Menikmati Sensasi Alam dan Budaya Aceh melalui GAMIFest 2018
A
A
A
TAKENGON - Aceh memiliki ragam kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Tak heran apabila sejak berabad-abad silam Aceh telah dikenal di seluruh penjuru dunia, dan mengundang bangsa-bangsa di dunia datang ke daerah yang berada di ujung Pulau Sumatera ini untuk menawarkan kerja sama di bidang perdagangan, politik, dan budaya. Mulai dari Portugis, Inggris, Belanda, hingga Turki.
Aceh era modern meliputi 23 kabupaten dan kota. Dan sebagai sebuah provinsi, Aceh merupakan salah satu daerah di Indonesia yang kunjungan wisatanya terus meningkat dari tahun ke tahun. Data Kementerian Pariwisata mencatat, melalui branding The Light of Aceh yang diluncurkan pada 2017, daerah ujung barat Indonesia ini dikunjungi 2.944.169 wisatawan, yang terdiri dari 2.865.189 wisatawan lokal dan 78.980 wis mancanegara.
Angka ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 2.154.249, terdiri dari 2.077.797 wisatawan lokal dan 76.452 wisatawan mancanegara. Sedangkan tahun ini Aceh menargetkan di atas 3 juta wisatawan lokal dan 150.000 wisatawan mancanegara.
Guna mewujudkan tujuan tersebut, Aceh menggelar festival dataran tinggi Gayo atau Gayo Alas Mountain Internasional Festival (GAMIFest) 2018. Dataran tinggi Gayo-Alas sendiri meliputi 4 kabupaten, yakni Aceh Tengah (Takengon), Bener Meriah (Redelong), Gayo Lues (Blang Kejeren) dan Aceh Tenggara (Kutacane) yang dianugerahi kondisi alam yang subur, sejuk dan ideal untuk perkebunan kopi, tanaman hortikultura dan pariwisata. Di empat kabupaten inilah GAMIFest 2018 dilangsungkan sejak 14 September sampai 24 November 2018.
Selain perkebunan kopi rakyat yang terhampar luas sebagai salah satu komoditi unggulan daerah tersebut, daerah ini telah banyak melahirkan seniman yang mengharumkan nama Aceh dan Indonesia di mata dunia melalui pertunjukkan seni tradisinya, salah satunya Tari Saman yang telah diakui dunia melalui UNESCO sebagai salah satu kebanggaan masyarakat Aceh dan khasanah budaya tak benda dunia yang perlu terus diperlihara dan dilestarikan oleh generasi muda.
Pada pembukaan GAMIFest 2018, Jumat (14/9/2018) malam di Takengon, Aceh Tengah, plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengatakan bahwa pasca-peluncuran Calendar of Event (CoE) Aceh 2018 bertema Aceh Hebat Melalui Ragam Pesona Wisata oleh Menteri Pariwisata di Jakarta beberapa waktu lalu, berbagai atraksi wisata menarik terus digelar di berbagai wilayah di Aceh untuk memperkenalkan branding The Light of Aceh kepada dunia sebagai sebuah tujuan wisata dengan ragam pesona alam dan budaya yang indah memukau.
Gayo-Alas merupakan kawasan dataran tinggi di Aceh yang berada di punggung pegunungan Bukit Barisan pada ketinggian 1500 Meter di atas permukaan laut. Gayo-Alas mencakup 4 kabupaten, yaitu Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues dan Aceh Tenggara.“Gayo Alas Mountain International Festival atau GAMIFest 2018 pada dasarnya bertujuan untuk memperkenalkan lebih luas budaya dan potensi sumber daya alam Gayo kepada dunia. Rangkaian kegiatannya telah dirancang sedemikian rupa, sehingga pengunjung akan merasakan sensasi pesona alam dan budaya Gayo-Alas yang berlangsung di empat kabupaten,” kata Nova.
GAMIFest 2018 terdiri dari rangkaian acara, antara lain Tarian Massal, Pameran Handicraft, Lomba Perahu Tradisional, Festival Panen Kopi, Expedisi Burni Telong, Pacu Kuda Tradisional, Wisata Arung Jeuram serta ragam atraksi wisata dan budaya lainnya. Seluruh rangkaian acara itu adalah pintu gerbang untuk menjadikan Gayo Alas sebagai kawasan dynamic agroecology dan penggerak ekonomi hijau (green economy).
Menurut Nova, setidaknya ada tiga jenis pengembangan kawasan yang akan ditingkatkan di daerah ini, yaitu Agro Forestry, Agro Industry dan Agro Tourism. GAMIFest merupakan moment untuk memulai rancangan tersebut. Apalagi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional, Gayo- Alas termasuk destinasi wisata yang akan dikembangkan secara nasional.
Sementara itu, Kepala Biro Humas Aceh, Rahmad Raden, menuturkan bahwa GAMIFestival 2018 diisi beragam atraksi wisata seni budaya yang sangat menarik dan khas dataran tinggi Gayo-Alas.
“Festival ini akan menjadi agenda tahunan. Tahun ini mengusung tema The Power of Nature dengan Takengon, Aceh Tengah, sebagai tuan rumah. Pada penyelenggaraan tahun berikutnya akan digilir di antara 4 kabupaten tadi. Karena pada awalnya festival ini digelar masing-masing oleh empat kabupaten yang dilintasi Dataran Tinggi Gayo, kemudian tahun ini diorganisir oleh Pemprov Aceh menjadi GAMIFest supaya memiliki gaung lebih besar dan lebih banyak menarik wisatawan berkunjung ke Aceh.”
Aceh era modern meliputi 23 kabupaten dan kota. Dan sebagai sebuah provinsi, Aceh merupakan salah satu daerah di Indonesia yang kunjungan wisatanya terus meningkat dari tahun ke tahun. Data Kementerian Pariwisata mencatat, melalui branding The Light of Aceh yang diluncurkan pada 2017, daerah ujung barat Indonesia ini dikunjungi 2.944.169 wisatawan, yang terdiri dari 2.865.189 wisatawan lokal dan 78.980 wis mancanegara.
Angka ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 2.154.249, terdiri dari 2.077.797 wisatawan lokal dan 76.452 wisatawan mancanegara. Sedangkan tahun ini Aceh menargetkan di atas 3 juta wisatawan lokal dan 150.000 wisatawan mancanegara.
Guna mewujudkan tujuan tersebut, Aceh menggelar festival dataran tinggi Gayo atau Gayo Alas Mountain Internasional Festival (GAMIFest) 2018. Dataran tinggi Gayo-Alas sendiri meliputi 4 kabupaten, yakni Aceh Tengah (Takengon), Bener Meriah (Redelong), Gayo Lues (Blang Kejeren) dan Aceh Tenggara (Kutacane) yang dianugerahi kondisi alam yang subur, sejuk dan ideal untuk perkebunan kopi, tanaman hortikultura dan pariwisata. Di empat kabupaten inilah GAMIFest 2018 dilangsungkan sejak 14 September sampai 24 November 2018.
Selain perkebunan kopi rakyat yang terhampar luas sebagai salah satu komoditi unggulan daerah tersebut, daerah ini telah banyak melahirkan seniman yang mengharumkan nama Aceh dan Indonesia di mata dunia melalui pertunjukkan seni tradisinya, salah satunya Tari Saman yang telah diakui dunia melalui UNESCO sebagai salah satu kebanggaan masyarakat Aceh dan khasanah budaya tak benda dunia yang perlu terus diperlihara dan dilestarikan oleh generasi muda.
Pada pembukaan GAMIFest 2018, Jumat (14/9/2018) malam di Takengon, Aceh Tengah, plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengatakan bahwa pasca-peluncuran Calendar of Event (CoE) Aceh 2018 bertema Aceh Hebat Melalui Ragam Pesona Wisata oleh Menteri Pariwisata di Jakarta beberapa waktu lalu, berbagai atraksi wisata menarik terus digelar di berbagai wilayah di Aceh untuk memperkenalkan branding The Light of Aceh kepada dunia sebagai sebuah tujuan wisata dengan ragam pesona alam dan budaya yang indah memukau.
Gayo-Alas merupakan kawasan dataran tinggi di Aceh yang berada di punggung pegunungan Bukit Barisan pada ketinggian 1500 Meter di atas permukaan laut. Gayo-Alas mencakup 4 kabupaten, yaitu Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues dan Aceh Tenggara.“Gayo Alas Mountain International Festival atau GAMIFest 2018 pada dasarnya bertujuan untuk memperkenalkan lebih luas budaya dan potensi sumber daya alam Gayo kepada dunia. Rangkaian kegiatannya telah dirancang sedemikian rupa, sehingga pengunjung akan merasakan sensasi pesona alam dan budaya Gayo-Alas yang berlangsung di empat kabupaten,” kata Nova.
GAMIFest 2018 terdiri dari rangkaian acara, antara lain Tarian Massal, Pameran Handicraft, Lomba Perahu Tradisional, Festival Panen Kopi, Expedisi Burni Telong, Pacu Kuda Tradisional, Wisata Arung Jeuram serta ragam atraksi wisata dan budaya lainnya. Seluruh rangkaian acara itu adalah pintu gerbang untuk menjadikan Gayo Alas sebagai kawasan dynamic agroecology dan penggerak ekonomi hijau (green economy).
Menurut Nova, setidaknya ada tiga jenis pengembangan kawasan yang akan ditingkatkan di daerah ini, yaitu Agro Forestry, Agro Industry dan Agro Tourism. GAMIFest merupakan moment untuk memulai rancangan tersebut. Apalagi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional, Gayo- Alas termasuk destinasi wisata yang akan dikembangkan secara nasional.
Sementara itu, Kepala Biro Humas Aceh, Rahmad Raden, menuturkan bahwa GAMIFestival 2018 diisi beragam atraksi wisata seni budaya yang sangat menarik dan khas dataran tinggi Gayo-Alas.
“Festival ini akan menjadi agenda tahunan. Tahun ini mengusung tema The Power of Nature dengan Takengon, Aceh Tengah, sebagai tuan rumah. Pada penyelenggaraan tahun berikutnya akan digilir di antara 4 kabupaten tadi. Karena pada awalnya festival ini digelar masing-masing oleh empat kabupaten yang dilintasi Dataran Tinggi Gayo, kemudian tahun ini diorganisir oleh Pemprov Aceh menjadi GAMIFest supaya memiliki gaung lebih besar dan lebih banyak menarik wisatawan berkunjung ke Aceh.”
(akn)