Melihat Momen Nostalgia Jokowi Bersama Teman Kampus dan Dosen
A
A
A
YOGYAKARTA - Presiden Joko Widodo menghadiri Dies Natalis ke-68 Univeritas Gadjah Mada (UGM) di Auditorium Graha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta, Selasa (19/12/2017).
Acara tersebut pun menjadi momentum Jokowi untuk mengenang masa-masa kuliahnya di kampus tersebut. Seusai memberikan kuliah umum, Jokowi bernostalgia dengan para sahabat maupun sejumlah mantan dosennya di Fakultas Kehutanan UGM.
Selain bertemu sejumlah sahabat dan kawan seangkatannya yakni angkatan 1980, Jokowi juga bertemu dengan sejumlah dosen, salah satunya dosen pembimbing skripsinya.
Dia sempat meminta dosen pembimbingnya skripsinya saat berkuliah di UGM, yakni Kasmujo itu maju dan berbincang dengannya.
“Seingat saya Pak Kasmujo ini dulu galak. Setiap maju (skripsi-red) selalu dibentak disuruh balik. Tapi sekarang sudah bijak sekali. Tapi tidak tahu yang berubah saya atau Pak Kasmujo,” ujar Jokowi tersenyum.
Jokowi pun sempat mengungkapkan kenangannya saat menjadi mahasiswa UGM. “Ketika saya masuk ingatkan kembali pada Kenangan 37 tahun lalu,sebagai mahasiswa yang rambutnya gondrong celannyaa cutbray. Dahulu cita-cita saya pegawai di perhutani tidak kesampaian, ternyata malah menjadi presiden RI, cita-cita boleh Allah yang berkehendak lain,” tutur Jokowi Saat mengawali kuliah umumnya saat acara Dies Natalis UGM.
Jokowi juga menceritakan tentang dirinya yang tidak bercita-cita menjadi presiden, melainkan menjadi pergawai Perum Perhutani. Bahkan setelah lulus dari fakultas Kehutanan UGM, Jokowi mengaku mendaftar masuk Perhutani, namun tidak diterima.
Menurut Jokowi, apa yang dicapainya saat ini tidak lepas dari
didikan dosennya selama kuliah di UGM. Mereka telah mengajarkan mahasiswa untuk menjadi lulusan yang selalu berkiprah pada masyarakat, bangsa, dan negara.
Kendati demikian, Jokowi mengharapkan UGM tidak terjebak rutinitas. UGM dikatakannya harus mendorong lulusan agar memiliki semangat kewirausahaan dan mencetak sociopreneur untuk mengantisipasi perubahan teknologi yang kian cepat.
“Saya berharap UGM bisa meningkatkan perannya mengembangkan kewirausahaan dan sociopreneur,’” harapnya.
Acara tersebut pun menjadi momentum Jokowi untuk mengenang masa-masa kuliahnya di kampus tersebut. Seusai memberikan kuliah umum, Jokowi bernostalgia dengan para sahabat maupun sejumlah mantan dosennya di Fakultas Kehutanan UGM.
Selain bertemu sejumlah sahabat dan kawan seangkatannya yakni angkatan 1980, Jokowi juga bertemu dengan sejumlah dosen, salah satunya dosen pembimbing skripsinya.
Dia sempat meminta dosen pembimbingnya skripsinya saat berkuliah di UGM, yakni Kasmujo itu maju dan berbincang dengannya.
“Seingat saya Pak Kasmujo ini dulu galak. Setiap maju (skripsi-red) selalu dibentak disuruh balik. Tapi sekarang sudah bijak sekali. Tapi tidak tahu yang berubah saya atau Pak Kasmujo,” ujar Jokowi tersenyum.
Jokowi pun sempat mengungkapkan kenangannya saat menjadi mahasiswa UGM. “Ketika saya masuk ingatkan kembali pada Kenangan 37 tahun lalu,sebagai mahasiswa yang rambutnya gondrong celannyaa cutbray. Dahulu cita-cita saya pegawai di perhutani tidak kesampaian, ternyata malah menjadi presiden RI, cita-cita boleh Allah yang berkehendak lain,” tutur Jokowi Saat mengawali kuliah umumnya saat acara Dies Natalis UGM.
Jokowi juga menceritakan tentang dirinya yang tidak bercita-cita menjadi presiden, melainkan menjadi pergawai Perum Perhutani. Bahkan setelah lulus dari fakultas Kehutanan UGM, Jokowi mengaku mendaftar masuk Perhutani, namun tidak diterima.
Menurut Jokowi, apa yang dicapainya saat ini tidak lepas dari
didikan dosennya selama kuliah di UGM. Mereka telah mengajarkan mahasiswa untuk menjadi lulusan yang selalu berkiprah pada masyarakat, bangsa, dan negara.
Kendati demikian, Jokowi mengharapkan UGM tidak terjebak rutinitas. UGM dikatakannya harus mendorong lulusan agar memiliki semangat kewirausahaan dan mencetak sociopreneur untuk mengantisipasi perubahan teknologi yang kian cepat.
“Saya berharap UGM bisa meningkatkan perannya mengembangkan kewirausahaan dan sociopreneur,’” harapnya.
(dam)