Kapolri Jadi Presenter Pertemuan Asia Pasific on Money Laundering di Nepal
A
A
A
JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian didaulat sebagai salah satu presenter dalam acara Asia Pasific on Money Laundering 21st Annual Meeting 2018 yang berlangsung di Hotel Crowne, Kathmandu, Nepal, pada 21-27 Juli 2018. Pertemuan itu mengangkat materi berjudul 'The Importance of Regional Cooperation on Combating Terrorist Financing'.
Asia Pacific Group on Money Laundering (APG ML) merupakan organisasi perkumpulan pemerintah yang terdiri atas 41 negara anggota, termasuk Indonesia. Tahun ini merupakan pertemuan ke-21 yang dilaksanakan di Kathmandu, Nepal.
“Organisasi ini berupaya untuk memastikan setiap negara anggota berperan secara aktif melaksanakan standar tindakan yang telah ditetapkan dalam kebijakan anti-pencucian uang, pendanaan teroris dan penyebaran pendanaan senjata pemusnah massal,” kata Jenderal Tito melalui keterangan persnya, Selasa (24/7/2018).
Kapolri mengatakan, rencananya ada agenda tambahan yaitu pelaksanaan penilaian Financial Action Task Force (FATF) terhadap beberapa negara guna dievaluasi dan menentukan potensinya menjadi anggota FATF, salah satunya Indonesia.
“Bagi Indonesia menjadi bagian dalam keanggotaan FATF sangat penting, karena Indonesia menjadi sejajar dengan negara-negara lain, khususnya G20,” ujarnya.
Mantan Kepala BNPT ini menilai dengan hasil evaluasi yang baik akan mendorong peningkatan rating investmen grade Indonesia, sehingga berperan dalam meningkatnya investasi, transaksi bilateral dan resiprokal.
“Hasil ini memberi sinyal yang kuat tentang komitmen Indonesia terhadap upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme, baik di jurisdiksi Indonesia maupun dalam rangka kerjasama regional dan Internasional,” jelas dia.
Di samping itu, Kapolri juga akan menjadi narasumber dalam pertemuan secara khusus tanggal 24 Juli 2018 pada agenda plenary discussion terkait CFT: Strategic and Global Issues dengan topik ‘The Importance of Regional Cooperation in Combating Terorist Financing’.
Tujuannya, memberikan gambaran tentang kerja sama kawasan dalam menanggulangi terorisme, juga akan memberikan dukungan secara langsung kepada Tim Delegasi RI yang dipimpin oleh Kepala PPATK.
“Sehingga bisa memberikan keyakinan kepada pihak penilai FATF bahwa Indonesia serius dan sangat mendukung dalam menunjang upaya yang dilakukan RI guna menjadi anggota FATF,” tandasnya.
Asia Pacific Group on Money Laundering (APG ML) merupakan organisasi perkumpulan pemerintah yang terdiri atas 41 negara anggota, termasuk Indonesia. Tahun ini merupakan pertemuan ke-21 yang dilaksanakan di Kathmandu, Nepal.
“Organisasi ini berupaya untuk memastikan setiap negara anggota berperan secara aktif melaksanakan standar tindakan yang telah ditetapkan dalam kebijakan anti-pencucian uang, pendanaan teroris dan penyebaran pendanaan senjata pemusnah massal,” kata Jenderal Tito melalui keterangan persnya, Selasa (24/7/2018).
Kapolri mengatakan, rencananya ada agenda tambahan yaitu pelaksanaan penilaian Financial Action Task Force (FATF) terhadap beberapa negara guna dievaluasi dan menentukan potensinya menjadi anggota FATF, salah satunya Indonesia.
“Bagi Indonesia menjadi bagian dalam keanggotaan FATF sangat penting, karena Indonesia menjadi sejajar dengan negara-negara lain, khususnya G20,” ujarnya.
Mantan Kepala BNPT ini menilai dengan hasil evaluasi yang baik akan mendorong peningkatan rating investmen grade Indonesia, sehingga berperan dalam meningkatnya investasi, transaksi bilateral dan resiprokal.
“Hasil ini memberi sinyal yang kuat tentang komitmen Indonesia terhadap upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme, baik di jurisdiksi Indonesia maupun dalam rangka kerjasama regional dan Internasional,” jelas dia.
Di samping itu, Kapolri juga akan menjadi narasumber dalam pertemuan secara khusus tanggal 24 Juli 2018 pada agenda plenary discussion terkait CFT: Strategic and Global Issues dengan topik ‘The Importance of Regional Cooperation in Combating Terorist Financing’.
Tujuannya, memberikan gambaran tentang kerja sama kawasan dalam menanggulangi terorisme, juga akan memberikan dukungan secara langsung kepada Tim Delegasi RI yang dipimpin oleh Kepala PPATK.
“Sehingga bisa memberikan keyakinan kepada pihak penilai FATF bahwa Indonesia serius dan sangat mendukung dalam menunjang upaya yang dilakukan RI guna menjadi anggota FATF,” tandasnya.
(thm)