Dialog dengan Warga Tangsel, SBY Dicurhati Soal Penggusuran PKL
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggelar safari politik di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (24/4/2018). Didampingi jajaran kadernya, Ketua Umum Partai Demokrat itu mengadakan dialog bersama warga di APSG Situ Gintung, Jalan Ir H Juanda, Cirendeu, Ciputat.
Dalam kesempatan tanya-jawab, salah satu warga mengadukan tentang maraknya praktik penggusuran terhadap Pedagang Kaki Lima (PKL), termasuk di Kota Tangsel. Menjawab itu, SBY pun menegaskan sikapnya bahwa penggusuran terhadap PKL bukanlah pendekatan yang baik.
"Policy pemerintah harusnya tidak menggusur PKL, tidak membatasi ruang gerak PKL, tidak menjadikan PKL itu apa itu 'mengganggu keamanan dan ketertiban', betul? Itulah dulu semangat pemerintahan saya yang kita wujudkan dalam Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, adalah memberdayakan PKL, menberdayakan usaha mikro kecil, termasuk menatanya," jelas SBY menjawab pertanyaan warga.
Dijelaskan lebih jauh oleh SBY, penggusuran terhadap PKL adalah pola pendekatan yang tidak konstruktif, karena tak menyelesaikan akar persoalannya. Oleh karenanya, dibutuhkan kebijakan yang sifatnya memberdayakan para PKL.
"Dengan semangat itu, kewajiban bupati dan wali kota sebenarnya, dengan Perda yang pas membikin PKL ini memang sebagai sumber kehidupan, menampung atau membuka pekerjaan, mengurangi pengangguran, meningkatkan penghasilan rakyat kita, harus begitu berpikirnya. Kalau berpikirnya begitu, maka pikirannya siang dan malam apa adalah yang harus saya bantukan kepada PKL," imbuhnya.
SBY menambahkan, kalau keberadaan PKL dianggap mengganggu kelancaran lalu lintas, maka kebijakannya adalah dengan mengatur dan menata menggunakan cara yang baik. Selain itu, diberikan pula solusi agar mereka (PKL) mendapat tempat berdagang, serta tetap bisa menjalankan usahanya dengan baik.
"Saya tidak suka dulu, kalau main gusur, main bongkar, main bakar. Jadi pendekatannya betul bukan angkuh, pendekatannya adalah pemberdayaan dan penataan," pungkasnya di sambut tepuk tangan warga.
Dalam kesempatan tanya-jawab, salah satu warga mengadukan tentang maraknya praktik penggusuran terhadap Pedagang Kaki Lima (PKL), termasuk di Kota Tangsel. Menjawab itu, SBY pun menegaskan sikapnya bahwa penggusuran terhadap PKL bukanlah pendekatan yang baik.
"Policy pemerintah harusnya tidak menggusur PKL, tidak membatasi ruang gerak PKL, tidak menjadikan PKL itu apa itu 'mengganggu keamanan dan ketertiban', betul? Itulah dulu semangat pemerintahan saya yang kita wujudkan dalam Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, adalah memberdayakan PKL, menberdayakan usaha mikro kecil, termasuk menatanya," jelas SBY menjawab pertanyaan warga.
Dijelaskan lebih jauh oleh SBY, penggusuran terhadap PKL adalah pola pendekatan yang tidak konstruktif, karena tak menyelesaikan akar persoalannya. Oleh karenanya, dibutuhkan kebijakan yang sifatnya memberdayakan para PKL.
"Dengan semangat itu, kewajiban bupati dan wali kota sebenarnya, dengan Perda yang pas membikin PKL ini memang sebagai sumber kehidupan, menampung atau membuka pekerjaan, mengurangi pengangguran, meningkatkan penghasilan rakyat kita, harus begitu berpikirnya. Kalau berpikirnya begitu, maka pikirannya siang dan malam apa adalah yang harus saya bantukan kepada PKL," imbuhnya.
SBY menambahkan, kalau keberadaan PKL dianggap mengganggu kelancaran lalu lintas, maka kebijakannya adalah dengan mengatur dan menata menggunakan cara yang baik. Selain itu, diberikan pula solusi agar mereka (PKL) mendapat tempat berdagang, serta tetap bisa menjalankan usahanya dengan baik.
"Saya tidak suka dulu, kalau main gusur, main bongkar, main bakar. Jadi pendekatannya betul bukan angkuh, pendekatannya adalah pemberdayaan dan penataan," pungkasnya di sambut tepuk tangan warga.
(kri)