Pidato Jokowi di Pertemuan IMF-Bank Dunia Perteguh Posisi RI
A
A
A
JAKARTA - Pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali telah berakhir. Pertemuan internasional itu telah melambungkan nama baik Republik Indonesia (RI) di mata dunia.Terlebih, pertemuan tersebut telah meneguhkan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden dan pemimpin masyarakat Indonesia dan Internasional.
Hal ini dikatakan oleh Ketua Bidang Kerja sama Antar Lembaga Badan Pengurus Nasional Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat (BPN ALMISBAT), Iwan Sulaiman Soelasno melalui siaran pers, Senin (15/10/2018).
"Pidato Jokowi sangat spektakuler. Ini mengkonfirmasi dan memperkuat Jokowi sungguh-sungguh pemimpin yang bersih, merakyat dan kerja nyata, sesuai tagline kampanye beliau," ujar Iwan Sulaiman.
Dari perhelatan akbar internasional minggu lalu itu, Iwan mempunyai beberapa catatan. Pertama, Jokowi telah menegaskan kepada rakyat Indonesia bahwa dirinya sangatlah berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan yang diusungnya sejak menjabat Presiden.
Misalnya saja, pembangunan infrastruktur yang merupakan penopang bagi ekonomi yang berkelanjutan. Selain penyediaan infrastruktur, Iwan menilai kebijakan Jokowi dalam pembangunan desa merupakan bagian dari model pembangunan berkelanjutan ala Jokowi, yaitu dana desa sebagai amanat dari UU Desa.
"Kami bangga dana desa dan Produk Unggulan Kawasan Pedesaan (Prukades) menjadi topik pembahasan di Forum IMF-Bank Dunia, bahkan mendapat apresiasi yang tinggi dari peraih Nobel Ekonomi, Joseph Stiglitz," ujarnya.
Ketimpangan ekonomi sesungguhnya dapat menjadi kendala bagi pembangunan berkelanjutan. Sebagai pemimpin yang merakyat, Iwan menambahkan bahwa Jokowi telah sungguh-sungguh berupaya menekan ketimpangan dan kesenjangan.
Hasilnya, dalam laporan indeks penurunan ketimpangan yang dirilis Oxfam dan Development Finance International, Indonesia mendapat pujian dalam upaya mengatasi ketimpangan ekonomi. Bahkan, Indonesia jauh lebih baik dari Singapura, yang dinilai buruk dalam mengatasi ketimpangan ekonomi negaranya.
Karena itu tegas Iwan, ALMISBAT optimistis Pemerintahan Jokowi yang menargetkan hanya ada 42 daerah tertinggal di 2019 dapat tercapai. Kerja nyata Jokowi pada pembangunan berkelanjutan juga nampak pada kebijakannya yang akan fokus pada pembangunan manusia di 2019."Peringkat Indeks Pembangunan Manusia Indonesia pada tahun depan akan jauh lebih baik," pungkasnya.
Hal ini dikatakan oleh Ketua Bidang Kerja sama Antar Lembaga Badan Pengurus Nasional Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat (BPN ALMISBAT), Iwan Sulaiman Soelasno melalui siaran pers, Senin (15/10/2018).
"Pidato Jokowi sangat spektakuler. Ini mengkonfirmasi dan memperkuat Jokowi sungguh-sungguh pemimpin yang bersih, merakyat dan kerja nyata, sesuai tagline kampanye beliau," ujar Iwan Sulaiman.
Dari perhelatan akbar internasional minggu lalu itu, Iwan mempunyai beberapa catatan. Pertama, Jokowi telah menegaskan kepada rakyat Indonesia bahwa dirinya sangatlah berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan yang diusungnya sejak menjabat Presiden.
Misalnya saja, pembangunan infrastruktur yang merupakan penopang bagi ekonomi yang berkelanjutan. Selain penyediaan infrastruktur, Iwan menilai kebijakan Jokowi dalam pembangunan desa merupakan bagian dari model pembangunan berkelanjutan ala Jokowi, yaitu dana desa sebagai amanat dari UU Desa.
"Kami bangga dana desa dan Produk Unggulan Kawasan Pedesaan (Prukades) menjadi topik pembahasan di Forum IMF-Bank Dunia, bahkan mendapat apresiasi yang tinggi dari peraih Nobel Ekonomi, Joseph Stiglitz," ujarnya.
Ketimpangan ekonomi sesungguhnya dapat menjadi kendala bagi pembangunan berkelanjutan. Sebagai pemimpin yang merakyat, Iwan menambahkan bahwa Jokowi telah sungguh-sungguh berupaya menekan ketimpangan dan kesenjangan.
Hasilnya, dalam laporan indeks penurunan ketimpangan yang dirilis Oxfam dan Development Finance International, Indonesia mendapat pujian dalam upaya mengatasi ketimpangan ekonomi. Bahkan, Indonesia jauh lebih baik dari Singapura, yang dinilai buruk dalam mengatasi ketimpangan ekonomi negaranya.
Karena itu tegas Iwan, ALMISBAT optimistis Pemerintahan Jokowi yang menargetkan hanya ada 42 daerah tertinggal di 2019 dapat tercapai. Kerja nyata Jokowi pada pembangunan berkelanjutan juga nampak pada kebijakannya yang akan fokus pada pembangunan manusia di 2019."Peringkat Indeks Pembangunan Manusia Indonesia pada tahun depan akan jauh lebih baik," pungkasnya.
(maf)