Timbul Tenggelam Esemka
A
A
A
SUARA adzan zuhur baru saja berhenti ketika awan tipis mulai menghiasi langit sekitar pabrik Esemka di Desa Demangan, Kecamatan Sambi, Boyolali, Jawa Tengah. Dari kejauhan, terlihat beberapa orang pekerja bangunan sedang bekerja di belakang dua bangunan yang sudah berdiri.
Sejak dimulai pada 2016, pembangunan pabrik tersebut sudah menghasilkan showroom berukuran 15x30 meter dan gedung perakitan seluas 60x100 meter. Namun, proses pembangunan hingga kini belum sepenuhnya rampung. Aktivitas pengerjaan pabrik masih berlangsung.
Pabrik yang nilai investasinya mencapai Rp2,1 triliun berada di Jalan Sambi-Mangu, di atas lahan seluas total 11,4 hektare. Jaraknya hanya sekitar delapan kilometer dari Bandara Adi Soemarmo Solo, tak jauh dari gerbang tol Semarang-Solo dan Solo-Ngawi. Sebagian adalah tanah kas Desa Demangun. Selain itu, ada tiga bidang tanah milik warga dalam area pabrik.
Menurut Bupati Boyolali, Seno Samodro, lahan yang sebelumnya merupakan perkebunan tebu itu disewa selama 30 tahun. Setiap tiga tahun nilai sewa dievaluasi, disesuaikan dampak inflasi. Pemkab sendiri sudah diminta menyediakan 2.000 lulusan SMK dari wilayah eks Karisidenan Surakarta untuk menyokong pabrik tersebut. "Saya belum tahu kapan pabrik akan diresmikan," katanya.
Tidak mudah untuk melihat aktivitas di dalam pabrik. Untuk mengambil gambar saja, penjaga di pintu gerbang melarangnya, apalagi mengizinkan masuk. Sang penjaga juga menolak menjawab soal adanya aktivitas keluar masuk truk pengangkut mobil. "Maaf, saya tidak berani memberikan izin atau informasi apa pun. Kalau soal pabriknya, mungkin tahun depan sudah selesai," kata seorang penjaga di pintu gerbang kepada Ary Wahyu Wibowo dari Koran SINDO, awal pekan lalu.
Sudah sejauh mana perkembangan program mobil nasional Esemka yang pernah digaungkan Presiden Jokowi? Simak laporan selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 50/VI/2018 yang terbit hari ini, Senin (12/02/2018).
Sejak dimulai pada 2016, pembangunan pabrik tersebut sudah menghasilkan showroom berukuran 15x30 meter dan gedung perakitan seluas 60x100 meter. Namun, proses pembangunan hingga kini belum sepenuhnya rampung. Aktivitas pengerjaan pabrik masih berlangsung.
Pabrik yang nilai investasinya mencapai Rp2,1 triliun berada di Jalan Sambi-Mangu, di atas lahan seluas total 11,4 hektare. Jaraknya hanya sekitar delapan kilometer dari Bandara Adi Soemarmo Solo, tak jauh dari gerbang tol Semarang-Solo dan Solo-Ngawi. Sebagian adalah tanah kas Desa Demangun. Selain itu, ada tiga bidang tanah milik warga dalam area pabrik.
Menurut Bupati Boyolali, Seno Samodro, lahan yang sebelumnya merupakan perkebunan tebu itu disewa selama 30 tahun. Setiap tiga tahun nilai sewa dievaluasi, disesuaikan dampak inflasi. Pemkab sendiri sudah diminta menyediakan 2.000 lulusan SMK dari wilayah eks Karisidenan Surakarta untuk menyokong pabrik tersebut. "Saya belum tahu kapan pabrik akan diresmikan," katanya.
Tidak mudah untuk melihat aktivitas di dalam pabrik. Untuk mengambil gambar saja, penjaga di pintu gerbang melarangnya, apalagi mengizinkan masuk. Sang penjaga juga menolak menjawab soal adanya aktivitas keluar masuk truk pengangkut mobil. "Maaf, saya tidak berani memberikan izin atau informasi apa pun. Kalau soal pabriknya, mungkin tahun depan sudah selesai," kata seorang penjaga di pintu gerbang kepada Ary Wahyu Wibowo dari Koran SINDO, awal pekan lalu.
Sudah sejauh mana perkembangan program mobil nasional Esemka yang pernah digaungkan Presiden Jokowi? Simak laporan selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 50/VI/2018 yang terbit hari ini, Senin (12/02/2018).
(amm)