Memilih Profesi yang Berikan Kepastian

Minggu, 04 Februari 2018 - 09:55 WIB
Memilih Profesi yang Berikan Kepastian
Memilih Profesi yang Berikan Kepastian
A A A
JAKARTA - Ada saja alasan bagi seseorang dalam memilih sebuah profesi. Dari sekian banyak alasan, tampaknya kepastian masa depan menjadi hal utama dalam menentukan pilihan.

Dosen Sekolah Tinggi Agama Budha Negara (STABN) Sriwijaya, Edi Ramawijaya Putra, mengaku memilih menjadi dosen sebagai profesinya. Menurut Edi, selain mengajar atau transfer ilmu, dosen juga memiliki kesempatan untuk melakukan riset. “Sekaligus pengabdian kepada masyarakat sebagai implementasi Tri darma Perguruan Tinggi,” kata dia saat dihubungi.

Dia menambahkan, meski payung hukum yang sama, yaitu PP No 44 tentang Guru dan Dosen, namun di perguruan tinggi, dosen dapat melakukan pengembangan diri melalui publikasi ilmiah, menulis buku, dan membimbing mahasiswa. Kesempatan itu tentunya tidak bisa diperoleh pada banyak profesi Juga bisa berinteraksi dalam forum-forum ilmiah.

Baik konferensi maupun seminar dengan ilmuwan dan praktisi untuk meningkatkan kemampuan diri dan kembali ditransfer lagi kepada mahasiswa. “Penghasilan dosen sudah cukup dengan adanya sertifikasi. Dosen bisa hidup layak meski tidak kaya. Saya tetap memilih menjadi dosen,” ucap warga Tangerang ini.

Wulan, 30, merupakan warga Depok dan mengaku baru beberapa bulan lalu resign dari tempat kerjanya yang bergerak di bidang komunikasi. Dirinya memutuskan pindah ke perusahaan komunikasi lainnya karena ingin mencari sesuatu yang lebih.

“Tentunya harus pindah ke tempat yang lebih baik dong,” tutur dia saat ditemui di sela-sela acara yang diadakan perusahaannya di Jakarta. Dia mengaku tidak memiliki persoalan dengan perusahaan lamanya. Hanya, dirinya ingin bisa berkembang lagi, agar semakin kompetitif di masa depan.

Baginya, hal itu penting agar dirinya memiliki pengetahuan yang lebih baik lagi pada profesi yang digelutinya. Tentunya hal itu hanya didapatkan ketika pindah kerja di tempat lain. Pasalnya, di tempat lama dirinya merasa sudah cukup banyak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman.

Tentunya juga mendapatkan teman-teman yang baik dan memberikan dukungan pada saat Wulan mendapatkan tugas dari kantor. Tetapi bagaimana dengan PNS atau yang sekarang dikenal sebagai aparatur sipil negara (ASN)? Salah seorang staf di Mahkamah Agung, Hari Saputra, 29, mengaku alasan utama dirinya memilih menjadi PNS adalah adanya jaminan hari tua.

“ASN memiliki pensiun. Itu penting untuk menjamin hari tua saya,” ucap dia. Sejak kecil, Hari memang sudah mengimpikan menjadi ASN. Kebetulan ayahnya juga bekerja di salah satu dinas di Pemprov DKI. Setelah pensiun, ayahnya masih mendapatkan uang bulanan dari pemerintah.

Kendati nilainya tidak terlalu besar. Tapi menurutnya, cukup untuk biaya hidup selama sebulan. Hal itulah yang menurutnya sulit diperoleh dari perusahaan swasta. Kalaupun saat ini ada sejumlah perusahaan yang memiliki pro gram itu, tetapi kualitasnya diyakini masih kalah dengan yang diberikan pemerintah kepada pensiunan ASN.

Selain itu, menurut Hari, menjadi ASN merupakan sebuah kehormatan. Pasalnya, bisa ikut membantu pemerintah menjalankan berbagai program pembangunan yang telah ditentukan. Tentunya masing-masing kementerian memiliki tugas yang berbeda. Tetapi ujungnya sama, yakni memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. (Hermansah)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7968 seconds (0.1#10.140)