Ali Berawi: Pemerintah Diharapkan Bikin Kebijakan yang Kondusif

Jum'at, 15 Desember 2017 - 00:24 WIB
Ali Berawi: Pemerintah...
Ali Berawi: Pemerintah Diharapkan Bikin Kebijakan yang Kondusif
A A A
JAKARTA - Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) diharapkan bisa memaksimalkan pembiayaan yang bersumber dari dalam negeri maka pemerintah harus melakukan penegakan hukum dan membuat kebijakan yang kondusif.

Hal itu dikatakan dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI), Mohammed Ali Berawi. Menurutnya, salah satu program utama Presiden Jokowi adalah pembangunan infrastruktur. Investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan infrastruktur mencapai Rp5.500 triliun.

Untuk mengatasi kendala pembiayaan maka yang harus dilakukan pemerintah adalah meningkatkan kelayakan proyek infrastruktur melalui penciptaan nilai tambah dan kerja sama pemerintah dengan badan usaha.

Kata Ali Berawi, penciptaan nilai tambah dilakukan melalui inovasi dalam perencanaan infrastruktur sehingga infrastruktur memiliki beberapa fungsi yang terintegrasi dan mengolaborasi beberapa sektor.

Nilai tambah suatu infrastruktur akan meningkatkan kelayakan proyek pembangunannya sehingga proyek infrastruktur menjadi menarik bagi investor swasta untuk melakukan investasi.

Ali Berawi yang diundang sebagai visiting scholar pada University of Washington, Amerika Serikat awal Desember lalu memaparkan, bagaimana kelayakan proyek infrastruktur dapat ditingkatkan melalui pendekatan rekayasa nilai tambah.

Beberapa studi kasus yang disampaikan Ketua Komisi Kebijakan Strategis Infrastruktur Kadin ini yaitu rencana proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda, Terowongan Prasti, Kereta Api Cepat Jakarta-Surabaya dan Tol Trans Sumatra.

Dalam makalah berjudul Stimulating Innovation and Creating Value-Added Mega Infrastructure Project: Unlocking Financial Availability and Increasing Project Feasibility, Ali Berawi memaparkan bagaimana menghasilkan perencanaan bernilai tambah dalam rangka memaksimalkan manfaat yang dapat dihasilkan dari pembangunan infrastruktur.

"Dalam perencanaannya, proyek kereta api cepat bukan hanya berfungsi untuk kemudahan transportasi dan logistik tetapi juga dapat meningkatkan kegiatan produktivitas bisnis dan pengembangan wilayah di sepanjang sembilan jalur alternatif Jakarta-Surabaya," kata Ali Berawi dalam siaran pers, Kamis (14/12/2017).

Ali Berawi menambahkan, pengembangan wilayah tersebut akan menghubungkan dan menciptakan kawasan baru untuk industri dan pariwisata dan bahkan pengembangan Kota Walini sebagai Silicon Valley dan technology park Indonesia.

"Hal ini dapat meningkatkan kelayakan dan manfaat dari pembangunan kereta api cepat," jelasnya.

Investor di Indonesia juga sempat merancang mega proyek Jembatan Selat Sunda sebelum akhirnya dibatalkan pembangunannya. Pada rancangan mega proyek tersebut, jembatan sepanjang 30 Km itu akan memberikan manfaat di berbagai sektor yaitu transportasi, energi, telekomunikasi, pariwisata dan pengembangan kawasan industri.

Dalam rancangannya, jembatan Selat Sunda berfungsi sebagai infrastruktur untuk mendistribusikan minyak dan gas serta sebagai pembangkit listrik dengan memanfaatkan tenaga pasang surut.

Jembatan Selat Sunda juga dirancang sebagai rel kereta api gantung berjalur ganda. Sementara di sektor telekomunikasi, serat optik sepanjang 29 Km akan ditanamkan pada jembatan. Pembangunan Jembatan Selat Sunda juga akan meningkatkan perekonomian melalui pengembangan area industri seluas 5.000 Ha dan destinasi wisata.

Selain memberikan nilai tambah pada proyek infrastruktur, menurut Ali Berawi, kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) juga dapat meningkatkan kelayakan pembangunan infrastruktur.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1194 seconds (0.1#10.140)