Gelar Rakernas, IKA PMII Pecahkan Masalah Kemiskinan
A
A
A
JAKARTA - Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di salah satu hotel di Jakarta, Senin (26/11/2018). Ketua Umum IKA PMII, Akhmad Muqowam mengatakan, Rakernas tersebut akan membedah dan pecahkan permasalahan-permasalahan nasional seperti halnya kemiskinan.
"Persoalan-persoalan di bidang sosial, kemiskinan, harus segera selesaikan melalui program yang dirancang oleh Rakernas IKA PMII," ujarnya.
Selain itu menurutnya, IKA PMII akan serius dalam mengembangkan sayap di bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Ia tak ingin IKA PMII terjebak pada kedangkalan, untuk memastikan masa depan kehidupan bangsa yang lebih baik.
Dalam menghadapi persoalan sosial, ekonomi, dan politik tersebut, lanjutnya, IKA PMII senantiasa mampu melampaui fermentasi-fermentasi yang tidak produktif.
"Memakmurkan Indonesia tidak bisa dilakukan oleh satu kalangan saja. Namun harus dilakukan secara sistemik, programik, dan berkelanjutan," ujarnya.
Untuk diketahui, Rakernas IKA PMII tersebut adalah rangkaian dari Pengukuhan Pengurus Besar IKA PMII periode 2018-2023. Sebelumnya, IKA PMII telah melaksanakan Musyawarah Nasional (Munas) pada Juli 2018.
"Sahabat saya formatur ini bertanya-tanya kenapa sih kok lama, persoalannya adalah banyak sekali yang mau. Jadi hari ini saya kira kita bisa menunjukan bahwa yang hadir Alhamdulillah banyak," ungkapnya.
Di tempat sama, Ketua umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj mengatakan, masyarakat Indonesia masih sering tertipu, terperdaya serta terporosok dengan simbol-simbol yang menarik dan menjanjikan melalui label-label agama.
"Memang simbol sangat menarik tidak membutuhkan kecerdasan, tidak butuh jelimet analisis atau kajian. Simbol yang menarik itu menjanjikan, tapi kalau dibiarkan hanya itu very-very danger," ujar Said.
Menurutnya, dulu label-label agama sepanjang sejarah sering sekali dimanfaatkan oleh penguasa yang ingin melestarikan kekuasaannya menghadapi para oposisi.
"Kalau sekarang kebalik, yang menggunakan label-label simbol agama orang-orang yang sangat tamak rakus terhadap kekuasaan," tegasnya.
Selain itu, dalam tujuan rakernas PB IKA PMII diniali sangat relevan dan realistis dalam mengatasi permasalahan situasi sosial, ekonomi, politik di Indonesia untuk menyatukan kembali Indonesia sesuai ajaran Alquran ummatan wasathan berarti dalam petunjuk yang lurus dan benar.
"Persoalan-persoalan di bidang sosial, kemiskinan, harus segera selesaikan melalui program yang dirancang oleh Rakernas IKA PMII," ujarnya.
Selain itu menurutnya, IKA PMII akan serius dalam mengembangkan sayap di bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Ia tak ingin IKA PMII terjebak pada kedangkalan, untuk memastikan masa depan kehidupan bangsa yang lebih baik.
Dalam menghadapi persoalan sosial, ekonomi, dan politik tersebut, lanjutnya, IKA PMII senantiasa mampu melampaui fermentasi-fermentasi yang tidak produktif.
"Memakmurkan Indonesia tidak bisa dilakukan oleh satu kalangan saja. Namun harus dilakukan secara sistemik, programik, dan berkelanjutan," ujarnya.
Untuk diketahui, Rakernas IKA PMII tersebut adalah rangkaian dari Pengukuhan Pengurus Besar IKA PMII periode 2018-2023. Sebelumnya, IKA PMII telah melaksanakan Musyawarah Nasional (Munas) pada Juli 2018.
"Sahabat saya formatur ini bertanya-tanya kenapa sih kok lama, persoalannya adalah banyak sekali yang mau. Jadi hari ini saya kira kita bisa menunjukan bahwa yang hadir Alhamdulillah banyak," ungkapnya.
Di tempat sama, Ketua umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj mengatakan, masyarakat Indonesia masih sering tertipu, terperdaya serta terporosok dengan simbol-simbol yang menarik dan menjanjikan melalui label-label agama.
"Memang simbol sangat menarik tidak membutuhkan kecerdasan, tidak butuh jelimet analisis atau kajian. Simbol yang menarik itu menjanjikan, tapi kalau dibiarkan hanya itu very-very danger," ujar Said.
Menurutnya, dulu label-label agama sepanjang sejarah sering sekali dimanfaatkan oleh penguasa yang ingin melestarikan kekuasaannya menghadapi para oposisi.
"Kalau sekarang kebalik, yang menggunakan label-label simbol agama orang-orang yang sangat tamak rakus terhadap kekuasaan," tegasnya.
Selain itu, dalam tujuan rakernas PB IKA PMII diniali sangat relevan dan realistis dalam mengatasi permasalahan situasi sosial, ekonomi, politik di Indonesia untuk menyatukan kembali Indonesia sesuai ajaran Alquran ummatan wasathan berarti dalam petunjuk yang lurus dan benar.
(rhs)