Keluarga Dinilai Kunci dari Keberhasilan Pembangunan Manusia
A
A
A
JAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar acara Ekspose Pengembangan Parameter Aplikasi dan Modul Kesiapan Berkeluarga bagi Remaja di Kantor BKKBN, Jakarta.
Acara ini ditujukan untuk mengantisipasi kemajuan dari revolusi industri 4.0. Saat ini Revolusi Industri 4.0 menjadi harapan sekaligus tantangan bagi keluarga di Indonesia.
Keluarga kini dituntut untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang dan mempengaruhi kehidupan setiap anggota keluarga secara struktural maupun kultural.
Peran BKKBN serta beberapa kementerian dan lembaga pemerintah seperti Kementerian PPN/Bappenas, Kemdiknas, Kemenristek & Dikti, PP&PA, BKKBN serta jajarannya, perguruan tinggi dan lainnya, belum dirasakan optimal dalam memfasilitasi dan mendampingi keluarga Indonesia dalam mendidik anak untuk menghasilkan SDM berkualitas.
Dan apa yang dilakukan BKKBN dan mitra kerja tidak sama cepat dengan perubahan nilai-nilai kehidupan keluarga yang sedemikian kencang berubah akibat diterpa berbagai informasi digital. Teknologi informasi begitu cepat dan bebas menembus ruang-ruang pribadi keluarga.
"Akibatnya, Indonesia dalam ‘bahaya”, menuju pada tatanan nilai-nilai baru yang jauh dari cita-cita founding fathers negara ini," ujar Deputi Keluarga Sejahtera & Pembangunan Keluarga BKKBN M Yani, di Kantor BKKBN, Jakarta, Jumat (16/11/2018).
Maka dari itu, Yani menjelaskan sejatinya di era Revolusi Industri 4.0 pembangunan keluarga harus memiliki format baru agar sejalan dengan era revolusi industri kekinian.
"Keluarga merupakan kunci dari keberhasilan pembangunan manusia di era Revolusi Industri 4.0, yang pada gilirannya berpengaruh juga pada pencapaian bonus demografi. Jika saja momentum bonus demografi di era Revolusi Industri 4.0 tidak terkelola dengan baik, bisa jadi momentum emas bonus demografi maupun Revolusi Industri 4.0 gagal dicapai," tutupnya.
Acara ini ditujukan untuk mengantisipasi kemajuan dari revolusi industri 4.0. Saat ini Revolusi Industri 4.0 menjadi harapan sekaligus tantangan bagi keluarga di Indonesia.
Keluarga kini dituntut untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang dan mempengaruhi kehidupan setiap anggota keluarga secara struktural maupun kultural.
Peran BKKBN serta beberapa kementerian dan lembaga pemerintah seperti Kementerian PPN/Bappenas, Kemdiknas, Kemenristek & Dikti, PP&PA, BKKBN serta jajarannya, perguruan tinggi dan lainnya, belum dirasakan optimal dalam memfasilitasi dan mendampingi keluarga Indonesia dalam mendidik anak untuk menghasilkan SDM berkualitas.
Dan apa yang dilakukan BKKBN dan mitra kerja tidak sama cepat dengan perubahan nilai-nilai kehidupan keluarga yang sedemikian kencang berubah akibat diterpa berbagai informasi digital. Teknologi informasi begitu cepat dan bebas menembus ruang-ruang pribadi keluarga.
"Akibatnya, Indonesia dalam ‘bahaya”, menuju pada tatanan nilai-nilai baru yang jauh dari cita-cita founding fathers negara ini," ujar Deputi Keluarga Sejahtera & Pembangunan Keluarga BKKBN M Yani, di Kantor BKKBN, Jakarta, Jumat (16/11/2018).
Maka dari itu, Yani menjelaskan sejatinya di era Revolusi Industri 4.0 pembangunan keluarga harus memiliki format baru agar sejalan dengan era revolusi industri kekinian.
"Keluarga merupakan kunci dari keberhasilan pembangunan manusia di era Revolusi Industri 4.0, yang pada gilirannya berpengaruh juga pada pencapaian bonus demografi. Jika saja momentum bonus demografi di era Revolusi Industri 4.0 tidak terkelola dengan baik, bisa jadi momentum emas bonus demografi maupun Revolusi Industri 4.0 gagal dicapai," tutupnya.
(maf)