Politikus Hanura Sebut SBY Baper Soal Jembatan Suramadu
A
A
A
JAKARTA - Ketua DPP Partai Hanura, Inas Nasrullah Zubir menilai Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkesan terlalu menggunakan perasaan alias baper dalam menanggapi kebijakan Presiden Jokowi yang menggratiskan Jembatan Tol Surabaya-Madura (Suramadu).
Menurut Inas, hal itu terlihat dari penjelasan SBY kepada media yang menyatakan pembangunan Suramadu dimulai sejak Pemerintah Presiden kelima Megawati Soekarnoputri namun sempat terhenti.
Inas juga menyoroti pernyataan SBY yang mengaku sempat meninjau langsung jembatan itu saat menjadi presiden dan kemudian menggelar rapat kabinet membahas hal tersebut. Saat itu SBY mempertanyakan terhentinya proyek jembatan tersebut.
Inas menganggap pernyataan SBY cenderung ingin menyudutkan Megawati. Bahkan ingin menonjolkan dirinya sebagai pahlawan.
Padahal, kata dia, Jembatan Suramadu yang mulai dibangun pada 20 Agustus 2003 di era Megawati kemudian mangkrak setelah dua bulan SBY dilantik, yakni bulan desember 2004 sampai dengan Maret 2005.
"Karena diduga SBY setengah hati melanjutkan proyek yang digagas oleh Pemerintah Megawati dan menyerahkan sepenuhnya pembiayaan kepada Pemda Jawa Timur," ungkap Inas dalam keterangan persnya, Selasa (30/10/2018). (Baca juga: Gratiskan Tol Suramadu, Jokowi Ingin Ekonomi Madura Membaik )
Inas menjelaskan, 55% pembiayaan pembangunan Suramadu ditanggung pemerintah dan Pemda Jawa Timur. Sedangkan 45 % sisanya pinjaman dari China yang ditandatangani di era Megawati," tutur anggota Tim Kampaye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin ini.
Menurut Inas, hal itu terlihat dari penjelasan SBY kepada media yang menyatakan pembangunan Suramadu dimulai sejak Pemerintah Presiden kelima Megawati Soekarnoputri namun sempat terhenti.
Inas juga menyoroti pernyataan SBY yang mengaku sempat meninjau langsung jembatan itu saat menjadi presiden dan kemudian menggelar rapat kabinet membahas hal tersebut. Saat itu SBY mempertanyakan terhentinya proyek jembatan tersebut.
Inas menganggap pernyataan SBY cenderung ingin menyudutkan Megawati. Bahkan ingin menonjolkan dirinya sebagai pahlawan.
Padahal, kata dia, Jembatan Suramadu yang mulai dibangun pada 20 Agustus 2003 di era Megawati kemudian mangkrak setelah dua bulan SBY dilantik, yakni bulan desember 2004 sampai dengan Maret 2005.
"Karena diduga SBY setengah hati melanjutkan proyek yang digagas oleh Pemerintah Megawati dan menyerahkan sepenuhnya pembiayaan kepada Pemda Jawa Timur," ungkap Inas dalam keterangan persnya, Selasa (30/10/2018). (Baca juga: Gratiskan Tol Suramadu, Jokowi Ingin Ekonomi Madura Membaik )
Inas menjelaskan, 55% pembiayaan pembangunan Suramadu ditanggung pemerintah dan Pemda Jawa Timur. Sedangkan 45 % sisanya pinjaman dari China yang ditandatangani di era Megawati," tutur anggota Tim Kampaye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin ini.
(dam)