PSI Ciptakan Aplikasi Online Pantau Kinerja Caleg Terpilih

JAKARTA - Ada beragam cara dilakukan partai politik untuk memenangkan hati pemilih di Pemilu 2019. Sebagai partai pendatang baru, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memilih fokus pada gerakan antikorupsi dan penegakan toleransi untuk merebut hari rakyat.

Juru Bicara DPP PSI, Dedek Prayudi mengatakan korupsi menjadi persoalan paling akut di republik ini. Mengutip riset yang dilakukan Universitas Gajah Mada (UGM) dan Indonesia Corruption Watch (ICW), angka uang yang dikorupsi di Indonesia mencapai Rp207 triliun.

"Uang itu bisa digunakan puluhan ribu kilo meter jalan raya, bangun rumah sakit bertaraf internasional," ujar Dedek dalam diskusi Polemik MNC Trijaya bertema Mengejar Ambang Batas Parlemen di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (12/5/2018).

Dedek menilai, ada tiga simpul yang membuka celah korupsi. Pertama, kontestasi politik. Kedua, perencanaan pembangunan. Ketiga, evaluasi pembangunan.

Dia berpendapat, kontestasi politik merupakan ranah partai politik. Perhelatan politik yang sehat, jujur dan adil akan melahirkan produk politik yang baik.

"Demikian sebaliknya, perhelatan politik juga bisa melahirkan oligarki politik dan dikuasai elite," kata Dedek.

Atas dasar itu, kata Dedek, hadirnya PSI ingin menawarkan transparansi dan pelibatan masyarakat dalam proses politik. Salah satunya dengan menggelar rekrutmen caleg secara terbuka dan melibatkan tokoh independen.

Tak hanya itu, PSI juga tengah membangun aplikasi berbasis online untuk memantau kinerja anggota legislatif bila nantinya terpilih dan duduk di Senayan.

"PSI sedang buat aplikasi online untuk memonitor kegiatan sehari-hari caleg yang terpilih. PSI juga berikan ruang masyarakat untuk menilai kinerja caleg PSI, untuk beri rangking. Kalau rangkingnya jelek dia bisa di-PAW oleh partai," ucap Dedek.