FSTM Sebut Masjid Tempat Berdakwah dan Beribadah
A
A
A
JAKARTA - Pilkada serentak 2018 untuk 171 daerah masih akan berlangsung sekira lima bulan lagi. Namun, strategi untuk menggaet suara pemilih sudah dilakukan masing-masing kandidat, partai politik (parpol) dan tim pendukung pasangan calon.
Menyikapi hal tersebut, Forum Silaturahim Takmir Masjid (FSTM) meminta kepada elite parpol dan tim sukses agar tidak menjadikan masjid atau rumah ibadah sebagai tempat untuk berkampanye.
Koordinator FSTM se-Jakarta, Husni Mubarak Amir berharap, Masjid dikembalikan fungsinya sebagai ladang dakwah yang tepat yakni untuk mengajak umat senantiasa mengembangkan konsep Islam yang Rahmatan Lil Alamin.
Hal itu disampaikan Husni dalam acara Halaqoh Takmir Mesjid se-Jakarta di Mesjid Assalafiyah Pangeran Jayakarta, Jakarta Timur, Jumat 26 Januari 2018 malam.
Menurutnya, pesta Demokrasi di Jakarta tahun lalu paling tidak menjadi cerminan bahwa fungsi Masjid telah berubah wajah menjadi ladang kampanye politik calon tertentu.
"Ini yang harus diperhatikan, masjid adalah tempat untuk beribadah, tempat untuk berdakwah, tapi dakwah yang dilakukan di mesjid-mesjid itu seharusnya dakwah yang membawa kedamaian," kata Husni dalam sambutannya, Sabtu (27/1/2018).
Dia menambahkan, para pengurus masjid juga harus memastikan para penceramah atau pengisi kegiatan di mesjid-mesjid harus memiliki pemahaman tentang Islam rahmatan Lil Al-Amin atau Islam agama perdamain untuk seluruh golongan, bukan ceramah atau dakwah yang mengotak-kotakan golongan tertentu.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Mesjid Indonesia DKI Jakarta, KH Ma'mun Al-Ayubi menyatakan, mesjid memang menjadi salah satu tempat yang strategis dalam menyampaikan sebuah isu-isu tertentu. Kendati demikian, ia menegaskan, fungsi mesjid seharusnya tidak terjebak pada pragmatisme politik semata.
"Sehingga saya mengimbau, di pilkada serentak nanti, mari kita kembalikan fungsi mesjid dengan sebenar-benarnya. Jangan ada politisasi mesjid di pemilihan kepala daerah di 171 daerah nanti," kata Ma'mun Al-Ayubi.
Menyikapi hal tersebut, Forum Silaturahim Takmir Masjid (FSTM) meminta kepada elite parpol dan tim sukses agar tidak menjadikan masjid atau rumah ibadah sebagai tempat untuk berkampanye.
Koordinator FSTM se-Jakarta, Husni Mubarak Amir berharap, Masjid dikembalikan fungsinya sebagai ladang dakwah yang tepat yakni untuk mengajak umat senantiasa mengembangkan konsep Islam yang Rahmatan Lil Alamin.
Hal itu disampaikan Husni dalam acara Halaqoh Takmir Mesjid se-Jakarta di Mesjid Assalafiyah Pangeran Jayakarta, Jakarta Timur, Jumat 26 Januari 2018 malam.
Menurutnya, pesta Demokrasi di Jakarta tahun lalu paling tidak menjadi cerminan bahwa fungsi Masjid telah berubah wajah menjadi ladang kampanye politik calon tertentu.
"Ini yang harus diperhatikan, masjid adalah tempat untuk beribadah, tempat untuk berdakwah, tapi dakwah yang dilakukan di mesjid-mesjid itu seharusnya dakwah yang membawa kedamaian," kata Husni dalam sambutannya, Sabtu (27/1/2018).
Dia menambahkan, para pengurus masjid juga harus memastikan para penceramah atau pengisi kegiatan di mesjid-mesjid harus memiliki pemahaman tentang Islam rahmatan Lil Al-Amin atau Islam agama perdamain untuk seluruh golongan, bukan ceramah atau dakwah yang mengotak-kotakan golongan tertentu.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Mesjid Indonesia DKI Jakarta, KH Ma'mun Al-Ayubi menyatakan, mesjid memang menjadi salah satu tempat yang strategis dalam menyampaikan sebuah isu-isu tertentu. Kendati demikian, ia menegaskan, fungsi mesjid seharusnya tidak terjebak pada pragmatisme politik semata.
"Sehingga saya mengimbau, di pilkada serentak nanti, mari kita kembalikan fungsi mesjid dengan sebenar-benarnya. Jangan ada politisasi mesjid di pemilihan kepala daerah di 171 daerah nanti," kata Ma'mun Al-Ayubi.
(maf)