Presiden Diminta Tetapkan Hari Santri Jadi Hari Libur Nasional

Minggu, 22 Juli 2018 - 07:20 WIB
Presiden Diminta Tetapkan...
Presiden Diminta Tetapkan Hari Santri Jadi Hari Libur Nasional
A A A
BANDUNG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta menetapkan Hari Santri yang jatuh setiap tanggal 22 Oktober menjadi Hari Libur Nasional sebagai wujud keberpihakan kepada para santri di seluruh Indonesia. Permintaan tersebut disampaikan dalam Deklarasi dan Peresmian Posko Resimen Santri Dukung Jokowi Dua Periode di Ponpes Sirnamiskin, Jalan KH Wahid Hasyim (Kopo), Kota Bandung, Jawa Barat, kemarin.

Ketua Umum Resimen Santri Dukung Jokowi Dua Periode Aa Abdul Rozak menyatakan, pihaknya berterima kasih kepada Jokowi karena pada periode pertama kepemimpinannya telah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri. Namun, menurut dia, penetapan Hari Santri masih perlu diperjuangkan, agar bisa ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional. “Penetapan Hari Santri sebagai Hari Libur Nasional menjadi bukti keberpihakan yang lebih nyata bagi para santri di Indonesia,” ungkap Rozak.

Pihaknya berharap, Jokowi segera mengeluarkan kebijakan Hari Santri sebagai Hari Libur Nasional jika sukses melanjutkan periode kedua kepemimpinannya. "Mudah-mudahan di periode kedua nanti, Pak Jokowi berani membuat kebijakan 22 Oktober sebagai Hari Libur Nasional," ujarnya.

Rozak menyatakan, Resimen Santri Dukung Jokowi Dua Periode mendukung penuh Jokowi untuk melanjutkan roda pemerintahan periode 2019-2024 karena Jokowi dinilai sebagai pemimpin yang pro dan peduli umat beragama, khususnya muslim. "Kami akan dorong gerakan ini menjadi gerakan mainstream yang memiliki tujuan politik, yakni memenangkan kembali Jokowi," tandasnya.

Deklarasi dan Peresmian Posko Resimen Santri Dukung Jokowi Dua Periode ini dihadiri sekitar 120 pondok pesantren (ponpes) di Jawa Barat.

Ada tiga alasan yang mendasari dukungan mereka kepada Jokowi. Pertama, Jokowi dinilai sebagai pemimpin yang pro dan peduli umat beragama, khususnya muslim. “Jokowi hampir selalu menyempatkan diri hadir di berbagai agenda-agenda besar yang dihelat banyak organisasi Islam," sebut Rozak.

Kedua, Jokowi adalah Presiden Indonesia pertama yang secara dejure dan defacto mengakui perjuangan santri dengan ditetapkannya tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri. Ini merupakan kado spesial bagi santri.

Terakhir, Jokowi mampu menciptakan pemerataan pembangunan yang sesuai prinsip Islam. Hal itu dibuktikan dengan gencarnya pembangunan infrastruktur di berbagai daerah di Indonesia.

Meski begitu, lanjut Rozak, pihaknya pun berharap Jokowi mewujudkan rekomendasi dari para santri yang termaktub dalam Amanat Santri. Ada lima amanat yang diharapkan terwujud jika Jokowi kembali terpilih sebagai Presiden periode 2019-2024.

Pertama, Jokowi diminta mewujudkan prinsip Islam rahmatan lil 'alamin yang mengedepankan rasa kemanusiaan, keadilan, dan kebangsaan serta meyakini bahwa Islam dan kebangsaan sebagai satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan.

Amanat kedua, Jokowi harus menerapkan kebijakan program dan anggaran yang proporsional, terukur, serta berkelanjutan antara semua lembaga pendidikan, baik lembaga pendidikan formal maupun nonformal, seperti pesantren dan madrasah.

Ketiga, Jokowi harus mampu memperjuangkan dan mewujudkan perekonomian yang adil dengan membuka akses pekerjaan dan usaha mandiri demi terwujudnya baldatun thoyyibah (keadilan dan kemakmuran). Dan terakhir, para santri meminta Jokowi mampu menggunakan seluruh potensi alam demi kebaikan manusia dan membangun infrastruktur di seluruh Indonesia tanpa harus merusak alam. (Agung Bakti Sarasa)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7355 seconds (0.1#10.140)