Alvara: Hoaks Ratna Sarumpaet Pengaruhi Pemilih Prabowo-Sandi
A
A
A
JAKARTA - CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali mengatakan, dari hasil survei terbarunya diketahui bahwa mayoritas pemilih pasangan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin menilai kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno bertanggung jawab atas hoaks dari Ratna Sarumpaet.
Sedangkan untuk pendukung Prabowo-Sandi hanya sebagian kecil yang menganggap pilihan mereka itu harus bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan Ratna.
"Jadi 66,6 persen pemilih Jokowi-Ma'ruf menyatakan kubu Prabowo-Sandi bertanggungjawab atas kasus Ratna Sarumpaet. Sebaliknya hanya 31,5 persen pemilih Prabowo-Sandi yang menggangap pasangan tersebut bertanggungjawab atas kasus Ratna Sarumpaet," kata Hasanuddin di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (6/11/2018).
Dari kasus ini diketahui terjadi pergeseran arah suara pemilih yang cukup besar yakni mencapai 18,9 persen. Kasus hoaks inilah yang membuat tren elektabilitas Prabowo-Sandi menurun jika dibandingkan dengan survei bulan Agustus.
Penurunan elektabilitas Prabowo-Sandi yakni pada Agustus elektabilitasnya 35,2 persen, pada Oktober hanya 33,9 persen. Sedangkan Jokowi-Ma'ruf naik tipis dari 53,6 persen menjadi 54,1 persen di Oktober.
Dari data itu, Hasanuddin mengungkapkan bahwa sebagian pendukung Prabowo membelot ke Jokowi karena kasus hoaks Ratna. Selain itu, adapula pemilih yang bergeser menjadi kategori yang belum menentukan pilihan.
Karena dari hasil survei di kategori belum memutuskan pilihan juga mengalami kenaikan. Dari 11,2 persen di bulan Agustus menjadi 12 persen di pada bulan Oktober.
"Kesimpulannya terjadinya pergeseran suara. Prabowo turun elektabilitasnya karena faktor ini (kasus Ratna). Dan diduga lemilih Prabowo lari, ada ke Jokowi dan belum memutuskan," tuturnya.
Sedangkan untuk pendukung Prabowo-Sandi hanya sebagian kecil yang menganggap pilihan mereka itu harus bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan Ratna.
"Jadi 66,6 persen pemilih Jokowi-Ma'ruf menyatakan kubu Prabowo-Sandi bertanggungjawab atas kasus Ratna Sarumpaet. Sebaliknya hanya 31,5 persen pemilih Prabowo-Sandi yang menggangap pasangan tersebut bertanggungjawab atas kasus Ratna Sarumpaet," kata Hasanuddin di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (6/11/2018).
Dari kasus ini diketahui terjadi pergeseran arah suara pemilih yang cukup besar yakni mencapai 18,9 persen. Kasus hoaks inilah yang membuat tren elektabilitas Prabowo-Sandi menurun jika dibandingkan dengan survei bulan Agustus.
Penurunan elektabilitas Prabowo-Sandi yakni pada Agustus elektabilitasnya 35,2 persen, pada Oktober hanya 33,9 persen. Sedangkan Jokowi-Ma'ruf naik tipis dari 53,6 persen menjadi 54,1 persen di Oktober.
Dari data itu, Hasanuddin mengungkapkan bahwa sebagian pendukung Prabowo membelot ke Jokowi karena kasus hoaks Ratna. Selain itu, adapula pemilih yang bergeser menjadi kategori yang belum menentukan pilihan.
Karena dari hasil survei di kategori belum memutuskan pilihan juga mengalami kenaikan. Dari 11,2 persen di bulan Agustus menjadi 12 persen di pada bulan Oktober.
"Kesimpulannya terjadinya pergeseran suara. Prabowo turun elektabilitasnya karena faktor ini (kasus Ratna). Dan diduga lemilih Prabowo lari, ada ke Jokowi dan belum memutuskan," tuturnya.
(maf)