Berita Hoax Jadi Tantangan Media Mainstream

Jum'at, 09 Februari 2018 - 17:27 WIB
Berita Hoax Jadi Tantangan Media Mainstream
Berita Hoax Jadi Tantangan Media Mainstream
A A A
JAKARTA - Validitas informasi atau berita menjadi faktor krusial di tengah maraknya penyebaran berita hoax atau bohong akhir-akhir ini.

Seiring peringatan Hari Pers Nasional 2018, Ketua DPR Bambang Soesatyo mengajak para pelaku di industri media, khususnya media mainstream agar mampu meredam dan mengalihkan tendensi ketertarikan masyarakat terhadap informasi sesat melalui penyajian berita-berita yang menarik, berkualitas dan akurat.

"Tantangannya jauh lebih berat dan pelik karena wartawan di satu sisi harus bekerja lebih cepat (tuntutan deadline-red), namun di sisi lain di saat yang bersamaan data dan informasinya harus benar dan akurat. Kebenaran dan akurasi menjadi harga mati, agar informasi yang disajikan wartawan tidak menjadi hoax ," kata Bamsoet, sapaan Bambang, Jumat (9/2/2018).

Bamsoet menambahkan, ketika publik resah dan bertanya mengapa hoax bisa memadati jagad pemberitaan masa kini, keresahan dan pertanyaan itu sebenarnya dialamatkan juga kepada insan pers.

Dia menilai maraknya berita hoax karena insan pers masa kini belum cukup sigap merespons setiap isu atau peristiwa di ruang publik. Ketidaksigapan wartawan akhirnya dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab menyebarkan hoax dari setiap peristiwa.

"Dengan begitu, fenomena maraknya hoax pada era sekarang harus ditanggapi oleh komunitas wartawan sebagai tantangan. Dengan meningkatkan kesigapan atau sensitivitas terhadap isu-isu yang beredar di ruang publik, peran wartawan pada dasarnya bisa mereduksi hoax," tutur politikus Partai Golkar ini.

Selain itu, komunitas wartawan kata Bamsoet, harus mampu beradaptasi dengan tantangan zaman yang dihadapi bangsa dan masyarakatnya, terlebih negara tengah menghadapi persoalan yang cukup pelik. Salah satunya terkotak-kotaknya masyarakat akibat perbedaan pilihan politik dan beda keyakinan.

Dia khawatir situasi ini akan dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab menuju agenda pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak pada Juni 2018 dengan menyebar isu bernuansa suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) menjadi senjata untuk mendiskreditkan lawan politik.

"Itulah tantangan yang sedang dihadapi bangsa ini, selain tantangan di bidang ekonomi dan tantangan ekstenal. Komunitas wartawan Indonesia tidak boleh gagal paham terhadap tantangan yang sedang berkembang saat ini," tuturnya.

Menurut dia, dengan memahami tantangan bangsa, wartawan akan bisa merumuskan perannya dan kontribusinya sebagai salah satu pilar demokrasi.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5663 seconds (0.1#10.140)