Menristek Dikti dan Gubernur Jateng Main 'Semar Mbangun Kayangan'
A
A
A
SEMARANG - Menristek Dikti M Nasir, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, beserta beberapa pejabat beradu akting memainkan tokoh wayang orang di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Jawa Tengah, Jumat (3/11/2017). Pagelaran wayang orang itu untuk memperingati Dies Natalis ke-60 Undip.
Pementasan itu sedianya juga akan diikuti Mendagri Tjahjo Kumolo, namun berhalangan hadir. Rektor, wakil rektor, dekan, dan 60 guru besar Undip turut meramaikan pentas yang diselenggarakan di Auditorium Imam Bardjo, Kampus Pleburan, pukul 19.00-22.30 WIB. Sementara penggarapan naskah dan seni peran dipercayakan kepada kelompok seniman Ngesti Pandowo. (Baca juga: Menteri, Gubernur, dan Guru Besar Akan Beradu Akting di Undip )
"Ini adalah upaya untuk menguri-uri budaya, sekaligus untuk memeringati Dies Natalis Undip. Harapannya generasi muda bisa melestarikan budaya ini agar tak punah," ujar M Nasir sebelum naik ke panggung pertunjukan, Jumat (3/11/2017) malam.
Pagelaran wayang orang ini mengusung lakon cerita "Semar Mbangun Kahyangan". Semar yang digambarkan sebagai Sang Pamomong, merupakan tokoh sentral dalam jagad pewayangan, sekaligus menjadi pengasuh para raja dan kesatria.
"Dikisahkan bahwa Semar (Ketua SA) gelisah dan tak puas dengan kepemimpinan Bathara Guru (Rektor) yang kebijakannya dipengaruhi oleh istrinya. Akibat ini Semar/Sang Hyang Ismaya ingin mbangun istana tandingan. Singkat cerita, karena kepemimpinan yg tidak bijak tersebut, Bathara Guru ditegur oleh Sang Hyang Widi (Menristek Dikti)," kata Rektor Undip, Yos Johan Utama.
Dia menandaskan bahwa Semar adalah teladan, kaca benggala pada semua civitas akademika, karena meskipun berperawakan pendek, bongkok, tapi penuh kemuliaan hati. Demikian pula di dunia akademis, kedalaman ilmu dan perkataan seseorang itu tidak bisa dilihat dari perawakan atau jabatan yang melekat dalam diri seseorang.
Pementasan itu sedianya juga akan diikuti Mendagri Tjahjo Kumolo, namun berhalangan hadir. Rektor, wakil rektor, dekan, dan 60 guru besar Undip turut meramaikan pentas yang diselenggarakan di Auditorium Imam Bardjo, Kampus Pleburan, pukul 19.00-22.30 WIB. Sementara penggarapan naskah dan seni peran dipercayakan kepada kelompok seniman Ngesti Pandowo. (Baca juga: Menteri, Gubernur, dan Guru Besar Akan Beradu Akting di Undip )
"Ini adalah upaya untuk menguri-uri budaya, sekaligus untuk memeringati Dies Natalis Undip. Harapannya generasi muda bisa melestarikan budaya ini agar tak punah," ujar M Nasir sebelum naik ke panggung pertunjukan, Jumat (3/11/2017) malam.
Pagelaran wayang orang ini mengusung lakon cerita "Semar Mbangun Kahyangan". Semar yang digambarkan sebagai Sang Pamomong, merupakan tokoh sentral dalam jagad pewayangan, sekaligus menjadi pengasuh para raja dan kesatria.
"Dikisahkan bahwa Semar (Ketua SA) gelisah dan tak puas dengan kepemimpinan Bathara Guru (Rektor) yang kebijakannya dipengaruhi oleh istrinya. Akibat ini Semar/Sang Hyang Ismaya ingin mbangun istana tandingan. Singkat cerita, karena kepemimpinan yg tidak bijak tersebut, Bathara Guru ditegur oleh Sang Hyang Widi (Menristek Dikti)," kata Rektor Undip, Yos Johan Utama.
Dia menandaskan bahwa Semar adalah teladan, kaca benggala pada semua civitas akademika, karena meskipun berperawakan pendek, bongkok, tapi penuh kemuliaan hati. Demikian pula di dunia akademis, kedalaman ilmu dan perkataan seseorang itu tidak bisa dilihat dari perawakan atau jabatan yang melekat dalam diri seseorang.
(poe)