangga dia sudah berusaha keras untuk memberikan yang terbaik untuk Indonesia,” tutur Ina.
Bukan hal mudah memang ketika Alya harus bersaing dengan 120 wanita cantik dari seluruh dunia. Alya pun terlihat begitu optimistis ketika menjalani proses karantina di China.
Wanita lulusan Universitas Parahyangan Bandung Fakul tas Ilmu Sosial Politik Jurusan Hubungan International ini selama delapan bulan telah melakukan persiapan, seperti pembangunan karakter, motivasi, modeling, public speaking, stage act, dan catwalk.
Tak ketinggalan Alya juga berlatih vokal karena ia unjuk kebolehan bernyanyi di sesi bakat. Kesuksesan Alya meraih peringkat 1 st runner up dalam babak Beauty With a Purpose menjadi penyemangatnya untuk terus melakukan berbagai kegiatan sosial.
Alya mengatakan melalui fast track tersebut, dirinya dan empat negara pemenang Beauty With a Purpose lainnya mencoba membantu mereka yang kurang beruntung.
Menurut dia, setiap negara memiliki masalah masing-masing. Karena itu, dia pun berharap bisa bekerja sama untuk menyelesaikan itu semua.
“Di situ kita semua saling apresiasi. Semua proyek bagus semua. Banyak banget semangat mereka yang bisa dipelajari karena mau berapa pun umur dan latar belakang kita, kita bisa saling bantu,” kata Alya.
Tak hanya itu, mojang Bandung ini pun menceritakan bahwa salah satu hasil dari kegiatan BWAP ini, dia membawa produk bubuk biji kelor.
“Itu produk BW A P dan liputan packing sudah saya tampilkan bawa. Teman kontestan negara lain pun tertarik mencoba membawa bubuk kelor yang multifungsi dan bisa untuk mencegah detoks dan untuk bahan masker,” sebutnya.
Meski hanya meraih posisi 30 besar, gadis berdarah Sunda ini sudah berjuang memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Wanita yang akrab disapa Alya ini sampai di Tanah Air pada pukul 22.00 WIB dengan maskapai penerbangan China Southern Airlines dengan nomor pesawat CZ 387.
Meski baru menempuh perjalanan panjang dari Sanya, China, Alya yang mengenakan balutan busana gaun blue velvet ini pun masih terlihat bersemangat dan menghadirkan rona wajah dengan senyuman dari wajah cantiknya kepada rekan media yang hadir.
Meski hanya berhasil masuk posisi 30 besar dan menyabet penghargaan 1st runner up fast track beauty with a purpose di ajang kecantikan tingkat dunia itu, Alya mengaku senang. Bahkan, dia tak menyangka bisa sampai di posisi tersebut.
“Saya selalu ungkapkan rasa syukur bisa masuk 30 besar saja saya wow. Tapi pas tidak masuk 12 besar, saya tetap terus bersyukur dengan apa yang dicapai yang membuat saya begitu terharu,” papar Alya kepada KORAN SINDO di Terminal 3 kedatangan Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Senin (19/12) malam.
Perjuangan dara berusia 22 tahun ini otomatis membuat nama Indonesia makin dikenal di kancah internasional. Selama menjalani karantina Miss World, Alya pun mengaku banyak pelajaran yang dia dapat. Salah satunya perilaku keragaman budaya dari berbagai kontestan tiap negara.
“Saya belajar banyak budaya berbeda di sana dan buat saya kemenangan itu buat semuanya. Di sana pelajaran terpenting itu, yang di sana sudah menjadi Miss World,” kata dia.
Meski tak berhasil membawa pulang mahkota Miss World 2018, Alya Nurshabrina bisa menempati posisi 30 besar. Dara cantik asal Bandung ini berhasil meraih 1 st Runner up Beauty With A Purpose (BWAP ) Project.
Meski begitu, masyarakat Indonesia patut berbangga dengan perjuangan yang dilakukan Alya di ajang Miss World 2018. Ina Nuraini, ibunda Alya yang mendampingi Alya berjuang di ajang Miss World 2018 pun mengaku selalu men-support perjuangan anaknya yang total untuk mewakili Indonesia di ajang beauty pigeon tertua di dunia ini.
“Saya coba menguatkan Alya karena hal menang-kalah itu hal biasa. Jadi, easy going saja meski ada sedikit kekecewaan belum bisa memberikan yang terbaik buat Indonesia, tapi dia mendapat respek luar biasa dari kontestan lain, dan saya bangga dia sudah berusaha keras untuk memberikan yang terbaik untuk Indonesia,” tutur Ina.
Bukan hal mudah memang ketika Alya harus bersaing dengan 120 wanita cantik dari seluruh dunia. Alya pun terlihat begitu optimistis ketika menjalani proses karantina di China.
Wanita lulusan Universitas Parahyangan Bandung Fakul tas Ilmu Sosial Politik Jurusan Hubungan International ini selama delapan bulan telah melakukan persiapan, seperti pembangunan karakter, motivasi, modeling, public speaking, stage act, dan catwalk.
Tak ketinggalan Alya juga berlatih vokal karena ia unjuk kebolehan bernyanyi di sesi bakat. Kesuksesan Alya meraih peringkat 1 st runner up dalam babak Beauty With a Purpose menjadi penyemangatnya untuk terus melakukan berbagai kegiatan sosial.
Alya mengatakan melalui fast track tersebut, dirinya dan empat negara pemenang Beauty With a Purpose lainnya mencoba membantu mereka yang kurang beruntung.
Menurut dia, setiap negara memiliki masalah masing-masing. Karena itu, dia pun berharap bisa bekerja sama untuk menyelesaikan itu semua.
“Di situ kita semua saling apresiasi. Semua proyek bagus semua. Banyak banget semangat mereka yang bisa dipelajari karena mau berapa pun umur dan latar belakang kita, kita bisa saling bantu,” kata Alya.
Tak hanya itu, mojang Bandung ini pun menceritakan bahwa salah satu hasil dari kegiatan BWAP ini, dia membawa produk bubuk biji kelor.
“Itu produk BW A P dan liputan packing sudah saya tampilkan bawa. Teman kontestan negara lain pun tertarik mencoba membawa bubuk kelor yang multifungsi dan bisa untuk mencegah detoks dan untuk bahan masker,” sebutnya.
(don)