PKS: Narkoba Ancam Bonus Demografi di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Indonesia sedang mengalami bonus demografi saat ini. Namun kualitas bonus demografi tersebut dinilai sedang terancam oleh narkoba.
Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) MPR, Sutriyono mengatakan, praktik kejahatan narkoba saat ini sudah sangat mengkhawatirkan.
Menurut dia, narkoba mengancam struktur sosial masyarakat Indonesia yang saat ini mengalami besarnya pertambahan penduduk usia produktif.
"Indonesia sekarang ini sedang bonus demografis. Tinggal kualitasnya sedang mengalami tantangan, terbesar dari narkoba. Sebab penyebaran narkoba sudah luas sampai ke rumah dan sekolah," ujar Sutriyono dalam Sosialisasi Empat Pilar di daerah pemilihannya, Pati, Jawa Tengah, Selasa 11 September 2018 semalam, dalam siaran persnya kepada SINDOnews.
Sosialisasi Empat Pilar merupakan program MPR untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang Pancasila, Undang-Undang Dasar, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.
Menurut dia, pengedaran narkoba yang melibatkan jaringan internasional bertujuan untuk menghancurkan generasi muda Indonesia. Limpahan penduduk usia produktif yang besar berpotensi menjadikan Indonesia menjadi negara maju.
Pengungkapan sejumlah kasus besar narkoba oleh Polri, sambung dia, menunjukkan tingkat pengedaran narkoba di Tanah Air sudah sangat mengkhawatirkan. Modus penyelundupan narkoba oleh jaringan internasional menggunakan berbagai medium dan alat.
"Peredaran narkoba ini harus menjadi agenda bersama. Perlawanan terhadap narkoba yang nyata-nyata dan merajalela menghancurkan generasi muda bangsa harus dilawan," tandasnya.
Dia meyakini NKRI tetap akan kokoh menghadapi ancaman militer dari negara lain. Namun NKRI akan runtuh jika generasi mudanya sudah terjangkiti penyakit sosial salah satunya dari narkoba.
"Pemerintah harus memberikan perhatian besar masalah ini. Menjaga generasi muda pelanjut cita-cita kemerdekaan adalah perintah UUD. NKRI akan tegak dengan generasi muda yang tangguh. Pancasila harus kita jadikan benteng dalam menghalau bahaya narkoba yang hari demi hari makin membahayakan generasi muda," tuturnya.
Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) MPR, Sutriyono mengatakan, praktik kejahatan narkoba saat ini sudah sangat mengkhawatirkan.
Menurut dia, narkoba mengancam struktur sosial masyarakat Indonesia yang saat ini mengalami besarnya pertambahan penduduk usia produktif.
"Indonesia sekarang ini sedang bonus demografis. Tinggal kualitasnya sedang mengalami tantangan, terbesar dari narkoba. Sebab penyebaran narkoba sudah luas sampai ke rumah dan sekolah," ujar Sutriyono dalam Sosialisasi Empat Pilar di daerah pemilihannya, Pati, Jawa Tengah, Selasa 11 September 2018 semalam, dalam siaran persnya kepada SINDOnews.
Sosialisasi Empat Pilar merupakan program MPR untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang Pancasila, Undang-Undang Dasar, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.
Menurut dia, pengedaran narkoba yang melibatkan jaringan internasional bertujuan untuk menghancurkan generasi muda Indonesia. Limpahan penduduk usia produktif yang besar berpotensi menjadikan Indonesia menjadi negara maju.
Pengungkapan sejumlah kasus besar narkoba oleh Polri, sambung dia, menunjukkan tingkat pengedaran narkoba di Tanah Air sudah sangat mengkhawatirkan. Modus penyelundupan narkoba oleh jaringan internasional menggunakan berbagai medium dan alat.
"Peredaran narkoba ini harus menjadi agenda bersama. Perlawanan terhadap narkoba yang nyata-nyata dan merajalela menghancurkan generasi muda bangsa harus dilawan," tandasnya.
Dia meyakini NKRI tetap akan kokoh menghadapi ancaman militer dari negara lain. Namun NKRI akan runtuh jika generasi mudanya sudah terjangkiti penyakit sosial salah satunya dari narkoba.
"Pemerintah harus memberikan perhatian besar masalah ini. Menjaga generasi muda pelanjut cita-cita kemerdekaan adalah perintah UUD. NKRI akan tegak dengan generasi muda yang tangguh. Pancasila harus kita jadikan benteng dalam menghalau bahaya narkoba yang hari demi hari makin membahayakan generasi muda," tuturnya.
(dam)