Gerindra Tantang Dalang Kebohongan Ratna Sarumpaet Diungkap
A
A
A
JAKARTA - Partai Gerindra menantang pihak kepolisian untuk mengusut tuntas dan mengungkap dalang dari kebohongan persekusi aktivis HAM Ratna Sarumpaet. Pasalnya, Gerindra dan Koalisi Indonesia Adil Makmur (KIAM) juga merasa dirugikan atas kebohongan tersebut, bahkan ikut dilaporkan oleh sejumlah pihak.
“Bu Ratna-nya silahkan diselidiki, silahkan, siapa dalangnya? Kita juga pengen tahu. karena yang dirugikan adalah pihak kami, kita yang dirugikan. Kalau mau kita melihat dari sebuah teori konspirasi, kita lihat siapa yang paling dirugikan. Nah orang yang dirugikan itu berarti ada pihak lain yang diuntungkan,” kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, kemarin.
Fadli juga meminta agar persoalan ini didudukkan secara benar dan jangan sampai polisi juga menjadi alat kekuasaan. Untuk itu, Fadli mempertanyakan pihak kepolisian yang belum apa-apa sudah memanggil Dewan Pengarah BPN KIAM Amien Rais sebagai saksi.
“Sekarang belum apa-apa kok langsung pak Amien lah mau dipanggil, dan sebagainya. Apa urusannya? Selidiki dulu yang benar kalau kemudian juga kasus-kasus lain diselidiki,” tukasnya.
Fadli juga mempertanyakan kepolisian yang sangat cepat memproses kasus ini yang dianggap bisa merugikan kubu oposisi. Sebaliknya, sejumlah laporannya tidak diproses bahkan cenderung diendapkan selama berbulan-bulan bahkan hampir setahun.
“Polisi itu milik kita semua, jangan menjadi alat kekuasaan, harus fair. Kan kita juga bisa melaporkan? kenapa laporan kita tidak ditindaklanjuti? kemudian ada laporan orang lain begitu mudah ditindaklanjuti. Ada apa ini?,” tegas Wakil Ketua DPR itu.
Adapun kemungkinan Ratna penyusup di KIAM, menurut dia mungkin saja dan seharusnya itu diselidiki saja karena Ratna sudah ditangkap. Jadi, dibuka saja semuanya termasuk percakapan di layanan pesannya. Fadli juga mengaku siap untuk dikonfrontasi dengan Ratna untuk mengungkap hal ini.
“Jadi jangan membuat suatu masalah yang kayaknya ini akan mengancam NKRI. Urusan apa ini hoax, prank, yang dilakukan oleh satu orang, ini masalah kecil. Menurut saya jangan dibesar-besarkan. Makanya tadi kenapa masalah yang lebih besar kok tidak diusut?,” ujarnya.
Karena itu, Fadli menegaskan bahwa semua tuduhan dan pelaporan pihaknya ke kepolisian maupun ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) salah alamat. Karena, tidak ada hukum ataupun etika yang dilanggar, bahkan pihaknya melakukan pembelaan atas dugaan persekusi terhadap Ratna meskipun itu diketahui pada akhirnya sebuah kebohongan. Termasuk juga soal tudingan black campaign karena apa dinyatakan Prabowo dan pihaknya itu menunjukkan rasa kemanusiaan karena bersimpati atas apa yang menimpa Ratna. Bahkan Prabowo sudah meminta maaf. Bahkan, Fadli juga tengah mempersiapkan untuk melaporkan balik sejumlah orang yang melaporkan dirinya.
“Iya silahkan siapa yang mau mempolisikan saya juga akan memposisikan balik
Saya juga sedang susun juga semua laporan laporan balik, Farhat Abbas semua, sedang saya susun untuk saya laporkan balik. pencemaran,” tegasnya.
“Kita nggak tahu ada apa dibalik ini kita justru ingin tahu sebenarnya siapa kalo ini sebuah skenario, skenarionya siapa dalangnya siapa apakah ia dalam tekanan apakah ini sudah dirancang kita ingin tahu kalau misalnya itu skenario atau murni datang dari dia seperti yang dia ungkapkan. Kita hargai lah itu prosesnya,” tandasnya.
“Bu Ratna-nya silahkan diselidiki, silahkan, siapa dalangnya? Kita juga pengen tahu. karena yang dirugikan adalah pihak kami, kita yang dirugikan. Kalau mau kita melihat dari sebuah teori konspirasi, kita lihat siapa yang paling dirugikan. Nah orang yang dirugikan itu berarti ada pihak lain yang diuntungkan,” kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, kemarin.
Fadli juga meminta agar persoalan ini didudukkan secara benar dan jangan sampai polisi juga menjadi alat kekuasaan. Untuk itu, Fadli mempertanyakan pihak kepolisian yang belum apa-apa sudah memanggil Dewan Pengarah BPN KIAM Amien Rais sebagai saksi.
“Sekarang belum apa-apa kok langsung pak Amien lah mau dipanggil, dan sebagainya. Apa urusannya? Selidiki dulu yang benar kalau kemudian juga kasus-kasus lain diselidiki,” tukasnya.
Fadli juga mempertanyakan kepolisian yang sangat cepat memproses kasus ini yang dianggap bisa merugikan kubu oposisi. Sebaliknya, sejumlah laporannya tidak diproses bahkan cenderung diendapkan selama berbulan-bulan bahkan hampir setahun.
“Polisi itu milik kita semua, jangan menjadi alat kekuasaan, harus fair. Kan kita juga bisa melaporkan? kenapa laporan kita tidak ditindaklanjuti? kemudian ada laporan orang lain begitu mudah ditindaklanjuti. Ada apa ini?,” tegas Wakil Ketua DPR itu.
Adapun kemungkinan Ratna penyusup di KIAM, menurut dia mungkin saja dan seharusnya itu diselidiki saja karena Ratna sudah ditangkap. Jadi, dibuka saja semuanya termasuk percakapan di layanan pesannya. Fadli juga mengaku siap untuk dikonfrontasi dengan Ratna untuk mengungkap hal ini.
“Jadi jangan membuat suatu masalah yang kayaknya ini akan mengancam NKRI. Urusan apa ini hoax, prank, yang dilakukan oleh satu orang, ini masalah kecil. Menurut saya jangan dibesar-besarkan. Makanya tadi kenapa masalah yang lebih besar kok tidak diusut?,” ujarnya.
Karena itu, Fadli menegaskan bahwa semua tuduhan dan pelaporan pihaknya ke kepolisian maupun ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) salah alamat. Karena, tidak ada hukum ataupun etika yang dilanggar, bahkan pihaknya melakukan pembelaan atas dugaan persekusi terhadap Ratna meskipun itu diketahui pada akhirnya sebuah kebohongan. Termasuk juga soal tudingan black campaign karena apa dinyatakan Prabowo dan pihaknya itu menunjukkan rasa kemanusiaan karena bersimpati atas apa yang menimpa Ratna. Bahkan Prabowo sudah meminta maaf. Bahkan, Fadli juga tengah mempersiapkan untuk melaporkan balik sejumlah orang yang melaporkan dirinya.
“Iya silahkan siapa yang mau mempolisikan saya juga akan memposisikan balik
Saya juga sedang susun juga semua laporan laporan balik, Farhat Abbas semua, sedang saya susun untuk saya laporkan balik. pencemaran,” tegasnya.
“Kita nggak tahu ada apa dibalik ini kita justru ingin tahu sebenarnya siapa kalo ini sebuah skenario, skenarionya siapa dalangnya siapa apakah ia dalam tekanan apakah ini sudah dirancang kita ingin tahu kalau misalnya itu skenario atau murni datang dari dia seperti yang dia ungkapkan. Kita hargai lah itu prosesnya,” tandasnya.
(pur)