Pernyataan Politikus PSI Dinilai Bisa Rusak Hubungan RI-Rusia

Sabtu, 07 April 2018 - 22:09 WIB
Pernyataan Politikus PSI Dinilai Bisa Rusak Hubungan RI-Rusia
Pernyataan Politikus PSI Dinilai Bisa Rusak Hubungan RI-Rusia
A A A
JAKARTA - Pernyataan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany Alatas yang menyinggung kondisi politik, kebebasan pers, dan tingkat korupsi di Rusia, dianggap bisa merusak hubungan Indonesia dengan negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin itu.

"Pernyataan politisi pendukung Jokowi yang tidak akurat, tidak disertai data, bahkan cenderung fitnah, itu tidak baik dan merugikan bangsa," ujar Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Sudaryono, di Jakarta, Sabtu (7/4/2018).

Diketahui, PSI merupakan salah satu partai politik (parpol) pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut Sudaryono, pernyataan Tsamara itu bisa mengakibatkan hubungan bilateral yang terjalin baik selama ini antara Indonesia-Rusia, terganggu.

"Ini sangat mengganggu. Saya juga sudah membaca komentar pers dari Rusia dan pihak Kedubes Rusia yang meminta klarifikasi. Bagaimana kalau rakyat Rusia juga tidak terima negaranya dikata-katain begitu?" tuturnya. (Baca juga: IWD Siap Jadi Fasilitator Debat Raja Juli dengan Fadli Zon)

Maka itu, menurut dia, Tsamara sebaiknya segera mencabut pernyataaan konntroversialnya yang bisa mengganggu hubungan Indonesia dan Rusia tersebut. "Jika tidak segera minta maaf, sebaiknya Pemerintahan Jokowi melalui Kemenlu RI menegur PSI sebagai partai pendukung Jokowi untuk minta maaf kepada Pemerintah Rusia dan Presiden Putin," imbuhnya.

Belum lama ini Tsamara menyinggung kondisi politik, kebebasan pers, dan tingkat korupsi di Rusia. Melalui akun Instagramnya, Tsamara mengatakan Indonesia tak butuh sosok seperti Presiden Rusia Vladimir Putin.

Tsamara menilai Putin bukan contoh pemimpin yang baik. Kata Tsamara, Putin membungkam oposisi dan pers di Rusia. Selain itu, Tsamara mengatakan di Rusia tidak ada kebebasan beraspirasi seperti di Indonesia. Bahkan, Rusia membiarkan praktik-praktik korupsi.

Tak hanya itu, Tsamara mengatakan kalau dilihat dari indeks persepsi korupsi, Indonesia jauh di atas Rusia. Adapun pernyataan Tsamara itu menanggapi pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon yang menyebut Indonesia butuh pemimpin seperti Putin.

Merespons pernyataan Tsamara itu, Media massa negeri beruang merah, yaitu Russia Beyond The Headline (RBTH), langsung meminta supaya Kedutaan Besar Rusia di Jakarta mengajak Tsamara berdiskusi. (Baca juga: Gerindra: Anak Muda Biasanya Kritis terhadap Penguasa)

Hal itu diketahui dari cuitan akun Twitter @RBTHIndonesia, pada Jumat (6/4/2018). Mereka menyatakan video pernyataan Tsamara sudah dibicarakan dengan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobyeva.

RBTH bahkan sudah meminta Kedubes Rusia di Jakarta mengundang Tsamara dalam acara jumpa pers pekan depan. RBTH Indonesia juga sudah menyampaikan undangan dan menghubungi Tsamara agar datang di acara itu.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7919 seconds (0.1#10.140)