Pembantaian 31 Pekerja oleh OPM Dinilai Tindakan Keji
A
A
A
JAKARTA - Pembantaian 31 pekerja PT Istaka Karya yang tengah membangun jembatan Habema-Mugi, Kabupaten Nduga, Papua oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) dinilai tindakan keji sebagai bentuk perlawanan terhadap NKRI.
Anggota Komisi I DPR Andreas Hugo Pareira mengatakan, peristiwa itu bukan merupakan tindakan kriminal biasa, melainkan teror terhadap negara.
"Kejadian penembakan terhadap 31 warga sipil yang adalah pekerja PT Istaka Karya adalah tindakan keji sebagai bentuk perlawanan terhadap NKRI," ujar Andreas Hugo Pareira kepada SINDOnews, Selasa (4/12/2018).
Maka itu kata Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, negara harus hadir dengan kekuatan penuh untuk melindungi warga negaranya.
"Para pekerja tersebut sedang menjalankan misi pembangunan di Papua, mereka adalah anak-anak bangsa yang sedang menjalankan tugas membangun negeri, membangun Papua," ujar Legislator asal Nusa Tenggara Timur I ini.
Sehingga, dia meminta Kepolisian maupun TNI bahu membahu menjaga keamanan wilayah dan melindungi keselamatan para pekerjanya.
Andreas menambahkan, kasus tersebut menunjukan bahwa pembangunan di Papua khususnya di daerah pedalaman harus ditangani secara khusus bukan hanya masalah teknis pembangunan fisik.
"Tetapi perlu diikuti dengan pendekatan-pendekatan kultural dan keamanan agar kejadian-kejadian perlawanan terhadap negara yang menyebabkan jatuhnya korban sebagaimana kejadian di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga ini tidak berulang," pungkasnya.
Anggota Komisi I DPR Andreas Hugo Pareira mengatakan, peristiwa itu bukan merupakan tindakan kriminal biasa, melainkan teror terhadap negara.
"Kejadian penembakan terhadap 31 warga sipil yang adalah pekerja PT Istaka Karya adalah tindakan keji sebagai bentuk perlawanan terhadap NKRI," ujar Andreas Hugo Pareira kepada SINDOnews, Selasa (4/12/2018).
Maka itu kata Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, negara harus hadir dengan kekuatan penuh untuk melindungi warga negaranya.
"Para pekerja tersebut sedang menjalankan misi pembangunan di Papua, mereka adalah anak-anak bangsa yang sedang menjalankan tugas membangun negeri, membangun Papua," ujar Legislator asal Nusa Tenggara Timur I ini.
Sehingga, dia meminta Kepolisian maupun TNI bahu membahu menjaga keamanan wilayah dan melindungi keselamatan para pekerjanya.
Andreas menambahkan, kasus tersebut menunjukan bahwa pembangunan di Papua khususnya di daerah pedalaman harus ditangani secara khusus bukan hanya masalah teknis pembangunan fisik.
"Tetapi perlu diikuti dengan pendekatan-pendekatan kultural dan keamanan agar kejadian-kejadian perlawanan terhadap negara yang menyebabkan jatuhnya korban sebagaimana kejadian di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga ini tidak berulang," pungkasnya.
(maf)