Densus 88 Antiteror Tangkap Tiga Terduga Teroris JAD di Gedebage
A
A
A
BANDUNG - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri menangkap tiga pemuda terduga teroris di wilayah Kelurahan Cimencrang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung.
Ketiga pria itu diduga anggota jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Salah seorang di antaranya diduga merupakan murid Aman Abdurrahman, terpidana mati kasus terorisme.
“Memang ada (penangkapan), tetapi kami belum tahu data lengkapnya karena kasus terorisme ini ditangani oleh Densus 88 Antiteror Mabes Polri," ujar Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo di Mapolrestabes Bandung, Kamis (2/8/2018).
Informasi yang diperoleh, ketiga pemuda yang ditangkap yakni JR (23), RH (21), dan TB (25). JR dan RH derupakan warga Kota Bandung. Sedangkan TB diketahui warga Kabupaten Sumedang. Mereka diduga anggota JAD yang berafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS). Bahkan TB diduga murid dari Aman Abdurrahman.
Ketua RT setempat, Alimudin (46), membenarkan penangkapan ketiga terduga teroris oleh tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri. "Benar. Kejadiannya kemarin malam. Tetapi tiga orang itu tidak ditangkap di rumah ini, tapi di jalan di perumahan ini. Kebetulan saya tidak melihat penangkapan itu, tapi dapat laporan dari warga," kata Alimudin saat ditemui di perumahan tersebut, Kamis (2/8/2018) malam.
Menurut Alimudin, ketiga terduga teroris itu hanya menempati rumah di perumahan tersebut alias bukan pemilik rumah. "Rumah itu dikontrak hingga tangan ketiga. Yang ketiga mengontrak sejak April lalu. Sedangkan tiga orang yang ditangkap itu hanya menempati rumah ini sebagai pengasuh anak-anak," ujar dia.
Alimudin sempat curiga karena di rumah tersebut terdapat anak-anak kecil. Namun kecurigaan tersebut terbantahkan karena ternyata anak-anak tersebut diasuh untuk belajar. Selain itu, anak-anak yang menempati rumah masih berusia di bawah umur dan sebagian anak yatim piatu.
"Sekarang di rumah itu hanya ditinggali anak-anak yang berasal dari beberapa daerah di luar Bandung. Kemungkinan mereka tidak tahu bahwa pengasuh mereka ditangkap. Saya tadi dalam rumah, memberi sedikit makanan. Saya tanya mereka soal pengasuh, katanya lagi keluar," tutur Alimudin.
Mantan Ketua RT setempat, Amir (43), juga sempat curiga terkait akivitas penghuni rumah tersebut. Sebab kerap banyak tamu yang datang. "Saya sempat datangi rumah itu dan meminta salinan KTP mereka," pungkas Amir.
Ketiga pria itu diduga anggota jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Salah seorang di antaranya diduga merupakan murid Aman Abdurrahman, terpidana mati kasus terorisme.
“Memang ada (penangkapan), tetapi kami belum tahu data lengkapnya karena kasus terorisme ini ditangani oleh Densus 88 Antiteror Mabes Polri," ujar Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo di Mapolrestabes Bandung, Kamis (2/8/2018).
Informasi yang diperoleh, ketiga pemuda yang ditangkap yakni JR (23), RH (21), dan TB (25). JR dan RH derupakan warga Kota Bandung. Sedangkan TB diketahui warga Kabupaten Sumedang. Mereka diduga anggota JAD yang berafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS). Bahkan TB diduga murid dari Aman Abdurrahman.
Ketua RT setempat, Alimudin (46), membenarkan penangkapan ketiga terduga teroris oleh tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri. "Benar. Kejadiannya kemarin malam. Tetapi tiga orang itu tidak ditangkap di rumah ini, tapi di jalan di perumahan ini. Kebetulan saya tidak melihat penangkapan itu, tapi dapat laporan dari warga," kata Alimudin saat ditemui di perumahan tersebut, Kamis (2/8/2018) malam.
Menurut Alimudin, ketiga terduga teroris itu hanya menempati rumah di perumahan tersebut alias bukan pemilik rumah. "Rumah itu dikontrak hingga tangan ketiga. Yang ketiga mengontrak sejak April lalu. Sedangkan tiga orang yang ditangkap itu hanya menempati rumah ini sebagai pengasuh anak-anak," ujar dia.
Alimudin sempat curiga karena di rumah tersebut terdapat anak-anak kecil. Namun kecurigaan tersebut terbantahkan karena ternyata anak-anak tersebut diasuh untuk belajar. Selain itu, anak-anak yang menempati rumah masih berusia di bawah umur dan sebagian anak yatim piatu.
"Sekarang di rumah itu hanya ditinggali anak-anak yang berasal dari beberapa daerah di luar Bandung. Kemungkinan mereka tidak tahu bahwa pengasuh mereka ditangkap. Saya tadi dalam rumah, memberi sedikit makanan. Saya tanya mereka soal pengasuh, katanya lagi keluar," tutur Alimudin.
Mantan Ketua RT setempat, Amir (43), juga sempat curiga terkait akivitas penghuni rumah tersebut. Sebab kerap banyak tamu yang datang. "Saya sempat datangi rumah itu dan meminta salinan KTP mereka," pungkas Amir.
(thm)