Ini Alasan Nama Siklon Tropis Diambil dari Nama Buah dan Bunga
A
A
A
JAKARTA - Nama Siklon Tropis Cempaka beberapa hari terakhir ini menghiasi sejumlah media massa di negeri ini. Tahukah Anda, setiap siklon tropis memiliki nama masing-masing.
Kabag Humas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmiko menjelaskan, penamaan Cempaka terhadap siklon tropis yang mulai lahir pada Senin 27 November 2017 kemarin bukan tanpa alasan. Menurut Hary, tiap siklon tropis memiliki nama masing-masing.
Di Samudra Atlantik dan di sekitar Australia, siklon tropis diberi nama seperti nama manusia. "Misalnya, ada Siklon Tropis Andrew yang pernah menyapu bersih Pantai Florida pada tahun 1992, atau Siklon Tropis Tracy yang meratakan 80% pemukiman di Darwin pada tahun 1998 silam," kata Hary pada SINDOnews Rabu, 29 November 2017 kemarin.
Selanjutnya, di Samudra Pasifik Barat, nama Siklon Tropis bisa lebih bervariasi seperti misalnya siklon tropis Anggrek (nama bunga), Durian (nama buah), Nuri (burung parkit bermahkota biru), Halong (nama teluk di Vietnam), Mekhala (bidadari guntur), Bavi (nama deretan pegunungan di Vietnam bagian Utara), hingga Fengshen (dewa angin).
Hary mengungkapkan, penamaan dan pengawasan perkembangan siklon tropis di Indonesia berada di bawah wewenang Jakarta Tropical Cycole Warning Center. Hal itu dikarenakan siklon lahir di wilayah Indonesia yaitu 6LU -10LS hingga 90-145 BT.
"Nama Cempaka diberikan bukan tanpa sebab. Indonesia dan badan meteorologi di seluruh dunia telah punya kesepakatan dalam pemberian nama. Siklon Tropis itu badai, kalau Cempaka nama badai yang diberikan," ungkapnya.
Hary menuturkan, sebelum nama bunga, BMKG sempat menggunakan nama wayang. "Ada dua kelompok nama yang sudah terlebih dahulu disediakan oleh BMKG. Sebelumnya kita pakai nama wayang tetapi kita ubah dengan nama bunga agar netral," tuturnya.
Hary mengatakan, nama Cempaka dipilih karena merupakan siklon tropis ketiga yang terjadi di Indonesia. Nama siklon tropis dipilih sesuai urutan abjadnya. Menurut WMO (World Meteorilogical Organization), penamaan sebuah siklon memiliki tujuan untuk membantu orang mengingat dan memudahkan wartawan untuk menulis.
Untuk penamaan siklon tropis yang terjadi di wilayah Indonesia, BMKG telah menyiapkan nama seperti Anggrek dan Bakung. Masing-masing abjad punya alternatif. A misalnya, jika Anggrek telah dipakai, maka pilihan kemudian adalah Anggur.
"Nama siklon yang sudah dipakai dianggap pensiun, dan nama penggantinya akan ditempatkan sesuai urutan abjad," ujarnya. Menurut Hary, sejumlah Siklon Tropis telah dinamai oleh Indonesia, salah satunya Siklon Tropis Durga di perairan barat daya Bengkulu pada 22-25 April 2008 lalu.
Siklon tropis lainnya adalah Anggrek di perairan barat Sumatera (30 Oktober-4 November 2010) dan Bakung di perairan barat daya Sumatera (11-13 Desember 2014)."Keistimewaan Siklon Tropis Cempaka adalah tempat lahirnya yang berjarak paling dekat dengan daratan dibanding siklon tropis lainnya," ucapnya.
Faktor kedekatan inilah yang membuat efek perubahan cuaca sangat terasa bagi masyarakat di wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Lalu, angin kencang berkekuatan 20 knots berpotensi menghampiri wilayah Banten hingga Yogyakarta. Sementara itu, gelombang tinggi 1,25-2,5 meter mungkin terjadi di Selat Sunda bagian utara, Laut Jawa bagian tengah, perairan utara Jawa Timur hingga Kepulauan Kangean, Laut Sumbawa, Selat Bali - Selat Alas - Selat lombok bagian selatan, serta perairan selatan Bali hingga Pulau Sumba.
Berikut daftar nama Siklon Tropis di Indonesia
Pada list A terdapat nama Anggrek, Bakung, Cempaka, Dahlia, Flamboyan, Kenanga, Lili, Mangga,Seroja, Teratai. Untuk list B nama yang masih disiagakan antara lain; Anggur, Belimbing Dukuh, Jambu, Lengkeng, Melati, Nangka, Pisang, Rambutan dan Sawo.
Menurut Hary, sebuah siklon tropis baru diberi nama ketika siklon tropis tersebut telah muncul."Tahapannya seperti ini, saat akan muncul siklon tropis belum memiliki nama dan disebut bibit. Dari bibit meningkat menjadi badai, sampai mau muncul harus ada namanya. Kayak orang hamil lah mengandung kan cari nama nih. Kapan anaknya mau dikasih nama? Ya pada saat lahir,” ujarnya.
Kabag Humas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmiko menjelaskan, penamaan Cempaka terhadap siklon tropis yang mulai lahir pada Senin 27 November 2017 kemarin bukan tanpa alasan. Menurut Hary, tiap siklon tropis memiliki nama masing-masing.
Di Samudra Atlantik dan di sekitar Australia, siklon tropis diberi nama seperti nama manusia. "Misalnya, ada Siklon Tropis Andrew yang pernah menyapu bersih Pantai Florida pada tahun 1992, atau Siklon Tropis Tracy yang meratakan 80% pemukiman di Darwin pada tahun 1998 silam," kata Hary pada SINDOnews Rabu, 29 November 2017 kemarin.
Selanjutnya, di Samudra Pasifik Barat, nama Siklon Tropis bisa lebih bervariasi seperti misalnya siklon tropis Anggrek (nama bunga), Durian (nama buah), Nuri (burung parkit bermahkota biru), Halong (nama teluk di Vietnam), Mekhala (bidadari guntur), Bavi (nama deretan pegunungan di Vietnam bagian Utara), hingga Fengshen (dewa angin).
Hary mengungkapkan, penamaan dan pengawasan perkembangan siklon tropis di Indonesia berada di bawah wewenang Jakarta Tropical Cycole Warning Center. Hal itu dikarenakan siklon lahir di wilayah Indonesia yaitu 6LU -10LS hingga 90-145 BT.
"Nama Cempaka diberikan bukan tanpa sebab. Indonesia dan badan meteorologi di seluruh dunia telah punya kesepakatan dalam pemberian nama. Siklon Tropis itu badai, kalau Cempaka nama badai yang diberikan," ungkapnya.
Hary menuturkan, sebelum nama bunga, BMKG sempat menggunakan nama wayang. "Ada dua kelompok nama yang sudah terlebih dahulu disediakan oleh BMKG. Sebelumnya kita pakai nama wayang tetapi kita ubah dengan nama bunga agar netral," tuturnya.
Hary mengatakan, nama Cempaka dipilih karena merupakan siklon tropis ketiga yang terjadi di Indonesia. Nama siklon tropis dipilih sesuai urutan abjadnya. Menurut WMO (World Meteorilogical Organization), penamaan sebuah siklon memiliki tujuan untuk membantu orang mengingat dan memudahkan wartawan untuk menulis.
Untuk penamaan siklon tropis yang terjadi di wilayah Indonesia, BMKG telah menyiapkan nama seperti Anggrek dan Bakung. Masing-masing abjad punya alternatif. A misalnya, jika Anggrek telah dipakai, maka pilihan kemudian adalah Anggur.
"Nama siklon yang sudah dipakai dianggap pensiun, dan nama penggantinya akan ditempatkan sesuai urutan abjad," ujarnya. Menurut Hary, sejumlah Siklon Tropis telah dinamai oleh Indonesia, salah satunya Siklon Tropis Durga di perairan barat daya Bengkulu pada 22-25 April 2008 lalu.
Siklon tropis lainnya adalah Anggrek di perairan barat Sumatera (30 Oktober-4 November 2010) dan Bakung di perairan barat daya Sumatera (11-13 Desember 2014)."Keistimewaan Siklon Tropis Cempaka adalah tempat lahirnya yang berjarak paling dekat dengan daratan dibanding siklon tropis lainnya," ucapnya.
Faktor kedekatan inilah yang membuat efek perubahan cuaca sangat terasa bagi masyarakat di wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Lalu, angin kencang berkekuatan 20 knots berpotensi menghampiri wilayah Banten hingga Yogyakarta. Sementara itu, gelombang tinggi 1,25-2,5 meter mungkin terjadi di Selat Sunda bagian utara, Laut Jawa bagian tengah, perairan utara Jawa Timur hingga Kepulauan Kangean, Laut Sumbawa, Selat Bali - Selat Alas - Selat lombok bagian selatan, serta perairan selatan Bali hingga Pulau Sumba.
Berikut daftar nama Siklon Tropis di Indonesia
Pada list A terdapat nama Anggrek, Bakung, Cempaka, Dahlia, Flamboyan, Kenanga, Lili, Mangga,Seroja, Teratai. Untuk list B nama yang masih disiagakan antara lain; Anggur, Belimbing Dukuh, Jambu, Lengkeng, Melati, Nangka, Pisang, Rambutan dan Sawo.
Menurut Hary, sebuah siklon tropis baru diberi nama ketika siklon tropis tersebut telah muncul."Tahapannya seperti ini, saat akan muncul siklon tropis belum memiliki nama dan disebut bibit. Dari bibit meningkat menjadi badai, sampai mau muncul harus ada namanya. Kayak orang hamil lah mengandung kan cari nama nih. Kapan anaknya mau dikasih nama? Ya pada saat lahir,” ujarnya.
(whb)