Jokowi Akan Hadiri Pembukaan Festival Sholawat Nusantara
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan dan kepemudaan akan menggelar Festival Sholawat Nusantara.
Pada acara tersebut, peserta akan memperebutkan Piala Presiden. Lomba akan diikuti oleh beragam kelompok pengajian, pesantren, mahasiswa dan pelajar, bahkan sampai pengajian kantor, BUMN dan berbagai majelis keagamaan.
Lomba akan dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia, mulai dari lomba antarkecamatan, kabupaten, antarprovinsi, hingga tingkat nasional.
“Dengan tema acara Cinta Sang Nabi, kami ingin menabur kembali nilai Islam yang penuh bahasa cinta, bukan bahasa perbedaan dan kebencian. Ini adalah upaya merawat tradisi dan kearifan lokal sekaligus mengangkat kembali kekayaan Islam Nusantara,” kata Inisiator Festival Sholawat Nusantara, Nusron Wahid saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (21/2/2018).
Nusron yang juga Ketua Panitia Pengarah mengungkapkan, kekayaan tradisi selawat di Indonesia adalah bukti kehadiran Islam tidak menggerus budaya lokal tapi justru membaur dan saling menguatkan.
Ketua Panitia Acara, Habib Sholeh menjelaskan acara ini untuk lebih mengedepankan ajaran Islam yang damai dan menumbuhkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.
“Kita perlu mengingatkan kembali ruh ajaran Islam yang meneladani akhlak Rasulullah. Selawat sebagai ekspresi cinta umat kepada Nabinya merupakan salah satu cara untuk memberikan nuansa Islam yang sejuk,” katanya.
Habib Sholeh meyakini ekspresi bahasa cinta dalam tradisi keagamaan akan menciptakan kesejukan. “Agama jadi perekat yang menguatkan bukan menjadi faktor yang bisa memecah belah,” tandasnya.
Festival Sholawat Nusantara akan dibuka pada 24 Februari 2018 dan akan dihadiri oleh Presiden Jokowi. Sementara perlombaan akan dimulai di seluruh Indonesia pada awal Maret 2018.
Puncak acara sekaligus final dilaksanakan bertepatan dengan Hari Besar Maulid Nabi Muhammad SAW, November mendatang.
“Harus diakui, tradisi selawat tidak dapat dipisahkan dari tradisi pesantren,” ungkap Habib Sholeh.
Acara ini merupakan hasil kerja sama beberapa lembaga seperti Lazisma, PP IPNU, Jemaah Zikir Yaqowiyy, Ikhawanul Mubalighin, dan PP RMI NU, serta FKDT.
“Semua lembaga ini memang yang selama ini menjadikan tradisi selawat sebagai bagian dari napas perjuangannya. Jadi ini adalah kerja besar dan kerja bersama untuk tujuan manggaungkan kecintaan kita kepada sang Nabi,” kata Habib Sholeh.
Pada acara tersebut, peserta akan memperebutkan Piala Presiden. Lomba akan diikuti oleh beragam kelompok pengajian, pesantren, mahasiswa dan pelajar, bahkan sampai pengajian kantor, BUMN dan berbagai majelis keagamaan.
Lomba akan dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia, mulai dari lomba antarkecamatan, kabupaten, antarprovinsi, hingga tingkat nasional.
“Dengan tema acara Cinta Sang Nabi, kami ingin menabur kembali nilai Islam yang penuh bahasa cinta, bukan bahasa perbedaan dan kebencian. Ini adalah upaya merawat tradisi dan kearifan lokal sekaligus mengangkat kembali kekayaan Islam Nusantara,” kata Inisiator Festival Sholawat Nusantara, Nusron Wahid saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (21/2/2018).
Nusron yang juga Ketua Panitia Pengarah mengungkapkan, kekayaan tradisi selawat di Indonesia adalah bukti kehadiran Islam tidak menggerus budaya lokal tapi justru membaur dan saling menguatkan.
Ketua Panitia Acara, Habib Sholeh menjelaskan acara ini untuk lebih mengedepankan ajaran Islam yang damai dan menumbuhkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.
“Kita perlu mengingatkan kembali ruh ajaran Islam yang meneladani akhlak Rasulullah. Selawat sebagai ekspresi cinta umat kepada Nabinya merupakan salah satu cara untuk memberikan nuansa Islam yang sejuk,” katanya.
Habib Sholeh meyakini ekspresi bahasa cinta dalam tradisi keagamaan akan menciptakan kesejukan. “Agama jadi perekat yang menguatkan bukan menjadi faktor yang bisa memecah belah,” tandasnya.
Festival Sholawat Nusantara akan dibuka pada 24 Februari 2018 dan akan dihadiri oleh Presiden Jokowi. Sementara perlombaan akan dimulai di seluruh Indonesia pada awal Maret 2018.
Puncak acara sekaligus final dilaksanakan bertepatan dengan Hari Besar Maulid Nabi Muhammad SAW, November mendatang.
“Harus diakui, tradisi selawat tidak dapat dipisahkan dari tradisi pesantren,” ungkap Habib Sholeh.
Acara ini merupakan hasil kerja sama beberapa lembaga seperti Lazisma, PP IPNU, Jemaah Zikir Yaqowiyy, Ikhawanul Mubalighin, dan PP RMI NU, serta FKDT.
“Semua lembaga ini memang yang selama ini menjadikan tradisi selawat sebagai bagian dari napas perjuangannya. Jadi ini adalah kerja besar dan kerja bersama untuk tujuan manggaungkan kecintaan kita kepada sang Nabi,” kata Habib Sholeh.
(dam)