Hamdan Zoelva Minta Penjelasan Kapolri Soal Video Viral

Rabu, 31 Januari 2018 - 14:22 WIB
Hamdan Zoelva Minta Penjelasan Kapolri Soal Video Viral
Hamdan Zoelva Minta Penjelasan Kapolri Soal Video Viral
A A A
JAKARTA - Ketua Umum DPP Sarikat Islam, Hamdan Zoelva akan bertemu dengan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian. Pertemuan itu akan berlangsung di rumah dinas Jenderal bintang empat tersebut di Jalan Pattimura, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

"Iya benar (ke rumah Kapolri-red)," kata Hamdan saat dikonfirmasi wartawan, di Jakarta, Rabu (31/1/2018).

Tujuan kunjungan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ke rumah dinas Kapolri untuk membicarakan terkait video yang beredar di media sosial (medsos). "Ingin bertemu itu masalah video yang viral itu," ujarnya.

Hamdan tidak sendirian menemuai Kapolri. Dia akan datang bersama para petinggi DPP Sarikat Islam. "DPP Sarikat Islam saja ke rumah Kapolri, ada sekitar delapan orang dari sarikat Islam," ucapnya.

Pertemuan itu juga bertujuan untuk melakukan klarifikasi terkait pidato sambutan Tito saat itu."Iya ingin mengklarifikasi," tandasnya.

Sebelumnya, Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Tengku Zulkarnain membuat surat terbuka untuk Kapolri melalui akun Facebook-nya terkait pidato tersebut. Zulkarnain menulis surat terbuka tersebut atas nama warga negara Indonesia tertanggal 29 Januari 2018.

Dalam surat terbuka yang ditulisnya di jejaring sosial Facebook untuk Kapolri bahwa dirinya kecewa terhadap pernyataan Tito yang tidak menganggap perjuangan umat Islam di luar ormas NU dan Muhammadiyah. Apalagi ada ucapan miring dari Tito terhadap ormas Islam di luar NU dan Muhammadiyah.

"Benar itu saya yang menuliskan. Langsung dengan tangan saya. Saya sangat kecewa dan keberatan atas pidato Kapolri yang saya nilai provokatif , tidak mendidik, buta sejarah, tidak berkeadilan, dan rawan memicu konflik," ujar Zulkarnain, Selasa 30 Januari 2018.

Pernyataan Zulkarnain menyikapi pernyataan Tito Karnavian dalam acara Silaturahmi dan Dialog Kebangsaan Ulama PBNU dengan Jajaran Polri di Pondok Pesantren milik Rais Aam PBNU KH Maruf Amin, An Nawawi Tanara di Serang, Banten, Februari 2017.

Saat itu Tito menyerukan agar jajarannya bekerja sama dengan NU dan Muhammadiyah. "Semua kapolda saya wajibkan untuk membangun hubungan NU dan Muhammadiyah tingkat provinsi. Semua kapolres untuk wajib membuat kegiatan untuk memperkuat para pengurus cabang di tingkat kabupaten/kota. Para kapolsek wajib untuk di tingkat kecamatan bersinergi dengan NU dan Muhammadiyah, jangan dengan yang lain. Dengan yang lain tuh nomor sekian, mereka bukan pendiri negara. Mau merontokkan negara malah iya,” tutur Tito dalam video tersebut.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5617 seconds (0.1#10.140)