Waspadai Potensi Disintegrasi di Tahun Politik

Rabu, 28 Februari 2018 - 08:27 WIB
Waspadai Potensi Disintegrasi di Tahun Politik
Waspadai Potensi Disintegrasi di Tahun Politik
A A A
JAKARTA - Memasuki tahun politik semua pihak harus mewaspadai bahaya potensi perpecahan bangsa. Berbagai ajang pemilu baik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018 maupun pemilu legislatif dan pemilihan presiden yang digelar bersamaan pada 2019 berpotensi memunculkan berbagai gesekan antaranak bangsa.

Agar berbagai momentum politik tersebut bisa dilewati dengan damai dan aman, kesadaran dari berbagai elemen bangsa dibutuhkan untuk tidak memanaskan suasana. Salah satunya menghindari politi sasi politik identitas dalam upaya memenangkan parpol maupun kandidat yang didukung.

Setiap elemen bangsa juga harus berperan menjadi agen perdamaian yang terus menyuarakan pentingnya persa tuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan politik sesaat.

“Kami berharap agar setiap anak bangsa bisa menjadi agen perdamaian di tahun politik yang pasti diwarnai kuatnya unsur kompetisi baik dalam ajang Pilkada maupun Pemilu Serentak 2019,” ucap Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo, saat menerima Pengurus Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) di Kompleks Parlemen, Jakarta, kemarin.

Dia menjelaskan, memasuki tahun politik akan banyak sekali potensi gesekan yang bisa terjadi. Apalagi jika politik identitas seperti isu agama, suku, dan ras digunakan untuk menyerang lawan politik, potensi perpecahan bakal semakin kuat. “Kami berharap meski berbeda pilihan, namun kehidupan masyarakat dapat tetap berlangsung harmonis, terutama antarkalangan umat beragama,” katanya.

Pria yang akrab disapa Bamsoet tersebut menilai pengurus dan anggota BKPRMI mempunyai potensi untuk meredam panasnya persaingan dalam berbagai ajang pemilu. Menurutnya, BKPRMI melalui pengurus dan kadernya bakal mampu menurunkan tensi politik di tengah masyarakat.

“Setiap orang harus men jadi agen perdamaian, terutama para sahabat saya di pengurus Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI). Saya apresiasi dan dukung berbagai kegiatan dakwah yang dilaksanakan BKPRMI. Insya Allah menjadi ladang amal ibadah di hadapan Allah SWT,” katanya.

Sementara itu, Ketua DPP BKPRMI Sedek Rahman Bata mengatakan, saat ini memang muncul indikasi ketegangan di kalangan masyarakat terkait momentum politik pada 2018. Salah satunya ada kasus pe nyerangan kepada para ulama dan tokoh agama dalam beberapa pekan terakhir. Dia berharap agar kasus ini segera diselesaikan oleh aparat keamanan.

Penegak hukum harus mampu membongkar motif penyerangan yang tampak sistematis dan terencana. “Kami sangat resah dengan adanya teror terhadap ulama. Bagi kami, ulama mana pun yang diteror, sama saja dengan meneror BKPRMI. Mudah saja mengatakan teror ini dila kukan orang gila, tapi apa iya? Saya mohon bantuan DPR RI bisa menindaklanjuti dan mencari titik terang terhadap tindakan teror ini,” ucapnya. (Mula Akmal)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1151 seconds (0.1#10.140)