Nusron Wahid Protes Pemecatan Yorrys Raweyai di Rapat Golkar
A
A
A
JAKARTA - Koordinator bidang Pemenangan Pemilu wilayah I Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Nusron Wahid memprotes keputusan partainya yang mencopot Yorrys Raweyai dari jabatan Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan.
Protes itu disampaikannya dalam rapat pleno DPP Partai Golkar yang digelar tertutup tadi. "Saya enggak setuju," kata Nusron Wahid kepada wartawan usai rapat pleno di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (11/10/2017).
Karena, menurut dia, dalam situasi seperti sekarang ini tidak tepat ada pemecatan. "Nambah orang boleh, karena kita butuh pendukung. Sejelek-jeleknya orang itu punya pendukung, mau 10 ribu, seribu, dua ribu, tiga ribu, sementara kita butuh pengikut," ungkap Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) itu.
Menurutnya, pemecatan itu menimbulkan kekecewaan banyak pihak, tidak hanya Yorrys Raweyai. "Ini kalau dipecat kan kecewa, keluarganya kecewa, temannya kecewa, koleganya kecewa, nanti enggak jadi milih lagi. Sikap saya seperti itu," ungkapnya.
Dirinya berpendapat, seharusnya yang dipecat dari kepengurusan Partai Golkar adalah mereka yang terbukti melakukan korupsi. "Saya sampaikan apa adanya, kenapa, namanya restrukturisasi, revitalisasi itu dalam rangka proses menambah kekuatan demi pemenangan Pemilu mendatang. Tapi sudah diputuskan seperti itu. Kita lihat nanti seperti apa," pungkasnya.
Adapun posisi Yorrys Raweyai digantikan oleh Letnan Jenderal TNI Purnawirawan Eko Wiratmoko. Yorrys dipecat dari jabatan itu karena terlibat dalam rekomendasi yang meminta Setya Novanto diberhentikan sementara dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar.
Protes itu disampaikannya dalam rapat pleno DPP Partai Golkar yang digelar tertutup tadi. "Saya enggak setuju," kata Nusron Wahid kepada wartawan usai rapat pleno di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (11/10/2017).
Karena, menurut dia, dalam situasi seperti sekarang ini tidak tepat ada pemecatan. "Nambah orang boleh, karena kita butuh pendukung. Sejelek-jeleknya orang itu punya pendukung, mau 10 ribu, seribu, dua ribu, tiga ribu, sementara kita butuh pengikut," ungkap Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) itu.
Menurutnya, pemecatan itu menimbulkan kekecewaan banyak pihak, tidak hanya Yorrys Raweyai. "Ini kalau dipecat kan kecewa, keluarganya kecewa, temannya kecewa, koleganya kecewa, nanti enggak jadi milih lagi. Sikap saya seperti itu," ungkapnya.
Dirinya berpendapat, seharusnya yang dipecat dari kepengurusan Partai Golkar adalah mereka yang terbukti melakukan korupsi. "Saya sampaikan apa adanya, kenapa, namanya restrukturisasi, revitalisasi itu dalam rangka proses menambah kekuatan demi pemenangan Pemilu mendatang. Tapi sudah diputuskan seperti itu. Kita lihat nanti seperti apa," pungkasnya.
Adapun posisi Yorrys Raweyai digantikan oleh Letnan Jenderal TNI Purnawirawan Eko Wiratmoko. Yorrys dipecat dari jabatan itu karena terlibat dalam rekomendasi yang meminta Setya Novanto diberhentikan sementara dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar.
(pur)