Berdayakan TKI Bermasalah, Mendes Ajak Kembali ke Desa

Senin, 04 Desember 2017 - 17:59 WIB
Berdayakan TKI Bermasalah,...
Berdayakan TKI Bermasalah, Mendes Ajak Kembali ke Desa
A A A
JAKARTA - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mengajak para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bermasalah di luar negeri untuk kembali ke desa.

Dia menegaskan saat ini banyak program pembangunan di kawasan perdesaan memiliki potensi menyerap banyak tenaga kerja.

“Kami mempunyai berbagai program pembangunan di kawasan perdesaan. Dengan pengalaman kalian di luar negeri, kami yakin anda semua bisa menjadi contoh bagi masyarakat desa di lingkungan kalian,” tutur Menteri Eko di hadapan puluhan TKI Bermasalah (TKIB) saat pembukaan Pendidikan dan Pelatihan TKI Purna dalam Program Saya Ingin Sukses di Balai Besar Pengembangan Latihan Masyarakat (BBPLM), Jakarta, Senin (4/12/2017).

Hadir dalam acara itu Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenagar Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid, Dubes Indonesia untuk Malaysia Rusdi Kirana, Dirut BRI Suprajarto, dan Dirjen Protokolor dan Konsuler Kemenlu Andri Hadi.

Eko mengapresiasi program tersebut karena memfasilitasi para TKIB agar lebih berdaya. Program lintas kementerian/lembaga tersebut dapat membantu para TKIB agar tidak putus asa setelah mendapatkan masalah di luar negeri.

Melalui program ini, Eko yakin para TKIB bisa mandiri dengan berwirausaha. “Kami mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan oleh Duta Besar Indonesia untuk Malaysia dalam upaya mengatasi permasalahan TKI di Malaysia, salah satunya melalui pelaksanaan Program 'Saya Mau Sukses',” ujarnya.

Dia menegaskan jika Kemendes PDTT siap memfasilitasi TKIB untuk mendapatkan pelatihan keterampilan seperti menjahit, membuat usaha kuliner, kerajinan, hingga berwirasusaha.

Melalui berbagai pelatihan tersebut, kata dia, TKIB tidak lagi hanya bergerak di sektor informal saat terjun di dunia kerja nyata. "Dengan kerja sama yang banyak pihak seperti BRI dan kalangan swasta seperti Lion Group, para TKI Purna tidak akan kesulitan dalam persoalan dana dan pemasaran hasil usaha mereka,” ujarnya.

Eko mengatakan, saat ini alokasi dana desa terus bertambah tiap tahun. Besaran dana tersebut diimplementasikan dalam banyak program yang mampu menyerap jutaan tenaga kerja.

Apalagi, kata dia, mulai tahun depan akan ada program padat karya cash yang mengalokasikan minimal 30% dari dana desa atau setara Rp18 triliun.

“Jadi ada Rp18 triliun dari dana desa untuk program tersebut, berdasarkan analisa kami dana tersebut bisa menyerapnya sedikitnya 5,7 juta tenaga kerja. Ini tentu peluang yang harus dimanfaatkan oleh para TKIB,” ujarnya.

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengharapkan para TKIB bisa tumbuh menjadi wirausahawan produktif yang berorientasi pada pasar kerja.

Oleh karena itu, sambung dia, mereka harus aktif mengikuti berbagai pelatihan, baik yang disediakan oleh pemerintah maupun kalangan swasta.

Para TKIB diimbaunya untuk mencoba untuk berpikir lebih maju dengan cermat melihat apa yang saat ini dibutuhkan oleh pasar.

“Kalau mempunyai passion di bidang jahit menjahit, jangan hanya berpikir menjadi penjahit biasa tetapi harus berpikir untuk bisa menjadi desainer sehingga mempunyai nilai lebih tinggi,” katanya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1869 seconds (0.1#10.140)